Integrasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan di Desa Wisata Moderasi Beragama Linggoasri

Pewarta: Syam, Editor: Rifa’i

Kajen, 15 Januari 2025 – Desa Wisata Kampung Moderasi Beragama Linggoasri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan menjadi tuan rumah kegiatan yang mengintegrasikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam proses pembelajaran. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, di bawah bimbingan Prof. Dr. K.H. Imam Kanafi, M.Ag., Ketua LP2M dan dosen pengampu mata kuliah Studi Agama-Agama.

Kegiatan berlangsung di Pasramanan Pura Kalingga Setya Dharma Linggoasri, dengan menghadirkan narasumber utama Wasiyo, S.Ag., Ketua Parisada Kabupaten Pekalongan, dan Taswono., Romo Mangku Anom, pemuka agama Hindu di Linggoasri. Selain itu, acara juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama lainnya, seperti Mbah Waris, sesepuh agama Hindu di Linggoasri, serta Kusnaeni, S.Pd., Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Pekalongan.

Baca juga: Peran Dosen dalam Transformasi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama

Hadir pula Syamsul Bakhri dan M. Rifa’i Subhi sebagai bagian dari Peneliti dan Tim Pengabdian Masyarakat Desa Wisata Moderasi Beragama Linggoasri, sebagai fasilitator terselenggaranya acara ini.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat moderasi beragama di tengah masyarakat melalui pendekatan lintas agama dan budaya. Dalam sambutannya, Prof. Dr. K.H. Imam Kanafi, M.Ag. menekankan pentingnya integrasi antara penelitian akademik dan pengabdian kepada masyarakat untuk memperkokoh nilai-nilai keberagaman. “Melalui kegiatan ini, kita belajar bersama tentang moderasi dalam beragama sebagai upaya menjaga keharmonisan di tengah keberagaman,” ungkapnya.

Wasiyo, S.Ag., dalam paparannya, menggarisbawahi peran agama Hindu dalam membangun keharmonisan di Linggoasri. Ia juga menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah kunci untuk menjaga keberlangsungan harmoni di tengah masyarakat yang multikultural. Hal serupa disampaikan oleh Taswono., Romo Mangku Anom, yang menjelaskan nilai-nilai spiritual agama Hindu yang mendukung semangat toleransi.

Baca juga: Wisatawan Asal Prancis, Nadin Podrug, Terinspirasi Wisata Moderasi Beragama di Desa Linggo Asri

Mbah Waris, sebagai sesepuh agama Hindu, menambahkan nilai historis dan budaya dalam kehidupan beragama di Linggoasri, yang telah menjadi contoh nyata harmoni antaragama di Indonesia. Sementara itu, Kusnaeni, S.Pd. menyampaikan apresiasi atas inisiatif kegiatan ini dan berharap agar generasi muda terus terlibat aktif dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama.

Acara berlangsung dengan penuh antusiasme dan ditutup dengan dialog interaktif antara peserta dan narasumber. Mahasiswa Tasawuf Psikoterapi juga berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para tokoh agama, memberikan pengalaman langsung yang sangat berharga.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi dan harmoni antaragama di Kabupaten Pekalongan.

Wisatawan Asal Prancis, Nadin Podrug, Terinspirasi Wisata Moderasi Beragama di Desa Linggo Asri

Pewarta: Sam, Editor: Sirli Amry

Pekalongan – Desa Linggo Asri, yang dikenal sebagai desa wisata moderasi beragama, menyambut kunjungan istimewa dari Nadin Podrug, wisatawan sekaligus relawan asal Prancis. Kehadiran Nadin dalam kunjungan Bersama Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Gusdur meninggalkan kesan mendalam, terutama saat ia menyaksikan keharmonisan kehidupan antaragama di desa tersebut (17/12).

Kegiatan dimulai dengan kunjungan ke Balai Desa Linggo Asri, di mana peserta diperkenalkan dengan potensi desa sebagai simbol moderasi beragama oleh pemerintah Desa Linggoasri, Pengurus Kampung Moderasi Beragama, dan Pokdarwis Mulyo Asri. Salah satu momen yang sangat menginspirasi Nadin terjadi saat kunjungan ke rumah warga setempat yang unik. Dalam keluarga tersebut, suami, istri, dan anak-anaknya menganut agama yang berbeda, tetapi tetap hidup rukun, saling menghormati, dan mendukung satu sama lain. “Saya sangat terinspirasi melihat keharmonisan mereka. Ini adalah pelajaran luar biasa tentang bagaimana keberagaman yang seharusnya dijalani,” ujar Nadin.

Baca Juga:  Peran Dosen dalam Transformasi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama

Rangkaian kunjungan dilanjutkan dengan menanam cabai Jawa, salah satu rempah-rempah unggulan desa ini. Kemudian dilanjutkan ke Batu Linggo, yang menjadi ikon toleransi di desa ini, serta Pura, Masjid Kayu, dan Kali Paingan. Tempat-tempat ini menampilkan keberagaman budaya dan agama yang hidup berdampingan secara harmonis di Desa Linggo Asri.

Nadin Podrug beserta pimpinan FTIK mengunjungi Pura
Wisatawan sekaligus relawan, Nadin Podrug, beserta Para pimpinan FTIK mengunjungi Pura

Wakil Dekan FTIK, Dr. Muhammad Jaeni, M.Pd., M.Ag., Ahmad Burhanudin, M.A., Eros Melina Sofa, M.Pd., Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Gusdur bersama tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Rifa’i, dan Syamsul, turut memfasilitasi kegiatan ini. Mereka memberikan wawasan tentang bagaimana moderasi beragama dijalankan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Linggo Asri.

Nadin, yang aktif berkontribusi dalam pendidikan dan pengabdian masyarakat di Indonesia, mengapresiasi nilai-nilai moderasi dan toleransi yang dipraktikkan di Linggo Asri. “Pengalaman ini membuka mata saya tentang pentingnya hidup berdampingan dengan perbedaan. Linggo Asri adalah contoh nyata bagaimana keberagaman bisa menjadi kekuatan, bukan hambatan,” tambahnya.

Baca Juga:  Cultural Camp for International Students: Memperkenalkan Moderasi Beragama dan Keberagaman Budaya di Linggoasri

Kehadiran Nadin tidak hanya mempererat hubungan lintas budaya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat lokal dan internasional untuk terus mempromosikan harmoni dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Desa Linggo Asri pun diharapkan semakin dikenal sebagai desa wisata yang mengedepankan nilai-nilai luhur ini.

STIS As Saadah Sumedang Gelar Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Seksual di Kampung Keluarga Berkualitas Serumpun, Bandung

Pewarta: Sisca Lestari, Editor: Azzam Nabil H.

Sumedang – Tim pengabdian dari STIS As Saadah Sukasari Sumedang yang diprakarsai oleh dua dosen, Dr. Sisca Lestari, M.Ag dan Fajar Meihadi, M.Pd, menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi seksual untuk remaja di Kampung Keluarga Berkualitas Serumpun, Kelurahan Sindangjaya, Sumedang. Program ini diselenggarakan dalam beberapa pertemuan, yang salah satunya bertempatkan di Incubator Hall DS. Sindangjaya pada 16 Desember 2024. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat, PKBI Kota Bandung, dan WPA Kecamatan Mandalajati.

Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada remaja mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari perilaku seksual yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, peserta juga diajak untuk mencegah penyebaran penyakit HIV dan AIDS di kalangan remaja. Sementara itu, Ada delapan materi yang disampaikan oleh narasumber, Titeu  Herawati dari PKBI Kota Bandung, diantaranya yaitu mengenal kesehatan reproduksi, 12 hak kesehatan sesksual dan reproduksi, cara merawat organ reproduksi, privasi dan hak atas tubuh serta prinsip utama perlindungan diri, dan kesehatan reproduksi dalam Islam sebagai salah satu bagian dari iman.

Baca juga: Hubungan Pembelajaran Tematik dengan Perilaku Kenakalan Remaja: Analisis Dampak dan Strategi Pencegahan

Dalam kegiatan ini, peserta diajarkan mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi, termasuk mengenal organ reproduksi laki-laki dan perempuan, cara merawat organ reproduksi, serta pentingnya melindungi diri dari ancaman perilaku seksual yang berisiko. Titeu Herawati juga menekankan pentingnya menjaga privasi dan hak atas tubuh serta menjelaskan bahwa menjaga kesehatan reproduksi adalah bagian dari iman dalam Islam.

Sisca Lestari dan Fajar Meihadi turut menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada remaja dan orang tua tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi seksual dan bahaya perilaku seksual bebas. Mereka berharap, melalui penyuluhan ini, remaja bisa memiliki pola pikir yang positif, menjaga diri, dan terhindar dari perilaku berisiko.

Baca juga: Menginspirasi Masa Depan: KKN UIN GusDur Turut Perangi Kenakalan Remaja dan Bullying di SMPN 1 Atap Kutorojo

Kegiatan ini juga merupakan bentuk kolaborasi antara akademisi, organisasi masyarakat, dan pemerintah untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan tubuh dan reproduksi, diharapkan remaja dapat lebih bijak dalam menjaga diri, serta berani mengatakan “TIDAK” jika ada yang mencoba menyentuh tubuh mereka secara paksa.

Penyuluhan ini menjadi langkah penting dalam memberikan pengetahuan yang bermanfaat, agar remaja dapat melindungi diri mereka dari ancaman penyakit menular dan perilaku yang merugikan kesehatan.

Menteri Agama Ajak Bangun Fondasi Bangsa dengan Nilai Spiritual di Refleksi dan Proyeksi Kemenag 2025

Pewarta: Sirli Amry, Editor: Amarul Hakim

Jakarta – Kemenag RI Menggelar Refleksi dan Proyeksi Kementerian Agama tahun 2025 dengan mengusung tema “Harmoni dalam Keberagaman” di Aula Sasono Lengen Budoyo TMII pada Hari Jumat, (27/12).

Acara ini dihadiri oleh Menteri Agama Prof. H. Nasaruddin Umar, M. Ag., Sekjen Kemenag Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Kepala Balitbang dan Diklat Prof. Dr. Amien Suyitno, M. Ag, para pejabat eselon I dan II, staf khusus, staf ahli, dan tenaga ahli menteri agama, serta berbagai pihak terkait lainnya.

Acara ini dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, pemberian penghargaan booth Expo, pertunjukan musik Rhoma Irama, pagelaran teatrikal dengan tema Harmoni dalam Keberagaman, pemberian penghargaan dan apresiasi Best Practice penguatan moderasi beragama, serta pengukuhan Relawan Moderasi Beragama.

Baca Juga:  Kemenag Kabupaten Pekalongan Gelar Dialog Lintas Agama dan Pengembangan Kampung Moderasi Beragama Desa Linggoasri

Prof. Dr. Amien Suyitno, M. Ag selaku Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyampaikan bahwa tujuan dari diadakannya acara ini adalah sebagai refleksi atas pencapaian Kemenag selama tahun 2024. Selain itu juga untuk merumuskan proyeksi serta rencana kerja tahun 2025.

”Mengapa mengambil tema Refleksi sekaligus Proyeksi 2025. Kami menangkap pesan Pak Menteri yang sangat dalam betapa pentingnya kita selalu melakukan muhasabah, betapa pentingnya kita selalu interospeksi terhadap sesungguhnya apa sih kekurangan kita, dan malam ini kita akan mencoba mengemasnya dalam bentuk teatrikal, dan proyeksi, apa yang seharusnya kita lakukan 2025,” ujar Amien.

Acara ini digelar dengan konsep yang berbeda dari biasanya, menghadirkan nuansa yang hangat dan santai. Pertunjukkan diawali dengan musik dangdut khas Rhoma Irama yang menghibur para tamu. Kemudian dilanjutkan pagelaran musik teatrikal yang mengusung tema Harmoni dalam Keberagaman. Teater ini menyampaikan pesan mendalam tentang kerukunan dan toleransi.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyoroti pentingnya moralitas dan spiritualitas sebagai landasan atau fondasi utama dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menegaskan bahwa pembangunan yang tidak dilandasi dengan nilai moral akan menghasilkan sesuatu yang rapuh dan mudah runtuh seiring berjalannya waktu.

Baca Juga:  Sinergi dan Komitmen Bersama: Rakornas Moderasi Beragama untuk Indonesia Maju dan Harmoni

”Semua bangunan monumental, seperti Piramida di Mesir, Ka’bah di Mekah, hingga Borobudur di Indonesia, dibangun di atas fondasi spiritualitas. Mari kita berniat dan bertindak dengan nilai-nilai ilahi agar hasilnya monumental,” ujar Menag.

Selain itu, ia juga menggambarkan Harmoni Keberagaman Indonesia sebagai sebuah karya agung Tuhan. Menurutnya, harmoni antar umat beragama bukan sekedar aset yang berharga melainkan juga fondasi kokoh yang menjaga keutuhan dan kestabilan negara.

”Indonesia adalah lukisan Tuhan. Jangan ada yang mengacak-acaknya. Kerukunan adalah kebanggaan kita, dan itu lebih berharga daripada minyak atau komoditas lainnya,” tegasnya.

RMB Sejati Bersamai Kelas Berkah Keuangan Muslimat NU guna Perkuat Resiliensi Keluarga Maslahah

Pewarta: Hamid, Editor: Azzam Nabil H.

Indramayu – Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali lakukan kegiatan riset Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang dilaksanakan pada 19 Desember 2024, bersama mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang bertempat di Gedung Pusat Dakwah PCNU Kabupaten Indramayu

Kegiatan tersebut diikuti oleh Muslimat NU Kabupaten Indramayu sekitar 50 orang. Para peserta dibekali materi oleh Mohamad Yahya dan Muhamad Sofi Mubarok mengenai Kelas Berkah Keuangan Keluarga. Selain itu, tedapat pula pola pengelolaan keuangan keluarga, financial check-up dan membuat tujuan keuangan, analisis instrumen investasi dan risikonya, menghitung dana-dana penting, hingga menyusun keuangan keluarga.

Dalam acara pembukaan, Mohamad Yahya, Ketua RMB Sejati, memaparkan amanah program yang diinisiasi oleh LKK PBNU dan mengajak Muslimat NU untuk merefleksikan problematika kehidupan keluarga agar menjadi perhatian utama.

Baca juga: Kegiatan Maslahat Fest di UIN Saizu Angkat Konsep Keluarga Maslahah dan Peran Bu Nyai

“Program ini didukung penuh oleh LKK LBNU melalui dana Kementerian Agama RI. Dari 27 titik se-Indonesia, salah satunya bertempat di Indramayu. Pascakegiatan ini, akan kami laporkan ke Bupati Indramayu dan PCNU Kabupaten Indramayu atas hasil membaca dan menganalisa kondisi keluarga di Indramayu. Agar semua pihak lebih perhatian lagi terhadap persoalan-persoalan keluarga yang ada di Indramayu, ” katanya.

Sementara itu, Nyai Qurrotu Aeniyah, Ketua Muslimat NU Indramayu, mengingatkan kembali visi dan misi Muslimat NU yang sejalan dengan program keluarga maslahah sebagai landasan untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan keluarga.

“Kami Muslimat NU memiliki visi dan misi yang selaras dengan upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga yaitu untuk mewujudkan masyarakat sejahtera yang berkualitas, bertakwa kepada Allah dan mandiri, khususnya perempuan,” ucapnya.

Baca juga: Frugal Living: Moderasi Manajemen Keuangan Ala Rasullah

Dalam kesempatannya, Kiai Muhammad Mustofa, Ketua PCNU Kabupaten Indramayu, mengajak kepada Muslimat NU untuk melihat kasus-kasus keluarga terkini dan pentingnya peranan Muslimat NU dalam mencetak bibit unggul bagi generasi selanjutnya.

“Permasalahan pernikahan dini, perceraian, hingga ekonomi menjadi tanggung jawab kita bersama bukan hanya NU saja. Maka dari itu, peranan ibu-ibu Muslimat NU sangat penting untuk mencetak bibit unggul sebuah masyarakat terlebih lagi peran ibu-ibu dalam perspektif pendidikan itu ialah madrasatul ula. Ibu-ibu harus menjadi ladang bagi keberhasilan apa yang ditanamnya,” pungkasnya saat membuka kegiatan.

Harapannya, kegiatan ini dapat segera memutus mata rantai problem keluarga di Kabupaten Indramayuserta serta mendorong terbentuknya resiliensi keluarga maslahah.

Kegiatan Maslahat Fest di UIN Saizu Angkat Konsep Keluarga Maslahah dan Peran Bu Nyai

Pewarta: Muhammad Ash-Shiddiqy, Editor: Sirli Amry

Purwokerto – Tim pengabdian UIN Saizu sukses menyelenggarakan kegiatan Maslahat Fest dengan tema “Keluarga Maslahah.” Kegiatan ini menghadirkan Ning Intan Diana Fitriyati, M.Ag, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Masyhad Manbaul Falah Walisampang, Pekalongan, sebagai narasumber utama. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk anggota IPNU-IPPNU dan masyarakat pesantren, yang antusias menyimak pembahasan mendalam tentang pentingnya konsep keluarga maslahah dalam kehidupan. (14/12)

Dalam pemaparannya, Ning Intan menegaskan bahwa “Keluarga Maslahah” adalah keluarga yang tidak hanya sakinah, tetapi juga menjadi sumber kemaslahatan yang berdampak luas—meliputi individu dalam keluarga, masyarakat, negara, hingga alam semesta. “Konsep ini mengajarkan bagaimana kita sebagai manusia harus menyatukan ketaatan kepada Allah dengan tanggung jawab menghadirkan rahmat bagi semesta,” ungkap Ibu Intan.

Peran Sentral Bu Nyai NU dalam Membangun Keluarga Maslahah

Ning Intan juga menyoroti peran strategis Bu Nyai NU dalam menerapkan dan menyebarluaskan konsep keluarga maslahah. Sebagai tokoh sentral di lingkungan pesantren, Bu Nyai tidak hanya menjadi pembimbing spiritual tetapi juga berperan aktif dalam membangun harmoni keluarga dan masyarakat.

Baca Juga :  Ciptakan Sinergi Generasi Muda Qur’ani, UIN Saizu Gelar Maslahat Fest Banyumas 2024

“Bu Nyai memiliki peran ganda yakni sebagai pendidik di dalam keluarga dan masyarakat, serta sebagai penyambung nilai-nilai agama yang menanamkan konsep keluarga ideal. Mereka menjadi teladan dalam menyelaraskan antara tanggung jawab domestik dan publik, sehingga dapat menciptakan kemaslahatan yang berkelanjutan,” jelas Ibu Intan.

Bu Nyai juga dianggap sebagai ujung tombak dalam membumikan nilai-nilai keislaman yang progresif dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keluarga sebagai fondasi peradaban. Melalui pembinaan di pesantren, Bu Nyai berperan dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya membangun keluarga yang tidak hanya memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga membawa keberkahan spiritual.

Konsep Keluarga Maslahah dan Pemikiran Kiai Sahal Mahfudh

Diskusi tentang “Keluarga Maslahah” juga mengacu pada pemikiran Kiai Sahal Mahfudh, yang dikenal sebagai penggagas fiqh sosial. Dalam berbagai tulisannya, Kiai Sahal menyebut keluarga maslahah sebagai keluarga ideal yang mampu mewujudkan keharmonisan di tingkat rumah tangga maupun masyarakat.

Baca Juga :  Peran Dosen dalam Transformasi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama

Kiai Sahal menguraikan konsep ini dalam beberapa karyanya, seperti:  Makalah Keluarga Maslahah dalam Kehidupan Modern (30 Mei 1998), Makalah Majelis Ulama Indonesia dan Ikhtiar Mewujudkan Keluarga Maslahah di Pati (24 April 2001), dan Kata pengantar buku Keluarga Maslahah Terapan Fiqh Sosial Kiai Sahal karya Kiai Cholil Nafis.

Dalam tulisan-tulisan tersebut, Kiai Sahal menjelaskan bahwa keluarga maslahah adalah pilar utama bagi kekuatan agama dan negara. Ia menegaskan bahwa tanpa keluarga yang kuat dan harmonis, sulit untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.

Kegiatan Maslahat Fest memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya membangun keluarga maslahah yang seimbang antara tanggung jawab duniawi dan ukhrawi. Hal ini sejalan dengan peran strategis keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, yang memiliki dampak besar terhadap ketahanan negara dan kekuatan agama.

Dengan kontribusi Bu Nyai NU dan panduan dari konsep fiqh sosial Kiai Sahal, Maslahat Fest diharapkan menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus menggali, menerapkan, dan menyebarkan nilai-nilai kemaslahatan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat luas.

Ciptakan Sinergi Generasi Muda Qur’ani, UIN Saizu Gelar Maslahat Fest Banyumas 2024

Pewarta: Muhammad Ash-Shiddiqy, Editor: Sirli Amry

Banyumas – Dalam semangat meningkatkan kebermanfaatan kepada masyarakat, dua dosen UIN Saizu, Dr. Mohamad Sobirin dan Muhammad Ash-Shiddiqy, M.E., memprakarsai Maslahat Fest Banyumas 2024. Kegiatan ini berlangsung dengan dukungan penuh dari Pimpinan Cabang IPNU dan IPPNU Kabupaten Banyumas, yang menjadi mitra strategis dalam penyelenggaraan acara ini. (14/12)

Maslahat Fest Banyumas 2024 hadir sebagai bentuk kontribusi nyata dalam pengembangan masyarakat, khususnya generasi muda. Dalam acara tersebut, salah satu sesi utama diisi oleh    Dr. Karimatul Khasanah, S.H.I., M.S.I., C.Med., yang memberikan materi bertajuk “Bimbingan Konseling Remaja Menuju Keluarga Maslahah.”

Baca Juga :  Perspektif Tasawuf: Menganalisis Pemahaman Islam yang Dangkal dan Radikalisasi Generasi Muda

Dalam kegiatan yang inspiratif tersebut, Dr. Karimatul Khasanah menyampaikan beberapa topik utama, antara lain:

Konsep Diri Remaja yang Sehat – Menekankan pentingnya pemahaman jati diri yang positif sebagai fondasi kehidupan.

Membangun Jembatan Harapan – Memberikan motivasi kepada para remaja untuk tetap optimis menghadapi tantangan hidup.

Tantangan dan Problematika Remaja Masa Kini – Mengidentifikasi isu-isu terkini yang dihadapi remaja dan cara mengatasinya.

Konsep Remaja Islami (Remaja Qeren Qur’ani) – Menanamkan nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari melalui refleksi ayat-ayat Al-Qur’an.

Sesi ini diperkaya dengan aktivitas membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kisah-kisah para nabi, sehingga memberikan contoh teladan yang relevan bagi generasi muda.

Kegiatan ini merupakan bentuk semangat kolaborasi untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Dr. Mohamad Sobirin dan Muhammad Ash-Shiddiqy, M.E., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter Qur’ani. Kolaborasi dengan IPNU dan IPPNU menjadi langkah strategis dalam menjangkau komunitas remaja yang lebih luas.

Baca Juga :  Etika Berbahasa Cerminan Indah Generasi Muda

“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi remaja Banyumas untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang maslahat”, Ujar Muhammad Ash-Shiddiqy.

Maslahat Fest Banyumas 2024 menjadi bukti nyata sinergi antara akademisi, organisasi masyarakat, dan generasi muda dalam menciptakan perubahan positif. Acara ini tidak hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga memperkuat ukhuwah Islamiyah di Kabupaten Banyumas.

Gaungkan Semangat Toleransi dan Persatuan, Lakpesdam NU Kota Cirebon Selenggarakan Pagelaran Seni dan Budaya Lintas Agama

Pewarta : Ika Amiliya, Editor : Amarul Hakim

Cirebon – Lakpesdam NU Kota Cirebon bersama Rumah Moderasi Beragama (RMB) Sejati UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Gebyar Toleransi dan Bhineka Tunggal Ika dalam Kerukunan Beragama di Auditorium Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pada Rabu, (11/12).

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor II UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Prof.Dr.H.Ilman Nafi’a, M.Ag., Rais Syuriah PCNU Kota Cirebon Dr. K.H. Miftah Faqih, MA., Katib Syuriah PCNU Kota Cirebon K.H. Abdul Mujib, Mustasyar PCNU Kota Cirebon K.H. Syamsuddin, dan Kepala Unit Idensos Densus 88 Kompol H. Satori, S.H., M.M. Hadir pula para pemuka agama dan aliran kepercayaan,  Js. Suryana Erawan (Konghucu), PMd. Toto Sutanto (Budha), Made Supartini, S.Ag. (Hindu), Pdt. Heru Kusumo (Kristen), Romo Antonius Haryanto. Pr. (Katolik), dan Kiai Miftah Faqih (Islam).

Kegiatan ini mengusung tema “Penguatan Nilai-nilai Kebhinekaan dan Toleransi melalui Festival Seni dan Budaya se-Wilayah Ciayumajakuning,” dengan tujuan untuk menanamkan nilai kebhinekaan dan toleransi dalam kehidupan beragama masyarakat se-wilayah Ciayumajakuning, meningkatkan kampanye Bhineka Tunggal Ika dan toleransi melalui seni dan budaya, dan mendukung serta mengokohkan ketertiban dan keamanan nasional.

Baca juga : Kuatkan Toleransi dan Kerukunan, FKUB Kabupaten Pekalongan Gelar Dialog Lintas Agama

Ketua Lakpesdam NU Kota Cirebon sekaligus Ketua RMB Sejati UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Dr. H. Mohamad Yahya, M.Hum mengungkapkan, kegiatan ini menjadi penting mengingat indeks toleransi Kota Cirebon pada tahun 2023 sempat mengalami penurunan di banding 2022.

“Kegiatan ini menjadi penting dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara mengingat wilayah kita pada tahun kemarin indeks toleransi turun 1% dibanding tahun sebelumnya. Dan tahun ini kita semua tahu ada 2 kasus penting di Cirebon, dan itu juga akan menyebabkan indeks toleransi di wilayah Ciayumajakuning akan semakin turun,” ujarnya.

Pagelaran seni dan budaya ini dihadiri sekitar 150 penonton. Kegiatan diawali dengan do’a bersama lintas agama oleh para pemuka agama yang hadir dan kemudian dimeriahkan oleh berbagai pementas seni dan budaya se-Ciayumajakuning. Di antaranya Tari Medley Wonderful Indonesia (Mahasiswa PIAUD), Tari Buyung (Paseban Cigugur Kuningan), Wushu (Majelis Agama Konghuchu Indonesia), Tari Jauk Manis dari Bali (Polresta Cirebon), Musik Tradisional Kontemporer (Gardu Musik), Puisi monolog (Mahasiswa IAT), Arabic Song (Mahasiswa IAT), Solo Vocal (Siswa SD Santa Maria), PSM Kidung Kinasih (Mahasiswa UIN SSC), Seni Beladiri Tangan Kosong (IPPNU Kota Cirebon), dan Tari Topeng (UKM Theater Awal).

Baca juga : Melintasi Batas: Nuansa Corak Budaya dalam Tafsir Al-Qur’an yang Menggugah Pemikiran

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Ilman Nafi’a berharap kegiatan ini mampu menangkal segala aktivitas yang mengganggu persatuan dan kesatuan negara.

“Mudah-mudahan dalam pertemuan ini bisa menangkal berbagai kegiatan aktivitas yang di luar sana dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang di-backup dengan Bhineka Tunggal Ika,” ucapnya.

UIN Gusdur Gandeng PAC IPNU IPPNU Batang Gelar Seminar dan Deklarasi Sekolah Anti Bullying

Pewarta: Lutfi Maulana, Editor: Fajri Muarrikh

Batang – Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid atau UIN Gusdur Pekalongan bekerja sama dengan Pengurus Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Batang menggelar seminar dan deklarasi Sekolah Anti Bullying di SMK Bardan Wasalaman, Desa Sambong, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang pada Selasa, (10/12/24).

Kegiatan ini melibatkan 50 siswa dari kelas 10 dan 11, serta perwakilan dari organisasi IPNU-IPPNU, OSIS, Pramuka, PMR, dan PKS.

Seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang bullying dan memberikan solusi untuk mengatasi tantangan kasus Bullying dan Kenakalan Remaja. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang lebih aman dan ramah.

Ali Muhtarom, dosen UIN Gusdur, menyampaikan bahwa tindakan bullying bisa dilakukan secara verbal maupun virtual. “Pelaku seringkali tidak menyadari efek fatal yang dirasakan korban,” ujar Ali.

Baca juga: Mengupas Dampak Kasus Bullying pada Kesehatan Mental Anak: Tantangan dan Solusi

Seminar ini terdiri dari beberapa sesi yang mencakup berbagai aspek terkait bullying. Sesi pertama adalah penyampaian materi, di mana siswa siswi diperkenalkan dengan konsep bullying, termasuk definisi, jenis, dan dampaknya terhadap korban. Selanjutnya, siswa siswi diajak untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying dan bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda bullying.

Sesi berikutnya para fasilitator turun dan mengarahkan untuk menonton vidio edukasi tentang bullying dan kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi, di mana siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pemahaman tentang bullying. Sesi ini bertujuan untuk membuat siswa siswi berani menyampaikan pendapat dan solusi mereka untuk menghentikan kasus bullying di lingkungan sekolah.

Selanjutnya, adalah sesi penutup dan pembacaan naskah Deklarasi Sekolah Anti Bullying oleh kepala sekolah SMK Bardan Wasalaman diikuti oleh seluruh siswa siswi beserta guru, dan ditandai dengan penandatanganan di banner secara serentak.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Memberikan Edukasi Stop Bullying Di MII Pringlangu Takhassus

UIN Mataram Gandeng Jaringan Gusdurian Gelar Seminar Nasional: “Merawat Bumi, Merajut Harmoni”

Pewarta : Baidawi, Editor : Fajri Muarrikh

Mataram – Dalam rangka mempersiapkan Bali Interfaith Movement (BIM), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram menggelar seminar nasional bertajuk “Merawat Bumi, Merajut Harmoni: Semangat Deklarasi Istiqlal Menuju Bali Interfaith Movement” di Auditorium Kampus II UIN Mataram, Kota Mataram, NTB, pada Senin ( 9/12).

Acara ini terselenggara atas kerja sama antara UIN Mataram, Jaringan GUSDURian, Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Mataram.

Seminar ini dihadiri oleh 500 orang peserta yg merupakan perwakilan Mahasiswa, Komunitas Gusdurian. Pondok Pesantren, dan tokoh lintas agama,

Acara ini menghadirkan Rektor UIN Mataram Prof. Dr. Masnun, M,Ag sebagai Keynote Speech dan juga menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Rektor IAHN Gde Pudja Mataram I Wayan Wirate, Pembina RMB UIN Mataram Prof. Suprapto, Dosen UIN Sunan Kajiaga Yogyakarta Dr. Fahruddin Faiz, dam Pengasuh Pesantren Budaya Daar Al-Mudhaffar Paox Iben Mudhaffar. Acara ini dipandu oleh Dosen UIN Mataram Erma Suriani sebagai moderator.

Baca juga : Bersama GUSDURian Pekalongan, UIN Gusdur Gelar Focus Group Discussion Bertema ‘Harmoni untuk Kemanusiaan dan Lingkungan’

Dalam pidatonya, Masnun mengungkapkan bahwa “Merawat Bumi, Merajut Harmoni, semangat deklarasi istiqlal menuju Bali interfaith movement, merupaka tema seminar kita kali ini,” terang Rektor UIN Mataram tersebut.

Memasuki sesi talkshow, I Wayan Wirate menyebut bahwa ajaran kitab suci bertujuan untuk menyebarkan kedamaian kepada seluruh umat.

“Dalam konteks moderasi beragama, konflik sering terjadi akibat pemahaman agama kita yang belum sempurna, oleh sebab itu kita harus memiliki komitmen untuk memahami ajaran dan doktrin agama sehingga mampu mewujudkan sikap dan perilaku rendah hati,” papar Wayan.

Sejalan dengan itu, Fahruddin Faiz mengatakan bahwa sikap egoisme merupakan problem utama penyebab terjadinya ketidakharmonisan.

“problem kita sekarang ini adalah, banyak orang yang menganggap negara ini adalah beban, dan agama merupakan sumber masalah,” ungkapnya.

Baca juga : Rakerwil Gusdurian Jateng-DIY: Dorong Penggerak Komunitas dan Masyarakat Sipil guna Perkuat Kualitas Demokrasi

Sementara itu, Suprapto mengungkapkan bahwa problem kemanusiaan global berupa Konflik kekerasan dan perang harus bisa diselesaikan oleh Agama.

“stop dehumanisasi dan kerusakan alam, sehingga konservasi lingkungan harus menjadi topik-topik yang  digaungkan oleh seluruh pemuka agama,” terangnya.

Terakhir, Paox Iben Mudhaffar menyebut bahwa  “Bumi ini cukup untuk seluruh manusia tetapi tidak cukup untuk satu manusia serakah.

“keserakahan bisa menggunakan tabir agama sehingga banyak menimbulkan konflik,” jelas pria yang akrab disapa Paox tersebut.

Acara ini dibuka dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan diakhiri dengan Doa. Pengunjung yang berjumlah Ratusan, dari kalangan mahasiswa, dosen, pegiat moderasi lintas agama juga terlihat antusias mengikuti sesi diskusi dalam acara ini. Harapannya, acara ini dapat memberi sumbangsih pemikiran dan komitmen pada terciptanya harmoni manusia dan alam, serta menjadi langkah awal untuk menyambut Bali Interfaith Movement yang akan diadakan pada tanggal 14 dan 15 Desember 2024 mendatang.