Oleh: Fajri Muarrikh, Editor: Azzam NH
Pekalongan – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan wafat pada Senin, 21 April 2025 dalam usia 88 tahun. Ia meninggal dunia di kediamannya, Casa Santa Marta, Vatikan.
Kabar duka diumumkan langsung oleh Kardinal Kevin Farrell selaku camerlengo Vatikan.
“Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan. Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami serahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal Mahakudus.” ujar Farrel, dilansir dari Vatikan News.
Paus Fransiskus dikenal sebagai orang yang tak pernah lelah dalam membela kemanusiaan. Menurut Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, dalam tulisannya di Harian Kompas (1/092024), Paus Fransiskus sangat gencar menyuarakan berbagai hal yang dia pandang penting untuk membangun peradaban yang lebih baik, dengan keberpihakan yang kuat kepada kelompok lemah dan terpinggirkan.
Pada khotbah Natal (25/12/2024) waktu setempat, Paus Fransiskus pernah menyerukan agar “senjata harus diredam” di seluruh dunia, dan ia pun mendoakan untuk kedamaian yang ada di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan.
Baca juga: Haul Gusdur ke-15, Gusdurian Pekalongan Usung Tema Agama untuk kemanusiaan dan Krisis Iklim
“Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, di mana situasi kemanusiaannya sangat buruk,” ucap Paus Fransiskus di hadapan ribuan jemaat yang berkumpul di depan Basilika Santo Petrus untuk mendengarkan khotbah “Urbi et Orbi” yang ditujukan untuk Vatikan dan dunia.
“Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan karena perang,” cetusnya.
Selain itu, sebelum meninggal, ketika kondisinya baru saja membaik, ia pun menyerukan untuk genjatan senjata di Gaza. Pesan itu disampaikan Paus Fransiskus saat muncul di hadapan publik pada perayaan Paskah di balkon utama Basilika Santo Petrus.
Dalam pesan Paskah, Paus Fransiskus mengatakan bahwa situasi di Gaza “dramatis dan menyedihkan”.
“Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan .. seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina,” kata pesan itu.
“Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai: menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai,” katanya (20/4/2025).
*dilansir dari berbagai sumber