Keluarga dengan Nilai Keagamaan Kuat Lebih Harmonis dan Tangguh Hadapi Tekanan Ekonomi

Penulis: Intan Diana Fitriyati, Editor: Azzam Nabil H.

Keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan cenderung memiliki tingkat kepuasan pernikahan yang lebih tinggi dan lebih mampu menghadapi tekanan ekonomi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2022. Riset tersebut mencatat bahwa keluarga yang rutin menjalankan aktivitas keagamaan bersama memiliki tingkat keharmonisan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang jarang melakukannya.

Menurut data BPS, keluarga yang secara konsisten melaksanakan ibadah bersama, seperti shalat berjamaah, pengajian, atau kegiatan keagamaan lainnya, menunjukkan tingkat ketahanan keluarga yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu menghadapi tantangan ekonomi, seperti inflasi atau krisis finansial, karena memiliki fondasi spiritual yang kuat.

Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga dapat menjadi pusat pembinaan keluarga. Menurut para ahli, masjid memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan keluarga melalui berbagai program edukasi dan kegiatan keagamaan. Misalnya, masjid dapat menjadi tempat yang ideal untuk pembinaan lansia, remaja, dan pasangan suami-istri.

Baca juga: RMB Sejati Bersamai Kelas Berkah Keuangan Muslimat NU guna Perkuat Resiliensi Keluarga Maslahah

gambar keluarga harmonis
Ilustrasi keluarga harmonis, sumber: Dok. Intan Diana F.

“Kita ingin membangun ekosistem keluarga maslahat yang berbasis masjid, sehingga tempat ibadah ini bisa lebih aktif dalam membangun ketahanan keluarga,” ujar seorang tokoh agama dalam sebuah seminar tentang ketahanan keluarga di Jakarta.

Masjid dapat menyelenggarakan program-program seperti bimbingan pranikah, konseling keluarga, dan pengajian khusus untuk lansia. Dengan demikian, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pembinaan dan pemberdayaan keluarga.

Studi gender dalam perspektif syariah menekankan pentingnya peran keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang harus dijaga keharmonisannya. Nilai-nilai keagamaan, seperti yang diajarkan dalam Islam, memainkan peran penting dalam membentuk dinamika keluarga yang sehat dan harmonis.

Baca juga: Kisah Kehidupan Nabi Ibrahim Alaihissalam: Renungan Kurban untuk Mendekatkan Dirikepada Allah, Meningkatkan Kualitas Keluarga, dan Menyadari Pentingnya Peran Sebagai Orang Tua

Dalam konteks ini, masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan memiliki peran penting dalam mendukung pembinaan keluarga sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Misalnya, melalui program-program yang mengedukasi tentang hak dan kewajiban suami-istri, pengasuhan anak, serta pengelolaan keuangan keluarga yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Penelitian BPS yang menunjukkan korelasi positif antara aktivitas keagamaan dan keharmonisan keluarga juga sejalan dengan prinsip-prinsip syariah yang menekankan pentingnya ketahanan keluarga. Keluarga yang kuat secara spiritual cenderung lebih mampu menjalankan peran gender secara seimbang, sesuai dengan tuntunan agama.

Hasil penelitian BPS dan peran masjid dalam pembinaan keluarga menunjukkan bahwa nilai-nilai keagamaan memiliki dampak signifikan terhadap keharmonisan dan ketahanan keluarga. Dalam perspektif studi gender syariah, hal ini memperkuat pentingnya peran keluarga sebagai unit sosial yang harus dijaga keutuhannya melalui pendekatan spiritual dan edukasi yang berbasis masjid.

Dengan demikian, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pembinaan keluarga yang dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan tangguh.

RMB Sejati Bersamai Kelas Berkah Keuangan Muslimat NU guna Perkuat Resiliensi Keluarga Maslahah

Pewarta: Hamid, Editor: Azzam Nabil H.

Indramayu – Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali lakukan kegiatan riset Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang dilaksanakan pada 19 Desember 2024, bersama mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang bertempat di Gedung Pusat Dakwah PCNU Kabupaten Indramayu

Kegiatan tersebut diikuti oleh Muslimat NU Kabupaten Indramayu sekitar 50 orang. Para peserta dibekali materi oleh Mohamad Yahya dan Muhamad Sofi Mubarok mengenai Kelas Berkah Keuangan Keluarga. Selain itu, tedapat pula pola pengelolaan keuangan keluarga, financial check-up dan membuat tujuan keuangan, analisis instrumen investasi dan risikonya, menghitung dana-dana penting, hingga menyusun keuangan keluarga.

Dalam acara pembukaan, Mohamad Yahya, Ketua RMB Sejati, memaparkan amanah program yang diinisiasi oleh LKK PBNU dan mengajak Muslimat NU untuk merefleksikan problematika kehidupan keluarga agar menjadi perhatian utama.

Baca juga: Kegiatan Maslahat Fest di UIN Saizu Angkat Konsep Keluarga Maslahah dan Peran Bu Nyai

“Program ini didukung penuh oleh LKK LBNU melalui dana Kementerian Agama RI. Dari 27 titik se-Indonesia, salah satunya bertempat di Indramayu. Pascakegiatan ini, akan kami laporkan ke Bupati Indramayu dan PCNU Kabupaten Indramayu atas hasil membaca dan menganalisa kondisi keluarga di Indramayu. Agar semua pihak lebih perhatian lagi terhadap persoalan-persoalan keluarga yang ada di Indramayu, ” katanya.

Sementara itu, Nyai Qurrotu Aeniyah, Ketua Muslimat NU Indramayu, mengingatkan kembali visi dan misi Muslimat NU yang sejalan dengan program keluarga maslahah sebagai landasan untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan keluarga.

“Kami Muslimat NU memiliki visi dan misi yang selaras dengan upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga yaitu untuk mewujudkan masyarakat sejahtera yang berkualitas, bertakwa kepada Allah dan mandiri, khususnya perempuan,” ucapnya.

Baca juga: Frugal Living: Moderasi Manajemen Keuangan Ala Rasullah

Dalam kesempatannya, Kiai Muhammad Mustofa, Ketua PCNU Kabupaten Indramayu, mengajak kepada Muslimat NU untuk melihat kasus-kasus keluarga terkini dan pentingnya peranan Muslimat NU dalam mencetak bibit unggul bagi generasi selanjutnya.

“Permasalahan pernikahan dini, perceraian, hingga ekonomi menjadi tanggung jawab kita bersama bukan hanya NU saja. Maka dari itu, peranan ibu-ibu Muslimat NU sangat penting untuk mencetak bibit unggul sebuah masyarakat terlebih lagi peran ibu-ibu dalam perspektif pendidikan itu ialah madrasatul ula. Ibu-ibu harus menjadi ladang bagi keberhasilan apa yang ditanamnya,” pungkasnya saat membuka kegiatan.

Harapannya, kegiatan ini dapat segera memutus mata rantai problem keluarga di Kabupaten Indramayuserta serta mendorong terbentuknya resiliensi keluarga maslahah.