Hubungan Pembelajaran Tematik dengan Perilaku Kenakalan Remaja: Analisis Dampak dan Strategi Pencegahan

Penulis: Rizal Maulana, Editor: Ika Amiliya Nurhidayah

Di jagat media maya, banyak sekali bersliweran video yang menunjukkan sekelompok siswa Sekolah Dasar (SD) melakukan tawuran di sebuah taman. Video tersebut menuai berbagai respon dan kekhawatiran dari masyarakat. Perilaku tawuran yang dilakukan oleh siswa SD merupakan salah satu contoh kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan aturan yang berlaku di masyarakat dan dilakukan oleh remaja. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kenakalan remaja, seperti kurangnya pengawasan dari orang tua, pengaruh teman sebaya, dan kurangnya pemahaman tentang norma dan aturan. Kenakalan remaja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti korban jiwa, kerusakan fisik, dan trauma psikologis.

Jika di lihat lebih seksama, terdapat keterkaitan antara kenakalan remaja seperti bullying dan tawuran dengan pembelajaran tematik. Kenakalan remaja seperti bullying dan tawuran merupakan sebuah permasalahan yang kompleks dan multidimensi. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebabnya, termasuk faktor internal (dari individu remaja) dan faktor eksternal (lingkungan sekitar). Salah satu faktor eksternal yang patut dipertimbangkan adalah metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah, termasuk pembelajaran tematik.

Baca Juga :  Mengupas Dampak Kasus Bullying pada Kesehatan Mental Anak: Tantangan dan Solusi

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Pendekatan ini memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan motivasi belajar siswa, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membantu siswa memahami konsep secara lebih holistik. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tematik dapat memiliki dampak negatif terhadap perilaku siswa, termasuk meningkatkan risiko bullying. Berikut beberapa kemungkinan alasannya:

Kurangnya fokus pada pengembangan karakter

Pembelajaran tematik lebih fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa, dibandingkan dengan pengembangan karakter. Hal ini dapat menyebabkan siswa kurang memahami nilai-nilai moral dan etik, sehingga lebih mudah terjerumus dalam perilaku bullying.

Minimnya ruang untuk diskusi dan refleksi

Pembelajaran tematik sering kali terfokus pada penyampaian materi dan kegiatan yang bersifat praktis. Hal ini menyebabkan minimnya ruang bagi siswa untuk berdiskusi dan merefleksikan nilai-nilai moral yang terkait dengan bullying.

Kurangnya pengawasan

Pembelajaran tematik yang melibatkan banyak kegiatan kelompok dapat membuat guru kewalahan dalam mengawasi semua siswa. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan bullying tanpa terdeteksi.

Baca Juga : Menginspirasi Masa Depan: KKN UIN GusDur Turut Perangi Kenakalan Remaja dan Bullying di SMPN 1 Atap Kutorojo

Meskipun demikian, tidak semua penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tematik meningkatkan risiko bullying. Dampak pembelajaran tematik terhadap perilaku siswa tergantung pada berbagai faktor, seperti cara penerapannya, kualitas guru, dan karakteristik siswa. Namun, beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif pembelajaran tematik terhadap perilaku siswa, yaitu:

Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik.

Untuk mengatasi kenakalan remaja, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, seperti orang tua, sekolah, dan masyarakat. Orang tua perlu memberikan pengawasan dan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Sekolah perlu memberikan pendidikan karakter dan moral kepada siswa. Masyarakat perlu memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak. Kasus tawuran yang dilakukan oleh siswa SD ini merupakan sebuah refleksi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan masalah kenakalan remaja. Kita perlu bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi masalah ini agar tidak semakin berkembang.

Adaanya Upaya Pencegahan

Pencegahan kenakalan remaja jauh lebih penting daripada penanggulangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak sejak dini, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak. Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah kenakalan remaja. Orang tua perlu memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengawasan kepada anak-anaknya. Orang tua juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya agar dapat memahami permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya.

Peran Sekolah

Sekolah juga memiliki peran penting dalam mencegah kenakalan remaja. Sekolah perlu memberikan pendidikan karakter dan moral kepada siswa. Sekolah juga perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa agar dapat belajar dengan baik dan terhindar dari pengaruh negatif.

Baca Juga :  Melindungi Anak dari Jerat Kekerasan: Dampak Penganiayaan dan Upaya Pencegahannya

Peran Masyarakat

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah kenakalan remaja. Masyarakat perlu memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak. Masyarakat juga dapat membantu orang tua dan sekolah dalam mencegah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja adalah masalah yang kompleks dan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Kita perlu bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi masalah ini agar tidak semakin berkembang.

 

Busana dan Moralitas: Menghargai Keragaman dalam Penampilan di Tengah Masyarakat Plural

Penulis : Serena Salsabilla, Editor : Amarul Hakim

Di tengah masyarakat yang semakin plural dan dinamis, isu tentang busana dan moralitas sering kali menjadi topik hangat. Banyak orang yang cenderung menilai seseorang berdasarkan cara berpakaian, terutama ketika busana tersebut dianggap “terbuka” atau “tidak sopan”. Penilaian ini sering kali mengarah pada prasangka dan stigma yang tidak hanya menyesatkan tetapi juga merugikan. Banyak dijumpai di media sosial orang mengomentari atau menilai penampilan orang lain, bahkan tanpa mempertimbangkan latar belakang atau kepercayaan agama mereka.

Prasangka terhadap busana terbuka biasanya berkaitan dengan pandangan moral tertentu yang mungkin berasal dari nilai-nilai religius atau budaya. Dalam banyak kasus, individu yang berpakaian terbuka dianggap melakukan dosa atau melanggar norma sosial. Penilaian semacam ini mengabaikan fakta bahwa tidak semua orang menganut keyakinan yang sama tentang busana dan kesopanan.

Baca Juga : Hijrah: Spirit Transformasi Rohani di Era Disrupsi

Memahami dan menghormati keragaman keyakinan adalah bagian penting dari hidup dalam masyarakat yang beragam. Orang-orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka melalui cara berpakaian mereka, dan itu adalah hak yang harus dihormati oleh semua orang. Mungkin apa yang dianggap kurang sopan dalam satu budaya atau keyakinan, bisa dianggap wajar dalam budaya atau keyakinan lainnya. Sebagai contohnya didalam Islam, berpakaian terbuka seringkali dianggap sebagai ketidakpatuhan terhadap prinsip menutup aurat. Misalnya, bagi wanita Muslim, mengenakan pakaian yang terlalu ketat atau memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya ditutupi, seperti rambut, leher, atau kaki, bisa dianggap sebagai berpakaian terbuka yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tentang kesopanan dan kehormatan. Sementara itu, dalam beberapa agama lain atau kebudayaan, berpakaian terbuka mungkin dianggap sebagai norma yang diterima atau bahkan dihargai. Misalnya, dalam beberapa agama lain atau budaya Barat, pakaian yang lebih terbuka seperti rok pendek atau atasan tanpa lengan bisa dianggap sebagai pilihan berpakaian yang biasa dan sesuai.

Sebelum memberikan komentar tentang penampilan yang dianggap kurang sopan di media sosial, penting untuk mengingat beberapa hal. Pertama, kita perlu memahami bahwa definisi “kurang sopan” bisa sangat subjektif dan bervariasi tergantung pada budaya, agama, dan nilai-nilai individu. Kedua memberikan komentar di media sosial, kita harus melakukannya dengan cara yang santun dan menghormati orang lain.

Menghormati cara berpakaian dalam perbedaan keyakinan adalah bagian penting dari sikap inklusif dan hormat terhadap keberagaman. Ini berarti memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk mengekspresikan identitas dan keyakinannya melalui pilihan berpakaian mereka, tanpa takut akan penilaian atau diskriminasi.

Baca Juga : Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga dengan Nilai Islami: Mencegah Kekerasan dalam Rumah Tangga

Penting untuk diingat bahwa berpakaian adalah bagian dari ekspresi diri dan budaya seseorang, yang sering kali dipengaruhi oleh latar belakang keyakinan, tradisi, dan nilai-nilai pribadi. Menghormati cara berpakaian orang lain berarti menghargai kebebasan individu untuk memilih dan menghormati pilihan berpakaian mereka, bahkan jika itu berbeda dengan keyakinan atau nilai-nilai pribadi kita. Dengan memperlihatkan penghargaan terhadap perbedaan cara berpakaian, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung di mana setiap individu merasa diterima dan dihormati. Ini adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih toleran dan saling menghormati.

Semarak Tren Fashion Muslimah di Era Digital: Memadukan Gaya Modern dengan Nilai Syar’i

Penulis : Fina Ilma, Editor : Azzam Nabil Hibrizi

Perkembangan zaman di era sekarang ini telah mempengaruhi segala bidang yang ada di kehidupan manusia sehari-hari. Dengan diiringi perkembangan teknologi digital dan media sosial menjadikan manusia dapat mencari informasi dan mengirim pesan tanpa batasan ruang dan waktu. Kemajuan inilah yang kemudian berdampak pada salah satu bidang yang berkaitan dengan penampilan muslimah di era modern. Mengapa demikian? Tentu, salah satu faktornya adalah informasi terkait penampilan atau fashion yang sudah tersebar di media sosial, sehingga membentuk tren tersendiri di kalangan muslimah dalam berpenampilan.

Fashion muslimah di era modern sudah seharusnya terus menjaga nilai nilai kesopanan, norma, serta nilai-nilai keagamaan. Sebagaimana dijelaskan pula dalam firman Allah swt., QS. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dari ayat tersebut, berdasarkan tafsir Wajiz yang dikutip dari quran.nu.or.id menjelaskan bahwa Allah memerintahkan perempuan mukmin, khususnya istri-istri Nabi agar mengenakan jilbab supaya terhindar dari gangguan dan hinaan orang-orang jahat. Jilbab adalah baju longgar yang menutupi baju dan kerudung wanita atau baju luar bagi wanita. Model jilbab  sesuai selera pengguna dan adat suatu daerah. Di Indonesia, jilbab dikenal sebagai penutup kepala wanita. Jilbab harus memenuhi beberapa kriteria, yakni tidak transparan dan dapat menutupi kepala, leher, serta dada.

Baca juga : Kesenjangan Digital Di Daerah Pelosok Sebagai Tantangan Peningkatan Mutu Pendidikan

Sebelum ayat ini turun, pakaian wanita merdeka dan budak hampir sama. Kesamaan itu membuat mereka sulit dibedakan, sehingga laki-laki iseng terkadang menggoda perempuan merdeka karena disangkanya budak. Demi menghindari gangguan semacam itu dan menjaga kehormatan wanita muslimah. Perintah Allah untuk menutup dada dengan jilbab (dalam ayat disebutkan dengan kata kain) ini terkandung dalam surat An-Nur ayat 31 yang berbunyi:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, …”

Berkaitan dengan ayat ini, maka seorang desainer di bidang fashion dapat menjadikan penjelasan kedua ayat tersebut sebagai gambaran ketika ingin membuat karya. Terlebih akan lebih baik jika desainer mampu memadukan antara budaya lokal dengan unsur syar’i. Seperti misalnya dress batik dan jilbab yang dipadukan dengan warna yang cocok antara keduanya, hal ini akan membawa nilai tambah tersendiri dan dapat meningkatkan kepercayaan diri dari seorang muslimah yang syar’i. Sehingga sekarang tidak ada alasan bahwa fashion muslimah tidak relevan dan ketinggalan zaman. Dengan meningkatnya kepercayaan diri seorang muslimah dalam berpakaian syari hal ini bisa menjadi potensi untuk meningkatkan trend fashion muslimah agar lebih meluas dan dikenal banyak orang, dan menepis persepsi masyarakat fashion stylish tidak selalu berupa pakaian yang membuka aurat.

Baca juga : Menemukan Keselarasan: Harapan dan Realitas Program Literasi SD dalam Kurikulum Merdeka

Selain dapat meningkatkan pemakaian busana muslimah, melalui perkembangan tren fashion yang semakin modern juga bisa menjadi wadah kita dalam menjunjung nilai nilai moderasi beragama, salah satunya yaitu toleransi, melalui fashion muslimah kita bisa memperkenalkan keberagaman apalagi di Indonesia yang begitu banyak keragaman didalamnya, dengan fashion kita juga bisa mengekspresikan diri antar budaya dan juga mengurangi sterotip pada suatu kebudayaan. Meski dalam mengimplementasikannya akan menjumpai berbagai hambatan dan tantangan dari berbagai pihak. Namun bukan berarti seorang muslimah harus mengalah atau mengikuti tren yang tidak syar’i atau menampilkan auratnya. Seorang muslimah yang taat akan selalu menguatkan iman mereka dan terus berada di jalan Allah swt. untuk tetap mengenakan pakaian yang sesuai dengan perintah agama Islam.

Wallahu’alam bishawab

Harmoni dalam Animasi: Peran Sinema Upin Ipin dalam Membawa Pesan Moderasi Beragama dalam Perspektif Islam Wasatiyyah

Penulis: Najwa Shofwatul Maula, Editor: Dina Fitriana

Animasi Upin Ipin telah menjadi fenomena budaya yang sangat disukai di Indonesia dan Malaysia. Karya ini tidak hanya dilihat sebagai hiburan semata, namun juga dianggap sebagai representasi dari moderasi agama, terutama dalam ajaran Islam Wasatiyyah, yang disampaikan melalui kisah yang menghibur dan pesan moral yang jelas.

Serial ini sering menampilkan sikap toleransi, saling menghormati, dan kerja sama lintas agama dalam berbagai episode dan film mereka. Mereka memberikan contoh bahwa hidup secara damai dan saling mendukung adalah mungkin, meskipun seseorang memiliki keyakinan yang berbeda. Sangat penting untuk menyampaikan pesan ini kepada generasi muda agar mereka dapat memahami dan menerapkan toleransi sehingga mereka dapat mencegah konflik agama di masa depan.

Upin Ipin menceritakan kisah menarik tentang persahabatan lintas agama dalam episode yang berjudul “Puasa Bersama Kawan Baru.” Mereka bertemu dengan teman baru yang beragama Hindu bernama Rajoo. Terlepas dari perbedaan kepercayaan mereka, kedua belah pihak menunjukkan sikap saling menghormati dan saling belajar tentang tradisi dan kepercayaan agama masing-masing.

Melalui perayaan bersama Idul Fitri dan menjalankan puasa bersama, Upin Ipin dan Rajoo menghadirkan pesan yang dalam, bahwa harmoni antar agama bukanlah sesuatu yang sulit dicapai. Mereka membuktikan bahwa dengan sikap terbuka dan komunikasi yang efektif, kita bisa memahami satu sama lain dengan lebih baik, bahkan ketika berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Episode ini menunjukkan kepada anak-anak betapa pentingnya menghormati perbedaan dan dan menciptakan ruang untuk dialog yang bermanfaat Mereka tidak hanya menunjukkan bahwa toleransi adalah kunci untuk mengatasi konflik agama, tetapi mereka juga menunjukkan bahwa kerja sama dan pemahaman satu sama lain dapat membangun fondasi yang kokoh untuk harmoni sosial.

Kita menemukan contoh lain yang menggugah dalam perjalanan epik karakter-karakter tersebut dalam film “Upin Ipin: Keris Siamang Tunggal”. Dalam film ini, Upin Ipin dan teman-temannya terlibat dalam berbagai petualangan yang menggabungkan mitos dan legenda dari berbagai agama. Mereka tidak hanya belajar tentang keadilan dan menghormati tradisi agama dalam setiap langkah mereka, tetapi mereka juga menekankan pentingnya melawan tindakan kriminal.

Dalam mengamalkan ajaran agama, konsep Islam Wasatiyyah dan konsep moderasi agama saling terkait. Islam Wasatiyyah menekankan pentingnya sikap tengah, seimbang, dan moderat. Upin Ipin adalah contoh yang hidup tentang cara menjalankan ajaran agama dengan cara yang moderat dan toleran sesuai dengan prinsip Islam Wasatiyyah. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW menekankan kesederhanaan agama dan memperingatkan bahwa kelompok yang ekstrem akan binasa. Hal ini menunjukkan prinsip-prinsip moderasi agama dan betapa pentingnya menjaga keseimbangan saat menyampaikan ajaran agama. Upin Ipin dengan cerdas menunjukkan bahwa memahami agama secara moderat dan terbuka adalah penting untuk membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.

Pendekatan Moderasi Agama dalam Film Upin Ipin :

  1. Kesederhanaan dalam Gaya Hidup: Karakter-karakter dalam film Upin Ipin seringkali menjalani kehidupan yang sederhana dan bersahaja, tanpa terjebak dalam gaya hidup berlebihan atau konsumtif.
  2. Keteladanan Moral: Sinema Upin Ipin mengajarkan nilai-nilai seperti moralitas, kejujuran, tolong-menolong, dan nilai-nilai lainnya yang sesuai dengan ajaran agama Islam melalui cerita-ceritanya.
  3. Toleransi dan Persaudaraan: Serial ini menunjukkan betapa pentingnya toleransi antar umat beragama dan persaudaraan sesama manusia.
  4. Penolakan Terhadap Ekstremisme: Sinema Upin Ipin secara tidak langsung menunjukkan penolakan terhadap tindakan ekstremis atau fanatik yang bertentangan dengan moderasi agama dalam beberapa episode.

Sinema Upin Ipin memiliki banyak manfaat, tetapi ada juga kritik terhadap representasinya tentang moderasi agama. Beberapa kritikus mengatakan bahwa serial ini belum cukup memahami konsep moderasi agama secara menyeluruh. Meski demikian, dalam konteks Indonesia yang multikultural, moderasi agama menjadi aspek yang sangat penting. Serial Upin Ipin, yang memberikan pengajaran tentang moderasi agama, berkontribusi positif dalam menanamkan rasa toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Melalui pengaruh positif ini, diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi orang yang menghargai keberagaman agama dan menjalankan ajaran agama dengan cara yang moderat.

Secara menyeluruh, episode dari serial Upin Ipin menghadirkan narasi yang kuat tentang konsep moderasi agama dan Islam Wasatiyyah. Serial ini tidak hanya menghibur penonton, tetapi juga memberikan contoh positif tentang sikap toleransi, saling menghormati, dan kerja sama antar agama. Upin Ipin menunjukkan dalam setiap petualangan mereka bagaimana menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain terlepas dari keyakinan mereka yang berbeda. Hal ini dapat membantu membentuk generasi yang lebih menghargai keberagaman agama dan mampu hidup dalam harmoni dengan orang lain dengan mengajarkan anak-anak tentang pentingnya sikap moderat dalam menjalankan ajaran agama.

 

Harmonisasi Sains dan Agama: Psikologi Barat dan Implementasi Permasalahan Kesehatan Mental di Indonesia

Penulis: Nur Fadzilah, Editor: Tegar Dwi Pangestu

Hal kesehatan mental pada zaman mutakhir ini tak asing lagi di telinga setiap lapisan umur. Meskipun pandangan bagi generasi awal terhadap orang yang menderita penyakit mental itu dianggap lemah dan rapuh. Yang dikhawatirkan, perkara ini kelak semakin menyebar sedikit demi sedikit kepada masyarakat Islam juga. Bahkan sekarang kita bisa ditemukan bukti-bukti orang Islam mulai hilang pedoman dan mengikuti tendensi-tendensi orang barat yang kurang pengetahuan tentang spiritual agama. Pada asalnya, psikologi ini awal ditemui di negara barat oleh filsafah-filsafah barat. Namun kian waktu berjalan, teori ini tersebar dan dipahami oleh ilmuwan-ilmuwan Islam, sebagian teorinya ditapis dan diimbuh dengan pengetahuan Islam. Zaman teknologi memang tak bisa disangkalkan kemajuannya tetapi disisi lain, kesehatan kerohanian dan batinnya terganggu.

Walaupun pengetahuan perihal spiritual lemah di kalangan orang-orang barat, ada beberapa hal yang bisa kita ambil untuk dijadikan analogi kehidupan bagi masyarakat Islam. Salah satunya dari teori psikoanalisis oleh tokoh psikologi barat yang terkemuka yaitu Sigmund Freud. Menurut Freud, dalam struktur psikologis ada tiga elemen penting dari sifat manusia yang terdiri dari id, ego dan superego. Elemen id itu didefinisikan sebagai sesuatu sifat yang harus dipenuhi, atau dalam kamus agama disebut hawa nafsu seperti kebutuhan tidur, makan atau keinginan lainnya. Ego pula menjadi jembatan untuk membuat keputusan berdasarkan tuntutan realitas dan rasional. Manakala superego beraksi sebagai sesuatu yang menghalangi id itu dari terlaksana karena nilai-nilai moral yang dimasukkan ke atas setiap tindakan yang diambil.

Perumpamaan sederhananya, ada seorang tunawisma ini sedang dalam keadaan lapar dan berniat untuk mencuri makanan di warung makan (id), tetapi ada satu keyakinan pada diri tunawisma itu yaitu mengetahui perbuatan mencuri itu berdosa jika dilakukan (superego). Pada akhirnya, si tunawisma itu memilih untuk tidak melakukannya dan coba bertahan lapar sehingga dia mendapatkan pemberian makanan dari orang lain (ego cenderung ke superego). Oleh karena itu, elemen-elemen tadi harus seimbang antara tuntutan id dengan nilai-nilai moral dan realita agar bisa menangkal hal-hal negatif seperti muncul kecemasan atau ansietas pada mental.

Dari klasifikasi ilmu dalam perspektif barat ini bisa dipelajari bahwa nafsu atau id itu bisa mendorong ke arah keburukan jika tidak disertakan dengan akal atau ego. Seiring dengan perspektif agama Islam juga, Allah telah menceritakan cara penciptaan antara akal dan nafsu dalam al-Quran. Akal ketika penciptaannya itu sentiasa menuruti perintah Allah. Ketika disuruh menghadap Allah, dia menghadap dengan taat dan ketika dia disuruh berbalik oleh Allah, dia juga berbalik menuruti perintah-Nya. Sedangkan, nafsu ini dicipta memiliki karakter yang degil, keras dan suka membangkang kepada Allah ta’ala. Ketika disuruh menghadap kepada Allah, dia tidak menjawab dan mendiamkan diri. Nafsu sempat dimasukkan ke dalam neraka beberapa kali karena membuat Allah murka dengan jawaban dari perbicaraan antara Allah dan nafsu.

Dalam Al-Quran juga telah menjelaskan tentang pentingnya manusia untuk menggunakan akalnya secara bijak. Bisa dilihat pada lafadz yang diulang sebanyak 13 kali yaitu أَفَلَا تَعْقِلُونَ yang bermaksud ‘apakah kamu tidak mengerti?’. Kemudian ada lafadz yang diulang sebanyak 8 kali yaitu لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ yang bermaksud ‘agar kalian memahaminya.’ Dan lafadz لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ yang berarti ‘bagi kaum yang memikirkan’ yang diulang sebanyak 7 kali.

Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja apabila ramai di kalangan anak remaja mulai mengikuti tren bunuh diri. Kemarin kita dikabarkan dengan berita seorang siswa SMK menamatkan riwayatnya di rel kereta api. Entah dari mana datangnya inklinasi itu yang menyebabkan banyak remaja memilih jalan itu padahal itu dilarang dalam agama. Sebesar apa masalah yang dihadapi sehingga remaja itu memutuskan mati sebagai jalan terakhir mereka. Dari kasus tersebut bisa kita disimpulkan bahwa mereka belum cukup kuat untuk menyeimbangi antara id dan superego mereka. Kecenderungan mereka pada keinginan id itu dilaksana tanpa memikirkan dampak buruk setelahnya.

Konklusinya, yang dapat kita pelajari dan ambil iktibar dari id, ego dan superego itu adalah pentingnya membuat perbandingan antara harus memilih nafsu atau akal terlebih dahulu mengikuti situasi realita yang sedang dihadapi. Jangan sampai ego itu perlu bekerja keras untuk mengendali kecemasan atau perasaan yang tidak enak yang muncul dalam bentuk ‘defense mechanisms’ nya. Adapun sebagai seorang muslim itu, mahu tidak mahu harus mengetahui tentang cara berpikir yang baik menurut dalil Al-Quran dan Hadith karena dari situlah kita belajar perbedaan cara berpikir orang Muslim dan orang bukan Muslim. Islam itu punya tuntutan yang lebih besar terarah kepada memuliakan Sang Pencipta berbanding masalah-masalah yang sedang kita alami, sedangkan tidak bagi mereka.

Belajar dalam Bersikap : Akhlak kepada Guru

Oleh : Khanifah Auliana

Sekolah atau tempat menuntut ilmu menjadi hal yang penting bagi anak-anak yang akan belajar tentang pengetahuan baru. Di sekolah pastinya anak-anak akan dibimbing oleh seorang yang berpengalaman di bidangnya yang biasa disebut guru. Seorang guru atau orang yang mengajari pengetahuan dari cara menulis, membaca hingga bisa belajar banyak hal. Tak heran peran guru dari dulu sampai saat ini sangatlah penting di dunia pendidikan. Guru menjadi harapan besar bangsa untuk memajukan generasinya agar menjadi generasi yang maju dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni.

Peran guru yang begitu besar sangatlah tidak mudah dan ada rintangan dalam mengajari setiap muridnya. Oleh karena itu, dengan perlu kesabaran dan ketulusan hati agar anak-anak yang belajar bisa memahami pembelajaran dengan baik. Guru menjadi sosok penting yang takkan terlupakan karena jasa-jasanya. Namun, tampaknya zaman yang semakin maju membuat perubahan yang cukup signifikan di bidang pendidikan.

Jika dulu saat sekolah, guru sangat di hormati dan semua anak-anak akan patuh terutama saat jam pembelajaran tiba. Akan tetapi, mirisnya sekarang guru seolah serba salah dengan posisinya. Sebab generasi ini tampaknya begitu sangat berbeda hingga punya cara khuhus dalam mengajar. Dulu guru bebas memberi hukuman apa saja ke murid yang melakukan kesalahan bahkan sampai di pukul agar jera dan murid tersebut tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Bedanya sekarang ini guru tidak bisa lagi memberi hukuman sesuai keinginannya karena bisa memunculkan konflik baru. Para orangtua sekarang nampaknya lebih protektif dan mempermasalahkan hal-hal yang sebelumnya sudah pernah terjadi di dunia pendidikan. Jelas hal itu dikarenakan para orangtua tidak setuju adanya sistem hukuman padahal dengan sanksi atau hukuman bisa membentuk karakter seorang anak dalam bertanggung jawab. Memang era ini sudah memasuki dunia baru yang penuh perbedaan, jangankan hukuman berat sekedar memarahi saja seorang guru bisa langsung di laporkan ke hukum atas tindak kekerasan. Sungguh hal tersebut mengingatkan kembali akan pentingnya sosok guru dan memuliakannya sebagaimana di terangkan pula dalam sebuah hadis dianjurkan memuliakan seorang guru.

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة

Artinya: Barang siapa memuliakan orang alim (guru) maka ia memuliakan aku. Dan barang siapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah. Dan barang siapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga (Kitab Lubabul Hadits).

Dalam hadis tersebut jelas Allah SWT memerintahkan kita semua untuk memuliakan guru yang sama dengan memuliakan Allah. Dengan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru akan bermanfaat jika mempelajarinya dan suatu saat akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir meskipun seorang guru itu meninggal dunia. Dari sini juga diajarkan bersikap dengan akhlak kepada guru dan selalu menghormati perannya. Pesan untuk orangtua juga untuk memahami posisi guru, jika ada kesalahan terkait anaknya maka bicarakan baik-baik. Jangan gegabah dalam mengambil keputusan, karena guru juga anak-anak kalian bisa membaca serta menulis. Orangtua dan guru harus saling membantu dan berkerjasama dengan baik agar bisa menciptakan lingkungan positif bagi anak-anak dalam proses belajar.

Tren Budaya Flexing yang Berdampak Negatif

Oleh: Khanifah Auliana

Trend sekarang ini tentunya banyak sekali bermunculan mulai dari tren fashion, tren konten dan lainnya. Kehidupan trend TKA jauh-jauh yang namanya dari anak muda karena memang media sosial di dominasi para generasi muda. Hampir semua platform memiliki trendnya berbeda-beda bahkan akan mudah di ikuti oleh kalangan lain. Pengguna media sosial yang banyak lantas membawa berbagai trend baru yang mulai bermunculan. Namun tak selamanya trend itu berdampak positif ada pula trend yang membawa dampak buruk bagi diri sendiri atau bahkan orang lain.

Salah satu trend yang sedang marak tersebar yaitu Flexing, mungkin sebagiaj kalangan tak sadar telah mengikuti trend tersebut. Flexing memiliki arti menyebarkan sesuatu yang bernilai dari diri kita sendiri atau suatu pencapaian-pencapaian dan barang yang dinilai berharga lalu di posting pada media sosial. Memang tak salah jika kita hendak menyebarkan atau memposting sesuatu apa yang kita punya atau di rasa langka. Namun perlu diingat kembali tujuan dari memposting hal-hal tersebut. Banyak dari kita menwajarkan saja trend Flexing yang berlalu lalang pada media sosial. Padahal Flexing yang dilakukan bisa menyebabkan seseorang secara tidak langsung memamerkan apa yang dia punya dan akan berakhir pada perasaan sombong.

Meskipun di nilai biasa dan wajar bagi sebagian kalangan akan tetapi perlu untuk menghindari yang namanya Flexing. Hal itu akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang sekitar, dengan memosting sesuatu pencapaian dan kekayaan bisa menjadi faktor masalah lain. Bisa saja orang-orang terdekat menjadi iri dengki atau bahkan berusaha menjatuhkan. Selain itu dengan Flexing seseorang akan mudah merasa dirinya paling di atas dan menjadi sombong. Flexing juga sama halnya dan bahkan mirip dengan yang namanya Riya’ ( pamer). Oleh karena itu kita harus waspada dan hati-hati jika ingin membagikan atau share sesuatu ke.media sosial. Jangan biarkan hal itu menjadi kesombongan dan akan berujung pada dosa.

Dalam Al Qur’an sudah dijelaskan tentang larangan berbuat sombong : surat An-nisa ayat 142

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.

Dengan adanya peringatan dari surat yang ada di Al Quran tersebut, perlu kita belajar lagi agar bisa memahami kaidah-kaidah penting dalam Islam. Mana yang baik dan buruk agar tidak salah dalam bertindak. Boleh-boleh saja jika akan membagikan sesuatu yang berharga lewat media sosial asalkan dengan niat yang baik agar bisa memotivasi banyak orang dan pastinya tidak berlebihan karena akan mengundang masalah-masalah lain terutama Riya’.

Songsong Perdamaian Dunia Indonesia Terpilih Menjadi Dewan HAM PBB

Oleh: Intan Anggreaeni S

Pergolakan konflik antar negara sekarang ini semakin memanas hingga beberapa diantaranya sampai menimbulkan peperangan seperti yang terjadi pada Israel dan Palestina. Tidak hanya dua negara tersebut beberapa kurun waktu lalu dunia juga sempat dibuat heboh dengan adanya pemberitaan konflik antar dua negara yaitu Rusia dan Ukraina. Pergolakan antar negara tersebut tentunya juga menimbulkan dampak yang cukup serius bagi negara negara lainnya baik dalam bidang ekonomi maupun bidang perpajakan. Hal ini dikarenakan dengan adanya konflik tersebut membuat kenaikan harga pada komoditas tertentu.

Konflik antar bangsa tersebut adalah salah satu hal yang cukup serius dan harus segara diatasi mengingat dampak yang ditimbulkannya juga terbilang cukup luas. PBB merupakan garda terdepan dunia dalam menangani kasus ini. Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan sebuah asosiasi negara di dunia yang bekerja sama guna menuntaskan permasalahan terkait perdamaian dunia, menegakkan HAM,hingga mengembangkan kerja sama internasional. Melalui organisasi perserikatan bangsa bangsa tersebut diharapkan mampu mencari jalan tengan untuk konflik antar negara yang sedang berlangsung hingga saat ini.

Salah satu misi PBB yang saat ini sedang gencar gencarnya dilakukan adalah mengakan HAM atau Hak Asasi Manusia. PBB bahkan menunjuk beberapa negara anggotanya secara khusus guna mengatasi persoalan yang berkaitan dengan hal tersebut. Indonesia merupakan salah satu dari keempat negara lainnya yang terpilih menjadi dewan HAM PBB periode 2024-2026 mewakili Asia Pasifik. Ini merupakan keenam kalinya Indonesia terpilih menjadi Dewan HAM PBB dan pada tahun ini Indonesia memperoleh suara terbanyak denga hasil suara yang diperoleh mencapai 186 suara dari 192 negara yang hadir pada Sidang Umum di New York yang diselenggarakan pada 10 Oktober 2023 lalu.

Dalam siaran pers Retno Marsudi selaku Mentri Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa pada periode ini Indonesia akan memprioritaskan beberapa hal diantaranya yaitu meningkatkan kapasitas negara- negara dalam memperkenalkan dan melindungi HAM dalam hal ini Indonesia juga akan memastikan agar tidak ada negara yang tertinggal dalam proses pemajuan dan perlindungan terhadap HAM. Fokus Indonesia yang kedua yaitu meningkatkan intensitas dialod HAM antar negara baik di tingakt global maupun kelompok kawasan, misi yang ketiga yakni memperkuat implementasi nilai nilai universal deklarasi hak asasi manusia.

Melalui program tersebut diharapkan Indonesia dapat menjadi garda terdepan dalam pemajuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Tidak hanya itu melalui program tersebut kita juga secara tidak langsung berperan dalam misi perdamaian dunia. Dengan terpilihnya Indonesia sebagai Dewan HAM PBB merupakan salah satu wujud memperjuangkan kemanusiaan dimana hal tersebut menjadi pilar penting mewujudkan lingkungan yang damai serta wujud nyata adanya moderasi beragama.

Atasi Hoarding Dirsorder : Peduli Sampah Wujud Nyata Akhlak Mulia

 

Oleh : Khanifah Auliana  

Kebiasaan menimbun barang atau sampah yang sudah tidak gunakan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Jika terus berlanjut kebiasaan tersebut akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya. Orang-orang yang suka menimbun barang tak berguna atau sampah merupakan suatu gejala yang timbul dari psikologis diri masing-masing. Gejala tersebut termasuk dalam gejala depresi yang membuat seseorang akan terus menimbun barang-barang atau sampah. Dalam dunia psikologis, biasa disebut Hoarding Dirsorder, menurut (American psychiatric association ) yang di kutip dari jurnal elibrary Unikom mengungkapkan bahwa 2-6 persen jumlah manusia mengalami hoarding disorder artinya tanpa disadari semua manusia di dunia ini bisa terkena hoarding disorder.

Dari kondisi yang memperihatinkan itu, perlu kita sadari bahwa pentingnya menjaga diri karena akan berdampak pada lingkungan. Apalagi dalam agama Islam mengajarkan kebersihan adalah sebagian dari iman. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa Hoarding Dirsorder terkait masalah dari psikologis seseorang yang menimbulkan kebiasaan untuk menimbun barang. Oleh karena itu, untuk mengatasinya perlu kesadaran diri dan menciptakan energi yang positif. Gejala psikologis yang tidak baik bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau bahkan diri sendiri dalam menjalani kehidupan. Faktor lainnya bisa karena seseorang yang kehilangan arah hidup mungkin bisa ditinjau dari sisi keagamaan karena idealnya manusia membutuhkan pedoman hidup dari tuhan atau agama yang dipercayai.  

Salah satu hadis juga menerangkan keterkaitan antara agama dan kebersihan sebagai berikut.

بُنِيَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَةِ.

Artinya: “Agama itu didirikan atas kebersihan.” (HR Muslim).

Intinya bahwa Hoarding Dirsorder harus diatasi dan perlu diperhatikan agar tidak menjadi suatu penyakit yang buruk. Sebab Hoarding Dirsorder dapat menimbulkan berbagai macam dampak negatif yaitu sampah yang ditimbun dapat membawa penyakit, rumah yang ditinggali jadi berantakan dan akan menganggu pikiran. Dampak tersebut akan menghambat kegiatan lain sehingga jangan disepelekan. Sedikit demi sedikit harus diubah kebiasaan buruk menimbun barang atau sampah karena jika kebiasaan tidak ubah maka akan sulit untuk dihilangkan. Untuk itu, buatlah kebiasaan baik di mulai tindakan kecil seperti membuang sampah atau mengurangi menimbun barang. Kemudian kita perlu menjaga pikiran untuk tetap positif, membuat rumah nyaman, sehingga pola hidup menjadi sehat dan tak lupa untuk selalu menjalankan ibadah agar selalu dekat dengan sang pencipta. Mewujudkan akhlak mulia itu dengan menebarkan manfaat sebanyak-banyaknya. Salah satunya dengan perduli dan mengelola sampah. Bahwa inti ajaran Islam itu akhlak mulia, dan sebaik-baik orang adalah yg bermanfaat bagi orang lain (kehidupan).

MENGATASI BULLYING MELALUI EDUKASI AKHLAK USIA DINI

Oleh : Khanifah Auliana

Bullying menjadi hal yang sering dilakukan di kalangan saat ini bahkan anak-anak yang masih di bawah umur. Bullying merupakan suatu perilaku yang menindas atau mengintimidasi seseorang baik secara fisik maupun verbal. Oleh karena itu, bullying atau pembullyan jadi hal yang sangat dilarang untuk siapapun karena dapat mengakibatkan dampak buruk. Pembullyan sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja namun juga merambah ke anak-anak.

Maraknya bullying saat ini sangat perlu untuk di perhatikan lebih lanjut karena akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, bullying saat ini bahkan sering dianggap wajar atau di normalisasi sebagian masyarakat tanpa melihat dampaknya terutama anak-anak. Kejadian bullying pada anak-anak masih sering terjadi biasanya di sekolah formal maupun non formal. Akhir-akhir ini bahkan sudah viral aksi pembullyan yang ada di salah satu sekolah menengah pertama.

Mirisnya aksi bullying siswa SMP itu sebelumnya di video oleh salah satu siswa dan di unggah pada media sosial. Setelah video itu di unggah, respon masyarakat pun langsung tuai kontra terhadap video bullying itu. Pelaku bullying bahkan langsung ditangkap oleh pihak kepolisian untuk di mintai keterangan terkait pembullyan di kalangan SMP ( siswa menengah pertama ). Akibat buruk dari bullying siswa SMP, korban mengalami luka-luka dan harus di rawat di rumah sakit. Pihak kepolisian juga masih mendalami kasus pembullyan itu sebab pelaku bullying masih dibawah umur dan ada hukum khuhus yang menanganinya.

Dari kejadian viral pembullyan di sekolah, membuat kita semua harus sadar akan pentingnya edukasi dalam berperilaku maupun bertutur kata melalui pembelajaran akhlak. Anak-anak sangat mudah meniru apa saja yang di lihat atau di dengar di lingkungan mereka. Peran penting orangtua dan masyarakat dalam mengedukasi anak-anak lewat penerapan akhlak bisa jadi solusi kedepannya agar mengurangi perilaku bullying. Cara lain yang bisa digunakan dengan menerapkan sanksi atau hukuman ringan untuk membuat anak-anak berfikir ulang setiap melakukan tindakan yang salah.

Penerapan edukasi dan pembelajaran akhlak bisa dimulai melalui media sosial karena anak-anak zaman sekarang lebih aktif menggunakan gadget. Tontonan atau informasi pada media sosial memerlukan penerapan khusus untuk anak-anak seperti yang diterapkan pada YouTube anak sehingga semua konten atau video bisa aman untuk di tonton. Tidak hanya fokus pada penerapan konten diperlukan juga pengawasan orangtua serta pihak-pihak yang berkaitan dengan anak-anak untuk membantu mengarahkan kepada perilaku yang baik. Anak usia dini merupakan usia emas. pada usia dini, seseorang akan mengnyimpan memori yang cukup lama. Hal ini dapat membentuk ruang bawah sadar seseorang, sehingga menentukan tindakan yang akan dilakukan. Siswa yang sejak usia dini dibiasakan untuk menghormati orang lain, terbiasa antri, terbiasa membuang sampah pada tempatnya, itu akan menjadi kebiasaan pada kehidupannya setelah dewasa. Sehingga, pendidikan akhlak yang efektif, idealnya dilakukan sejak usia dini