Masjid Lerabaing Alor : Keunikan, Misteri, dan Saksi Bisu Toleransi di Nusa Tenggara Timur

Penulis : Bunga Erna, Editor : Dina Fitriana

Masjid At-Taqwa Lerabaing di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah dan keindahan alam yang luar biasa. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, namun juga menjadi ikon penting bagi masyarakat setempat. Keberadaannya sebagai pusat peninggalan sejarah dan kegiatan keagamaan memberikan nilai dan kebanggaan yang besar bagi masyarakat setempat.

Salah satu hal yang menarik dari masjid ini adalah arsitektur tradisionalnya yang mencerminkan warisan budaya dan kearifan lokal. Berlokasi strategis di Desa Wakapsir, Kecamatan Abad Selatan, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Masjid ini memiliki desain yang unik sehingga menjadi salah satu tempat wisata religi yang menarik bagi pengunjung. Bukan hanya karena arsitekturnya saja, namun juga karena keistimewaannya.

Beberapa cerita mengemukakan bahwa terdapat juga benda peninggalan di sekeliling masjid. Peninggalan tersebut diantaranya seperti tongkat yang digunakan untuk khotbah, rotan yang digunakan untuk meluruskan shaf dalam barisan sholat, dua buah tasbih, juga terdapat peninggalan berupa alat-alat tajam yang masing-masing mempunyai kegunaan tersendiri. Keberadaan benda-benda peninggalan ini menambah nilai sejarah dan keistimewaan dari Masjid At-Taqwa Lerabaing.

Baca Juga : Suronan: Memelihara Tradisi dan Kebudayaan dalam Kearifan Lokal Jawa

Selain itu, keindahan alam di sekitar masjid juga menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam. Pemandangan masjid di sisi utara pegunungan terjal menambah keunikan tempat ini sebagai tempat beribadah yang damai dan indah. Lokasi strategis masjid ini memberikan suasana yang tenang dan khusyuk bagi para jamaah yang beribadah.

Masjid At-Taqwa Lerabaing juga menjadi simbol kerukunan, bukan sekedar tempat beribadah, tetapi juga toleransi antar umat beragama. Provinsi NTT yang memiliki keberagaman budaya dan agama, menjadikan masjid ini sebagai contoh nyata kerukunan antar masyarakat. Keberadaan masjid ini menjadi cerminan harmonisnya kehidupan beragama di daerah tersebut.

Menurut cerita warga setempat, pada zaman dahulu ketika masjid ini dibangun, seluruh penduduk di sekitarnya diwajibkan untuk bersembunyi. Menariknya, penyangga atau tiang-tiang bangunan masjid tersebut berdiri dengan sendirinya tanpa bantuan atau campur tangan warga. Fenomena ini semakin menambah kesakralan dan keajaiban yang melekat pada Masjid At-Taqwa Lerabaing. Konon, tidak sembarang orang diperbolehkan masuk ke dalam masjid tua ini dan jika seseorang tidur atau menginap di dalamnya, mereka akan mengalami pengalaman yang sulit dijelaskan secara logika. Bukan hanya itu saja, masjid ini juga memiliki banyak kisah unik lainnya. Dahulu saat tentara Portugis berusaha menguasai Pantai Selatan Alor, mereka berkali-kali mencoba menembaki Masjid Lerabaing dengan meriam, namun tembakan mereka selalu meleset atau salah sasaran.

Baca Juga : Potret Keharmonisan Agama di Indonesia : Surabaya Suguhkan 6 Tempat Ibadah yang Berdampingan

Keunikan arsitektur, keindahan alam, serta nilai sejarah dan spiritual yang terkandung di dalamnya, menjadikan Masjid At-Taqwa Lerabaing sebagai salah satu destinasi wisata religi yang menarik di NTT. Keberadaannya tidak hanya memberikan manfaat bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan keharmonisan bagi seluruh masyarakat di wilayah tersebut. Namun, seperti tempat ibadah lainnya, Masjid At-Taqwa Lerabaing juga perlu mendapat perhatian dan pemeliharaan yang baik. Upaya pelestarian dan perawatan masjid ini harus terus dilakukan agar keberadaannya sebagai warisan sejarah dan budaya dapat terjaga dengan baik untuk generasi mendatang.

Masjid ini diharapkan tetap menjadi tempat penting bagi masyarakat setempat dan terus menjadi ikon penting dalam kehidupan beragama di NTT. Sebagai warisan budaya dan sejarah, Masjid At-Taqwa Lerabaing harus terus dijaga dan dilestarikan agar dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang tentang pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Secara keseluruhan, Masjid At-Taqwa Lerabaing merupakan tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah, keindahan alam, dan makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Keberadaan masjid ini tidak hanya memberikan manfaat bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi saksi bisu kerukunan dan toleransi beragama di wilayah tersebut.

Harmoni Budaya dan Agama serta Tradisi Rumah Karang Memadu di Desa Panglipuran Bali

Penulis : Abilah Mei Sinta, Editor : Amarul Hakim

Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa, bukan hanya di daratannya saja tetapi juga lautnya. Di Bali juga memiliki budaya dan adat istiadat  yang unik, yaitu seni dan upacara adatnya.

Selain itu, masyarakat Bali terkenal dengan tingkat toleransi yang tinggi, baik terhadap penduduk lokal maupun turis yang berkunjung. Mereka juga memiliki kepedulian yang besar terhadap alam, terutama lingkungan sekitar. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa desa di Bali dinobatkan sebagai desa terbersih kedua di dunia.

Desa terbersih kedua di dunia ini, bernama Desa Penglipuran yang terletak di kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Nah sebagai salah satu desa di Bali yang disorot dunia, Penglipuran memiliki sebuah peraturan adat istiadat yang unik, peraturan tersebut di beri nama Rumah Karang Memadu. Rumah Karang Memadu ini adalah rumah yang dipergunakan untuk orang yang melakukan poligami.

Baca juga : Perspektif Islam terhadap Kebaya: Antara Tradisi Budaya dan Tuntutan Keagamaan

Rumah Karang Memadu ini merupakan salah satu adat tradisi yang masih dipertahanan di Desa Panglipuran. karena hal ini dianggap sebagai undang-undang yang diterapkan, dimana masyarakat melarang warganya untuk berpoligami. Sehingga warga di desa Panglipuran hanya memiliki satu istri tidak lebih. Pekarangan Rumah Karang Memadu ini sampai sekarang masih kosong, dikarenakan belum ada masyarakat disana yang melakukan poligami sampai sekarang.

Hal tersebut yang mendukung program masyarakat di Panglipuran untuk menjaga dan melestarikannya sampai sekarang. Karena di dalam aweg-aweg (Undang-Undang) tersebut mencakup peraturan setiap kehidupan yang ada di Desa Panglipuran. Setiap orang diatur dalam aweg-aweg termasuk peraturan tidak membuang sampah sembarangan. Setiap peraturan yang ada disana sanksinya berupa sanksi moral. Salah satunya seperti membuat sesajen, meminta maaf kepada Tuhan Yang Maha ESA dan meminta maaf kepada seluruh warga Panglipuran.

Bagi mereka yang melakukan poligami, mereka akan tinggal di karang memadu dan tidak diperkenankan untuk melewati area batas suci yang ada di Desa Penglipuran, termasuk catus pata, tidak boleh menginjakkan kaki di tempat-tempat ibadah, dan tidak boleh bersosialisasi dengan warga lain (dikucilkan secara kasepekang) oleh masyarakat, serta tidak diperkenankan untuk ikut upacara adat di Desa Panglipuran. Dengan sanksi yang begitu keras warga Desa panglipuran tak ada yang berani untuk berpoligami dan tetap menjaga kesetiaannya.

Baca juga : Dialog Lintas Agama dan Kepercayaan antar Tokoh Lembaga Adat Desa Kutorojo

Dari keunikan adat istiadat dan budaya di sana, Bali sering dijadikan rekomendasi oleh para turis dari mancanegara dan mahasiswa hingga siswa dalam negeri sebagai objek penelitian dan kunjungan wisata, seperti kunjungan Mahasiswa KKL dari UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Karena disana memiliki adat istiadat dan budaya yang mengispirasi, serta orang-orang yang patuh terhadap peraturan sehingga bisa menjadi refleksi dan evaluasi bagi kita agar bisa meningkatkan rasa solidaritas, rasa peduli terhadap alam dan rasa menghargai antara sesama serta rasa toleransi yang tinggi. Sehingga kita dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik lagi karena terinspirasi dari Bali.

Menyelami Makna Kata Maulid dan Maulud Mana yang Lebih Tepat?

Penulis: Azzam Nabil H, Editor : Syam

Maulid Nabi Muhammad saw. merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad yang telah menjadi tradisi di berbagai daerah. Sehingga dalam momentum ini, seringkali dijumpai penyebutan yang berbeda di kalangan masyarakat. Di beberapa daerah ada yang menyebutkan maulud nabi atau di bahasa jawa adalah “Muludan.”

Jika dijabarkan lebih rinci, secara bahasa kata Maulid dan Maulud memiliki makna yang berbeda. Maulud dalam amtsilatut tashrif diposisikan sebagai isim maf’ul yang memiliki arti “yang dilahirkan.” Sedangkan Maulid memiliki tiga posisi, yakni sebagai isim masdar mim yang memiliki arti “kelahiran”. Kedua, sebagai isim zaman yang memiliki arti “waktu lahir”. Ketiga, sebagai isim makan yang memiliki arti “tempat lahir”.

Dari penjelasan tersebut, maka tidak tepat jika kita menyebut “Maulud” karena sudah bergeser dari maknanya. Sehingga yang lebih tepat yakni “Maulid” karena masih dalam konteks memperingati dan menghormati kelahiran, waktu kelahiran, dan tempat lahir, Nabi Muhammad saw.

Dengan memahami makna kata tersebut, peringatan maulid nabi akan menjadi lebih indah dan bukan hanya sekedar menjadi perayaan atau memorial belaka, namun dapat meningkatkan sikap kita dalam meneladani sikap Nabi Muhammad saw.

Seperti yang kita semua tahu bahwa ada 4 sifat yang ada pada diri Nabi. Sifat itu di antaranya: sidiq, amanah, fathonah, dan tablig. Sidiq artinya orang yang jujur, amanah adalah dapat dipercaya, fathonah berarti orang yang pandai atau cerdas, dan tablig artinya orang yang menyampaikan. Dengan adanya peringatan maulid nabi, tentu keempat sifat ini seharusnya sudah menyatu di dalam tubuh umat Muslim sebagai bentuk cintanya kepada Nabi Agung Muhammad saw.

Tren Crosshijaber di Media Sosial dalam Perspektif Agama Islam

Penulis: Rizqi Lutfiyani, Editor: Ryuu Pangestu

Busana merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang bahannya terbuat dari bahan-bahan tertentu untuk menutupi sekujur tubuh atau segala sesuatu dipakai, dari  bagian atas kepala hingga ujung kaki. Juga memberikan sebuah kenyamanan serta tampilkan keindahan bagi pemakai seperti pakaiann, aksesoris, atapun riasan wajah. Adapun fungsinya diantaranya ada bisa melingdungi dari berbagai macam cuaca, benda berbahaya, menutupi aurat sesuai ajaran gama atau budaya masing-masing, meningkatkan kepercayaan diri agar tampil lebih baik, dan utamanya membedakan identitas gender antara laki-laki maupun perempuan.

Ditambah seiringnya kemajuan pesat teknologi yang tak bisa dikendalikan, salah satunya media sosial. Saat ini apa saja untuk mencari sebuah informasi dan lain sebagainya sangatlah cepat dengan menggunakan ponsel kemudian bisa berselancar di dalamnya seluasa mungkin. Trend sekarang ini tentunya banyak sekali bermuculan mulai dari trend fashion, trend konten dan lainnya. Semua platform memiliki trendnya berbeda-beda bahkan akan muda di ikuti oleh kalangan lain. Pengguna media yang banyak lantas membawa berbagai trend baru yang mulai bermunculan. Namun tak selamanya trend itu berdampak positif ada pula trend yang membawa dampak negatif bagi diri sendiri atau bahkan orang lain.

Diantaranya ada trend yang sedang marak tersebar yaitu crosshijaber, mungkin sebagai kalangan tidak sadar telah mengikuti trend tersebut. Crosshijaber memiliki arti dimana lelaki memakai pakaian perempuan dengan menutupi wajahnya dengan menggunakan cadar agar tidak diketahui identitasnya. Perlu diingat kembali tujuan dari menyerupai hal-hal tersebut. Padahal Crossshijaber yang dilakukan bisa menyebabkan seseorang secara tidak langsung berbuat yang tidak diinginkan, seperti melecehkan perempuan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Menguak Misi Terselubung: Strategi Israel dalam Konflik Palestina

Hal itu berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang sekitar, dengan lelaki menyerupai perempuan bisa menjadi faktor masalah lain. Bisa saja seorang perempuan akan merasa tidak nyaman disekitarnya. Selain itu, dengan Crosshijaber seorang lelaki akan mudah melecehkan perempuan. Oleh karena itu kita harus waspada dan hati-hati kepada penampilan seseorang. Jangan biarkan hal itu menjadi kebiasaan.

Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan tentang larangan menyerupai lawan jenis:

Surat An-nisa ayat 119

وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَـَٔامُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ ءَاذَانَ ٱلْأَنْعَـٰمِ وَلَـَٔامُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَتَّخِذِ ٱلشَّيْطَـٰنَ وَلِيًّۭا مِّن دُونِ ٱللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًۭا مُّبِينًۭا

Artinya: Dan aku pasti akan menyesatkan mereka, dan pasti akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan pasti akan menyuruh mereka (untuk memotong telinga binatang ternak; dan pasti akan menyuruh mereka (untuk mengubah ciptaan allah).

Dengan adanya peringatan dari surat yang ada di Al-Qur’an tersebut, perlu kita belajar lagi agar bisa memahami kaidah-kaidah penting dalam islam. Mana yang baik dan buruk agar tidak salah dalam bertindak. Boleh-boleh saja jika lelaki memakai gamis (koko gamis), tetapi tidak dengan hijab dan cadar karena itu akan membuat ketidak nyamanan seorang perempuan.

Baca Juga: Semarak Tren Fashion Muslimah di Era Digital: Memadukan Gaya Modern dengan Nilai Syar’i

Selain itu, fenomena crosshijabers ini menuai banyak kritikan dari masyarakat luas. Ada pula orang-orang tak bertanggung jawab memanfaatnya untuk hal-hal negatif atau hanya sekedar memuaskan nafsu akan penasaran sama busana wanita muslim, juga beberapa kasus yang memviralkan jagat maya seperti berita seorang laki-laki menyamar menjadi seorang wanita hanya untuk bisa masuk ke toilet wanita, ikut sholat barisan perempuan hingga parahnya menerobos masuk ke salah satu pondok pesantren. Dengan hal ini, banyak sekali dari mereka menjadi selalu waspada terutama di tempat umum agar tidak terjadi yang tak diinginkan.

Balai Kota Surakarta Sebagai Wadah Harmonisasi Keberagaman Umat di Indonesia

Penulis : Rachmatika Salma Yulianto, Editor : Sirli Amry

Surakarta atau yang kerap dikenal dengan sebutan Solo, tidak hanya terkenal dengan keindahan budaya dan kekayaan tradisinya, tetapi juga kerukunan umat beragamanya. Sama halnya dengan berbagai kota di Indonesia, Kota Surakarta juga mengupayakan kerukunan dengan memahami perbedaan dan keberagaman. Dengan menjadikanya salah satu pilar penting dalam pembangunan pemerintahan kota Surakarta.

Pentingnya toleransi antar umat beragama dalam membangun harmoni sosial di Surakarta tidak dapat diragukan lagi. Dalam masyarakat yang beragam seperti Surakarta, keselarasan antara umat beragama menjadi pondasi utama dalam menciptakan kerukunan dan perdamaian. Melalui toleransi, masyarakat Surakarta mampu menjalin hubungan yang harmonis, menghormati perbedaan, dan saling mendukung dalam membangun kota yang lebih baik.

Dalam berberapa tahun terakhir, kota ini telah menunjukan komitmen yang kuat untuk memupuk dan mempromosikan toleransi antar umat beragama. Upaya untuk menciptakan harmoni dalam keberagaman menjadi prioritas utama bagi pemerintah Kota Surakarta. Hal ini jelas terlihat pada saat Kota Surakarta memperoleh skor 5,883 dan berada di posisi keempat dari 10 kota-kota yang paling toleran. Dalam Laporan Indeks Kota Toleran (IKT) tahun 2022 yang dilakukan oleh SETARA Institute menunjukan bahwa Surakarta menjadi salah satu kota yang memiliki tingkat toleransi yang baik.

Baca Juga: Sedekah Bumi: Tradisi Syukur, Kepedulian Sosial, dan Pelestarian Alam untuk Generasi Mendatang

Dalam suatu kota pasti mempunyai bangunan ikonik yang memiliki fungsi sebagai maskot serta ciri khas suatu wilayah. Kota Surakarta sendiri memiliki balai kota yang berfungsi bukan hanya sekedar bangunan ikonik di tengah kota. Balai Kota Surakarta lebih dari sekedar menjadi bangunan ikonik ditengah kota, melainkan menjadi pusat kegiatan administratif dan operasional yakni sebagai ”rumah” bagi pemerintah Kota Surakarta. Dalam konteks toleransi, Balai Kota Surakarta berperan sebagai ruang netral atau tempat bagi orang-orang dari berbagai latar belakang untuk menjalin kerukunan dan memupuk rasa toleransi melalui berbagai pertemuan yang diselenggarakan. Balai kota ini mencerminkan semangat inklusivitas dan penghargaan terhadap perbedaan. Selain itu, balai kota ini juga memberikan kontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih toleran dan harmonis.

Salah satu upaya yang dilakukan Kota Surakarta adalah menjadikan Balai Kota Surakarta wadah aktivitas terbuka untuk perayaan keagamaan. Diawali pada awal tahun 2023 dalam perayaan imlek bagi masyarakat etnis tionghoa. Dengan memberikan berbagai hiasan imlek berupa lampion-lampion serta ornamen pernak-pernik imlek lainnya yang terpasang di kawasan balai kota, termasuk Jalan Jendral Soedirman hingga kawasan Pasar Gede. Perayan ini sudah dilaksanakan Pemerintah Kota Surakarta sejak tahun 2011 secara rutin hingga sekarang. Perayaan imlek juga dibarengi dengan Event Grebeg Suudiro yang merupakan perayaan kebudayaan dari masyarakat jawa.

Tak lama setelah perayaan Imlek 2023, Perayaan Nyepi 2023 bagi umat Hindu juga diselenggarakan pertama kalinya dengan dukungan Pemerintah Kota Surakarta. Acara ini juga diiringi berbagai rangkaian perayaan Nyepi berupa festival Ogoh-ogoh yang digelar di Plaza Balai Kota. Panjor janur kuning juga menghiasi sepanjang Jalan Jendral Sudirman. Masyarakat dari berbagai lintas agama dan budaya pun turut menyaksikan dan memeriahkan acara tersebut. 

Memasuki bulan Ramadhan 1444 H/ 2023, ornamen khas Ramadhan bergantian menghiasi Plaza Balai Kota. Kampung Ramadhan juga digelar sepanjang Bulan Ramadhan yang berlokasi di sisi utara balai kota dengan menjual berbagai jajanan dan takjil oleh puluhan UMKM. Seluruh warga masyarakat Kota Surakarta turut menikmati kehadiran Kampung Ramadhan tersebut baik dari beragam etnis dan kepercayaan.

Baca Juga : Sedekah Bumi: Tradisi Syukur, Kepedulian Sosial, dan Pelestarian Alam untuk Generasi Mendatang

Selanjutnya, disusul Perayaan Natal 2023, umat kristiani diberikan kesempatan yang sama dalam menggelar perayaan Natal di Plaza Balai Kota, dengan memutar dan menyanyikan lagu-lagu Rohani. Ornamen Natal juga menghiasi sepanjang Jalan Jendral Sudirman dan kawasan balai kota, seperti replika pohon natal serta ornamen lainya.

Dalam perjalanan menjelajahi Kota Solo, kita tidak hanya disuguhi dengan pemandangan arsitektur yang memukau dann kekayaan budayanya. Melainkan harmoni toleransi antar umat beragama juga dapat kita rasakan saat menjelajahi kota tersebut. Kota ini adalah bukti nyata bahwa keberagaman kepercayaan dapat bersatu dalam kerukunan dan menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan menghargai.

Balai Kota Surakarta hanyalah wadah bagi kerukunan umat beragama melalui perayaan yang diselenggarakan oleh berbagai umat beragama. Kesadaran masyarakat juga berperan penting dalam menjaga kerukunan yang sudah terjalin. Dengan demikian, mari bersama-sama merayakan kerukunan umat beragama di Kota Solo dan menjadikannya sebagai teladan bagi kota-kota lain di Indonesia. 

Sedekah Bumi: Tradisi Syukur, Kepedulian Sosial, dan Pelestarian Alam untuk Generasi Mendatang

Penulis :  Elsa Juni Setyowati, Editor : Amarul Hakim

Sedekah bumi, sebuah tradisi yang kaya makna dan nilai, telah menjadi bagian integral dari budaya dan spiritualitas banyak masyarakat di seluruh dunia. Tradisi ini bukan sekadar tentang memberikan sebagian dari hasil bumi kepada yang membutuhkan, tetapi juga mengajarkan tentang rasa syukur, kepedulian terhadap sesama, dan kesadaran akan pentingnya berbagi rezeki. 

Di berbagai belahan dunia, sedekah bumi diperingati dengan cara yang berbeda-beda, tetapi intinya tetap sama: mengakui karunia-karunia yang diberikan oleh alam dan berbagi dengan orang lain, terutama yang kurang beruntung. Dalam konteks agraris, seperti di banyak masyarakat agraris di Asia Tenggara, sedekah bumi merupakan ungkapan terima kasih kepada alam atas hasil panen yang melimpah.

Sedekah bumi bukan hanya tentang memberi dari hasil pertanian. Dalam era modern ini, konsep sedekah bumi telah berkembang untuk mencakup segala bentuk rezeki yang diterima, termasuk rezeki dari pekerjaan, bisnis, atau usaha lainnya. Ini mengajarkan kita untuk tidak hanya berterima kasih atas hasil bumi secara harfiah, tetapi juga atas segala bentuk nikmat yang kita terima dalam hidup.

Baca juga : Dialog Kebudayaan: Hidup Harmonis dengan Budaya Warga Desa Rowolaku

Sedekah bumi juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Melalui tradisi ini, kita diajarkan untuk memperhatikan kebutuhan orang lain di sekitar kita dan untuk berbagi dengan mereka. Ini menciptakan rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial, dan memperkuat hubungan antar individu.

Dalam  proses pelaksanaannya, sedekah bumi membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat mulai dari menyiapkan bahan, menentukan hari yang baik, menyusun baik sumberdaya yang akan disedekahkan dan rangkaian acaranya. Langkah-langkah ini jelas membutuhkan kreatifitas kaum muda, hasil tani para orang tua dan juga pelaksanaan filosofis dari tetua adat sehingga dibutuhkan gotong royong dan saling menghargai antar generasi.

Selain itu, sedekah bumi juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Dengan menghargai hasil bumi yang diberikan kepada kita, kita juga diingatkan untuk bertanggung jawab terhadap alam ini. Ini mencakup praktik-praktik berkelanjutan dalam pertanian dan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, untuk memastikan bahwa kita dapat terus menikmati karunia-karunia alam ini dalam jangka panjang.

Baca juga : Merangkai Tradisi: Keberagaman dan Kekuatan Identitas dalam Nyadran Gunung Silurah

Namun, meskipun nilai-nilai sedekah bumi begitu penting, tradisi ini tidak selalu mudah dijalankan dalam dunia modern yang serba cepat ini. Terkadang, kesibukan, keserakahan, atau ketidakpedulian membuat kita lupa akan pentingnya berbagi dan bersyukur. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengingat dan merayakan tradisi ini, tidak hanya sebagai sebuah ritual, tetapi sebagai sebuah gaya hidup.

Sedekah bumi mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya didapatkan melalui akumulasi kekayaan atau keberhasilan pribadi, tetapi juga melalui kemampuan kita untuk berbagi dan peduli terhadap orang lain. Itulah sebabnya, dalam setiap langkah hidup kita, mari kita selalu mengingat dan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh tradisi sedekah bumi: rasa syukur, kepedulian, dan keberlanjutan.

Puncak Harmoni Agama Dalam Seni Dan Arsitektur Goa Sunyaragi Cirebon

Penulis: Risky Ardian, Editor: Ika Amiliya Nurhidayah

Goa Sunyaragi, dengan segala keindahan dan kompleksitasnya, melambangkan bukan hanya sebuah situs bersejarah, tetapi juga karya seni dan arsitektur yang mencerminkan moderasi beragama. Di antara lorong-lorong dan ruang-ruangnya yang gelap, terdapat jejak-jejak yang menghubungkan tradisi-tradisi keagamaan yang berbeda. Dari relief-relief yang menceritakan kisah-kisah epik Hindu, hingga detil-detil seni Buddha yang mempesona, serta kata-kata bijak Islam yang tertulis indah di dinding-dindingnya, goa ini menjadi simbol harmoni antar-umat beragama.

Goa Sunyaragi merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai kulturalnya. Melihat corak goa tersebut dalam konteks moderasi beragama, dapat dilihat bahwa ada beberapa elemen yang bisa ditarik sebagai representasi dari moderasi dalam praktik keagamaan.

Baca Juga: Tradisi Pesta Giling Tebu: Mengenal lebih dalam Warisan Budaya Kota Pekalongan

Pertama, goa tersebut merupakan simbol harmoni antara agama-agama yang berbeda. Dalam goa tersebut terdapat beragam simbol keagamaan dari tradisi Hindu, Buddha, dan Islam. Kehadiran simbol-simbol tersebut mencerminkan toleransi dan kerukunan antar-umat beragama. Hal ini penting dalam konteks moderasi beragama karena menunjukkan bahwa meskipun perbedaan kepercayaan ada, namun ada ruang bagi semua keyakinan untuk hidup berdampingan secara damai.

Kedua, arsitektur dan seni relief yang terdapat di dalam goa tersebut mungkin menggambarkan pesan-pesan universal tentang perdamaian, cinta, dan harmoni. Pesan-pesan ini dapat diinterpretasikan secara inklusif oleh semua penganut agama, tanpa memandang perbedaan kepercayaan. Dalam konteks moderasi beragama, hal ini menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai universal yang dapat menyatukan umat beragama dalam semangat persaudaraan.

Ketiga, Goa Sunyaragi juga dapat menjadi tempat untuk refleksi dan meditasi bagi pemeluk berbagai agama. Keberadaan tempat suci yang bersahaja seperti goa tersebut dapat menjadi tempat bagi individu untuk menggali makna spiritual dalam kehidupan mereka, tanpa harus terjebak dalam pertentangan dogma keagamaan yang keras. Dalam hal ini, Goa Sunyaragi dapat menjadi simbol praktik spiritual yang moderat dan inklusif.

Baca Juga: Batik Warisan Budaya Yang Mendunia

Sebagai warisan budaya Indonesia yang berharga, Goa Sunyaragi mengajarkan kita bahwa harmoni agama bukanlah sekadar impian, tetapi sesuatu yang bisa diwujudkan melalui penghargaan terhadap perbedaan dan kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai. Dalam keragaman kita, terdapat kekuatan untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana setiap individu dihargai atas keunikan dan kepercayaannya.

Menyoroti Bahaya Bermain Game Online Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental Dan Sosial

Penulis: Muhammad Nadhiful Akmal, Editor: Tegar Dwi Pangestu

Seperti yang kita ketahui bermain game sangat menghibur dikala sedang istirahat namun ada satu kasus berada dikalangan anak-anak yang bermain game online hingga mengakibatkan kekerasan. Termasuk salah satunya kejadian yang dialami siswi SMK di bogor berinisial AYNCR biasa dipanggil N. (TribunNewsBogor.com., Senin, 3 Juni 2024 11:27 WIB).

Kasus ini masih menjadi bahan perbincangan warga bogor. Berdasarkan ceritanya, Polisi pernah menjemput salah satu mahasiswa di Malang, Jawa Timur yang diduga ternyata menemukan percakapan N dengan mahasiswa tersebut. Mahasiswa tersebut bahkan sempat menjadi saksi dalam kasus N bogor. Mahasiswa itu diperiksa atas hubungannya dengan korban. Korban yang berusia 18 tahun ini tewas ditusuk di gang kecil arah Jalan Riau. Sampai saat itu polisi sama sekali tak menangkap pelakunya. Padahal menurut ayah korban, polisi telah menyita HP, laptop, hingga buku harian korban. Ayah korban mengatakan polisi telah menemukan percakapan jejak korban di sebuah game onlinenya. Korban melakukan percakapan dengan seseorang yang berasal dari Malang, Jawa Timur.

Polisi menemukan percakapan antara N dan seseorang dari Malang di game tersebut sebelum kematiannya. Orang tersebut ternyata pernah ke Bogor untuk menemui pacarnya di Cibinong, bukan N. Hingga kini, polisi tidak menemukan bukti lain di ponsel korban yang mengarah pada keterlibatan orang itu sebagai pelaku. Kasat Reskrim Polresta Bogor menyatakan bahwa mereka masih mencari bukti tambahan untuk menguatkan penyelidikan dan menetapkan tersangka. Selama lima tahun, polisi telah memeriksa 34 saksi, tetapi belum ada bukti kuat untuk menetapkan tersangka.

Baca Juga: Program Sekolah Ramah Anak (SRA) Dan Kontribusi Pemerintah Dalam Menurunkan Tingkat Kekerasan Terhadap Anak Di Indonesia

Dari kasus diatas ada keterkaitan dengan informasi yang dikutip dari detiknews.com satu bulan yang lalu bahwa pemerintah ancam blokir game yang mengandung kekerasan. Dalam hal ini pemerintah memberikan solusi seperti mengancam akan diblokir game yang mengandung kekerasan dengan mengatakan “bisa saja ada pemblokiran jika tidak sesuai dengan klasifikasi permenkominfo tersebut. Terutama untuk konten-konten yang mengandung kekerasan, perilaku konten yang mengandung kekerasan, perilaku seksual yang menyimpang, bahkan judi online,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Nahar dalam keterangan yang diterima, Senin (22/4/2024)

Bermain game online dapat menjadi hiburan yang menyenangkan, tetapi kita juga perlu menyadari bahayanya. Dampaknya terhadap kesehatan mental dan sosial bisa sangat merugikan jika tidak diatur dengan baik. Ketergantungan pada game online dapat mengganggu keseimbangan hidup, memicu isolasi sosial, dan bahkan menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk membatasi waktu bermain, menjaga keseimbangan antara aktivitas online dan offline, serta memastikan bahwa permainan yang dimainkan tidak mengandung konten yang merusak.

Selain itu, bermain game online juga dapat menimbulkan risiko keamanan dan privasi. Banyak game online yang meminta informasi pribadi dari pemain, dan jika tidak diatur dengan hati-hati, informasi tersebut bisa disalahgunakan. Selain itu, ada risiko terlibat dalam perilaku yang tidak etis atau ilegal dalam game online, seperti penipuan atau pelecehan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan dampak potensial dan mengambil langkah- langkah perlindungan yang tepat saat bermain game online.

Juga bisa mempengaruhi fisik. Terlalu banyak duduk dan kurang aktivitas fisik dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, nyeri punggung, dan gangguan postur. Dari sisi perkembangan pribadi, waktu yang berlebihan di depan layar dapat menghambat keterampilan hidup penting seperti manajemen waktu, tanggung jawab, dan produktivitas. Pendekatan yang seimbang dan bijaksana dalam bermain game sangat diperlukan, termasuk batasan waktu dan diversifikasi aktivitas harian untuk memastikan kesehatan mental, sosial, dan fisik yang optimal.

Baca Juga: Pentingnya Edukasi pada Remaja, Mahasiswa KKN Kolaborasi PTKIN Adakan Sosialisasi Perkembangan Remaja di SMP N 04 Bumijawa

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ambil pelajaran bahwa masyarakat dan keluarga harus lebih sadar akan tanda-tanda ketergantungan dan menyediakan dukungan yang diperlukan untuk mendorong interaksi sosial yang sehat dan keterlibatan dalam kegiatan fisik. Program pendidikan dan kampanye kesadaran dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang bahaya potensial dan cara mengelolanya. Pemerintah dan penyedia layanan game juga memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan penggunaan yang sehat melalui regulasi dan fitur yang membatasi penggunaan berlebihan. Dengan demikian, kita dapat menikmati manfaat hiburan dari game online tanpa mengorbankan kesehatan mental dan sosial. Dalam lingkungan sekolah perlu menyediakan guru bk yang berada dalam sekolah tersebut ikut serta mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa siswinya agar hal ini tidak menimbulkan kejadian itu terulang kembali.

Tradisi Pesta Giling Tebu: Mengenal lebih dalam Warisan Budaya Kota Pekalongan

Penulis: Hikmatul Ismila Nasthasya, Editor: Sirli Amry

Pekalongan memiliki banyak budaya dan adat istiadat yang unik serta menarik, salah satunya adalah Tradisi Pengantin Glepung Pesta Giling Tebu. Tradisi ini sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat daerah Pekalongan tepatnya di Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Setiap satu tahun sekali, masyarakat disana selalu menyelenggarakan tradisi tersebut. Pelaksanaan tradisi ini dianggap sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan pemanjatan doa ketika memasuki musim panen tebu dengan harap guna kelancaran dan kesuksesan proses produksi gula. Masyarakat pun sangat antusias dalam acara ini, tak jarang wisatawan asing juga turut menyaksikan. Selain itu, tradisi ini memberikan manfaat seperti menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, serta untuk membaur dengan masyarakat sekitar.

Dalam pelaksanaan pesta giling tebu terdapat beberapa rangkaian acara salah satunya yaitu pengantin glepung. Pengantin glepung ini adalah sepasang boneka yang terbuat dari tepung beras atau dalam istilah Bahasa Jawa disebut glepung. Dalam boneka tersebut, biasanya diisi dengan gula jawa yang dianggap seperti darah manusia. Selain itu, boneka glepung tersebut juga diberi nama lengkap dan berpakaian seperti halnya sepasang pengantin. Boneka pengantin tersebut kemudian dinikahkan dengan adat Jawa seperti pasangan pengantin manusia pada umumnya.

Pelaksanaan tradisi pengantin glepung dimulai dari pengambilan beberapa tebu dari kebun. Kemudian tebu yang diambil secara acak tersebut diarak oleh karyawan pabrik gula secara bersama-sama. Arak-arakan ini dianggap sebagai simbolis dimulainya panen tebu dan siap diproduksi menjadi gula. Dalam arak-arakan tersebut juga diiringi kirab budaya seperti barongan, gendruwo, ondel-ondel, musik gamelan, serta hiburan lainnya. Acara tersebut berlangsung hingga malam hari hingga puncaknya ditutup dengan penutupan pasar malam.

Baca Juga: Menghargai dan Memperbarui: Kontribusi Islam dalam Pelestarian Budaya Lokal

Budaya pengantin glepung ini memiliki perbedaan sudut pandang di kalangan masyarakat. Beberapa masyarakat ada yang menyukai dan adapula yang menentang budaya tersebut. Mereka yang menentang beranggapan bahwa budaya ini menyimpang dari nilai-nilai islam. Sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa tradisi ini merupakan salah satu warisan budaya dan sebagai simbol penghargaan kepada nenek moyang. Dalam tradisi tersebut juga memiliki banyak nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya yaitu nilai kekeluargaan dan kerukunan. Selain itu, terdapat pula nilai spiritual dalam proses pelaksanaannya dimana semua orang yang hadir dalam acara ini diajak untuk berdo’a bersama-sama memohon ridho Allah SWT. Tentunya proses pelaksaan tradisi ini sangat diperhatikan agar tidak terjadi penyimpangan yang juga didalamnya terdapat bimbingan secara islam oleh ustadz setempat.

Sebagai kearifan lokal tradisi pesta giling tebu harus dilestarikan. Hal ini karena tradisi tersebut dianggap memiliki nilai-nilai sosial sosial dan filosofi yang patut dipertahankan agar tidak hilang ditelan zaman yang semakin berkembang. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan tradisi ini yakni dengan melaksanakan tradisi dalam satu tahun sekali ketika menjelang musim panen tebu tiba. Selain itu, kita juga dapat menjadikan tradisi ini sebagai ajang wisata sekaligus untuk menambah wawasan bagi generasi muda.

 

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam: Konsep, Penyebab, dan Cara Menjaganya

Penulis: Hilma Herista, Rista Melinda, Nastain, Editor: Amarul Hakim

Kesehatan mental menjadi salah satu hal penting yang harus dijaga pada diri setiap orang. Kesehatan mental yang baik merupakan suatu kondisi atau keadaan batin yang senantiasa dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin yang dapat dilakukan diantaranya  melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan). Dengan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan akan menjadikan hidup lebih tenang menjalani kehidupan sehari-hari.

Definisi kesehatan mental menurut Al Qur’an dan hadits dapat dikatakan bahwa agama sebagai terapi kesehatan mental dalam Islam yang sudah ditunjukkan secara jelas dalam ayat-ayat Al-Quran, diantaranya yang membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan adalah (QS An Nahl 16:97) yang Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

Islam beserta seluruh petunjuk yang ada di dalam al-Qur’an merupakan obat bagi jiwa dan penyembuh segala penyakit hati yang ada dalam diri manusia (rohani). Firman Allah Swt dalam surat Yunus: 57 yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat (agama) dari Tuhanmu sebagai penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam, dada (rohani), sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”.

Hubungan antara kesehatan jiwa dan raga dalam Islam. Dengan menjaga kesehatan, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, produktif, dan bermakna sesuai dengan ajaran dan perintah Allah.

Gangguan mental sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal sendiri bisa berupa stress, pikiran yang negatif serta rasa cemas yang berlebihan. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan gangguan kesehatan mental bisa berupa lingkungan sosial dan masalah ekonomi.

Baca Juga: Mengatasi Trauma Masa Lalu: Pentingnya Perawatan Mental dan Fisik

Cara menjaga kesehatan mental dalam perspektif Islam

Menjaga kesehatan mental dalam perspektif Islam melibatkan beberapa prinsip serta praktik yang fokus pada kesejahteraan jiwa dan pikiran. Beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental dalam Islam adalah sebagai berikut:

  1. Ibadah dan kedekatan dengan Allah: Diantaranya dengan shalat, membaca Al Quran, serta doa dan dzikir. Melaksanakan shalat lima waktu secara rutin membantu menenangkan hati dan pikiran, memperbanyak dzikir dan doa bisa memberikan kita ketenangan batin dan mengurangi stres, yang terakhir membaca dan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an dapat memberikan ketenangan dan panduan dalam menghadapi masalah hidup.

  2. Tawakal & qana’ah: Selalu memperdayakan segala urusan kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin dan merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki, sehingga tidak mudah merasa gelisah atau iri kepada orang lain.

  3. Mengelola emosi (sabar & istigfar): Belajar untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian dalam hidup dan selalu beristigfar memohon ampun kepada Allah atas segala dosa serta kesalahan yang diperbuat.

  4. Hubungan sosial yang baik (Silaturahmi): Menjaga hubungan yang baik dengan teman, keluarga, tetangga, dan membantu orang lain dapat meningkatkan rasa kebahagiaan dan kepuasan batin serta bisa mendapatkan dukungan sosial.

  5. Keseimbangan hidup (kerja & istirahat): Antara kerja dan istirahat harus diseimbangkan agar tidak mengalami kelelahan yang bisa mempengaruhi kesehatan mental dan tidak lupa untuk makan makanan yang halal dan sehat, karena mengkondisikan makanan yang halal dan sehat bisa menjaga kesejahteraan fisik dan mental.

Manfaat menjaga kesehatan mental

Menjaga kesehatan dalam Islam memiliki banyak manfaat yang mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Beberapa manfaat tersebut adalah:

  1. Optimalnya pelaksanaan ibadah: Kesehatan yang baik memungkinkan seseorang menjalankan ibadah seperti shalat, puasa, dan haji dengan lebih baik, meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.

  2. Kualitas hidup yang lebih baik: Kesehatan yang baik meningkatkan kualitas hidup, membuat seseorang lebih produktif dan bahagia dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

  3. Kesejahteraan mental dan emosional: Kesehatan fisik yang baik berhubungan erat dengan kesehatan mental yang baik, mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan emosional.

  4. Meningkatkan keimanan: Menjaga kesehatan adalah bagian dari ketaatan kepada Allah, karena tubuh adalah amanah yang harus dijaga. Ini adalah bentuk ibadah dan menunjukkan ketaatan kepada-Nya.

  5. Menghindari perbuatan dosa: Dengan menjaga kesehatan, seseorang menghindari perilaku yang merugikan diri sendiri seperti mengkonsumsi alkohol atau narkoba, yang dilarang dalam Islam.

  6. Kemampuan membantu orang lain: Tubuh yang sehat memungkinkan seseorang lebih aktif dalam membantu orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan amal, yang sangat dianjurkan dalam Islam.

  7. Ketenangan dan keseimbangan hidup: Menjaga kesehatan fisik dan mental membantu seseorang mencapai ketenangan dan keseimbangan hidup, sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek spiritual, mental, dan fisik.

  8. Umur panjang: Menjaga kesehatan dapat memperpanjang umur, memberikan lebih banyak waktu untuk beribadah dan berbuat kebaikan di dunia.

  9. Memberikan contoh baik: Menjaga kesehatan memberikan contoh yang baik bagi orang lain, terutama keluarga dan komunitas, mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama.

Baca Juga: Harmonisasi Sains dan Agama: Psikologi Barat dan Implementasi Permasalahan Kesehatan Mental di Indonesia

Dalam agama Islam, kesehatan jiwa dan raga dianggap sangat penting dan saling berkaitan. Islam memandang kesehatan jiwa dan raga merupakan hal yang berhubungan satu sama lain.  Ketika jiwa sehat, seseorang lebih mampu menghadapi tekanan hidup, yang pada gilirannya mendukung kesehatan fisiknya. Sebaliknya, tubuh yang sehat memungkinkan seseorang untuk menjalankan ibadah dan aktivitas spiritual dengan lebih baik.  Aspek aspek yang menunjukkan hubungan tersebut antara lain:

  1. Keseimbangan holistik, agama Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara tubuh (raga) dan jiwa (roh). Kedua aspek ini harus dijaga dan dipelihara untuk mencapai kehidupan yang sehat dan bahagia.

  2. Kesehatan jiwa, agama islam mendorong pengikutnya untuk senantiasa menjaga kesehatan mental melalui ibadah, seperti sholat, dzikir, dan membaca Al Quran. Praktik-praktik tersebut bisa memberikan ketenangan batin, mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

  3. Kesehatan raga, Islam juga memberikan perhatian besar pada kesehatan fisik. Seperti menjaga kebersihan, makan makanan yang halal dan tayyib ( baik), serta berolahraga. Nabi Muhammad SAW selalu menekankan pentingnya menjaga tubuh yang sehat karena tubuh yang kuat dapat mendukung ibadah dan aktivitas sehari-hari.

  4. Pengaruh spiritual terhadap fisik, kesehatan spiritual yang baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Ketika seseorang memiliki ketenangan batin dan kedamaian spiritual, hal ini dapat berdampak positif pada kesehatan fisik mereka.

  5. Adab dan etika, dalam agama islam mengajarkan adab dan etika yang baik, seperti sabar, bersyukur, dan menjauhi sifat-sifat negatif seperti iri hari dan kebencian. Menjauhi sifat-sifat tersebut dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosional, yang akan berdampak positif pada kesehatan fisik.

Islam mengajarkan keseimbangan holistik antara tubuh dan jiwa, dengan menekankan pentingnya ibadah dan praktik spiritual seperti shalat, dzikir, dan membaca Al Quran untuk menjaga kesehatan mental, serta menjaga kebersihan, pola makan halal dan thayyib, serta berolahraga untuk kesehatan fisik. Kesehatan spiritual yang baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik, dan sebaliknya, tubuh yang sehat mendukung aktivitas ibadah dan spiritual. Dengan demikian, menjaga kesehatan jiwa dan raga adalah bagian integral dari ajaran Islam yang bertujuan untuk mencapai kehidupan yang seimbang, bahagia, dan bermakna sesuai dengan perintah Allah.