Makna Hati yang Bersih: Lebih dari Sekadar Kosong, Tetapi Bebas dari Noda Batin

Penulis : Taufiqur Rohman, Editor : Sirli Amry

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan hati yang bersih?

Apakah itu berarti hati yang kosong, tak berisi apa-apa, seperti sebuah ruang hampa? Jika demikian, maka hati bisa dianggap sebagai sebuah wadah atau tempat yang harus dijaga kebersihannya.

Namun, apakah hanya itu makna dari hati yang bersih?

Bayangkan sebuah gelas. Ketika dikatakan gelas itu bersih, yang dimaksud bukan hanya gelas kosong, tetapi gelas yang bebas dari kotoran.

Begitu pula dengan hati; kebersihannya bukan berarti kosong dari perasaan atau pikiran, tetapi bebas dari noda-noda batin seperti hati yang berpenyakit (Fi Qulubihim maradlun) ada kebencian, iri hati, atau kesombongan, lupa mengingat Allah, sehingga setan mengendalikannya.

ٱسۡتَحۡوَذَ عَلَيۡهِمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمۡ ذِكۡرَ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حِزۡبُ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱلشَّيۡطَٰنِ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ

[Surat Al-Mujadilah: 19]

”Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itu golongan yang rugi.”

Di sisi lain, jika hati dipahami sebagai alat—seperti prosesor dalam komputer—kebersihan hati berarti fungsinya berjalan dengan baik. Hati yang bersih akan mengolah segala sesuatu yang melewatinya dengan baik dan mengeluarkan hasil yang positif. Untuk mencapai kondisi ini, hati perlu dijaga agar tetap sehat, bersih, bercahaya, sampai terjaga senantiasa ingat Allah dalam kondisi apapun baik berdiri, duduk, berbaring:

ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

[Surat Ali ‘Imran: 191]

”(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

Kebersihan hati bukan sekadar kondisi fisik, tetapi lebih kepada bagaimana ia menjalankan fungsinya dengan sempurna. Hati yang terawat, sehat, dan bersih akan memancarkan kebaikan.

يَوۡمَ تَرَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَسۡعَىٰ نُورُهُم بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ بُشۡرَىٰكُمُ ٱلۡيَوۡمَ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

[Surat Al-Hadid: 12]

Pada hari engkau akan melihat orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan dan di samping kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itulah kemenangan yang agung.”

Sehingga Ilham fasiq akan secara otomatis hilang, tergantikan Ilham taqwa

فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا

[Surat Asy-Syams: 8]

”Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, …”

Namun, hati juga bisa memiliki dua fungsi: sebagai alat sekaligus wadah, seperti sebuah truk pengangkut. Hati dapat menerima dan mengolah perasaan, pikiran, dan niat, lalu menghasilkan tindakan atau keputusan. Agar yang dihasilkan baik, hati perlu dijaga kebersihannya, baik sebagai alat yang memproses maupun sebagai wadah yang menampung.

Dengan demikian, hati yang bersih bukanlah hati yang kosong, melainkan hati yang dipenuhi dengan mengingat Allah (dzikrullah).

Kebersihan hati adalah tentang merawatnya, memastikan ia bekerja optimal, sehingga menghasilkan tindakan, keputusan, dan perasaan yang baik dan benar sehingga mudah menerima petunjuk dari Allah SWT

والله اعلم بالصواب

Perspektif Tasawuf: Menganalisis Pemahaman Islam yang Dangkal dan Radikalisasi Generasi Muda

Penulis: Imam Kanafi, Editor: Nanang

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) melalui penelitian mereka menyimpulkan bahwa pemahaman Islam garis keras yang kini menyerang generasi muda berkembang karena pembelajaran agama yang bersifat instan dan dangkal. Mayoritas generasi muda belajar Islam melalui internet dan sumber-sumber lain yang bukan naskah asli, seperti edisi terjemahan, sehingga menimbulkan kesalahan penafsiran. Padahal, Islam, jika dipahami dengan benar, adalah agama yang membawa kedamaian dan keharmonian.

Abdul Muta’ali mengungkapkan bahwa banyak kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur’an, yang pada gilirannya memicu radikalisme dan tindakan teroris atas nama agama. Kesalahan tersebut sering kali terletak pada aspek gramatikal dan budaya Arab yang menjadi bahasa Al-Qur’an.

Contohnya, kata “qaatilu al musyrikiina” seringkali diterjemahkan sebagai “bunuhlah orang-orang musyrik.” Namun, Abdul Muta’ali menyoroti bahwa secara gramatikal, kata “qaatilu” seharusnya diartikan sebagai “berperanglah.” Ini memiliki dampak signifikan karena menggeser persepsi dari tindakan sadis dan barbar menjadi tindakan manusiawi, yang mungkin saja merupakan bentuk pembelaan diri.

Penafsiran yang lebih kontroversial terjadi pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 191, di mana kata “waqtuluuhum khaytsu tasqiftumuuhum” diartikan sebagai “Bunuhlah mereka dimanapun kamu jumpai mereka.” Muta’ali menekankan bahwa seharusnya kata “bunuhlah” digantikan dengan “berperanglah” dan kata “tsaqiftumuuhum” diartikan sebagai “yang menyerang kamu.” Ini memperjelas konteks, mengubah pesan dari serangan tanpa alasan menjadi pertahanan terhadap serangan.

Dari segi budaya, penafsiran yang keliru juga sering terjadi pada istilah “kafir.” Di Indonesia, kata ini sering dimaknai sebagai lawan kata “Mukmin” dengan sentimen penghakiman. Namun, dalam budaya Arab, “kafir” lebih mengacu pada tindakan mengingkari dan mendustakan. Misalnya, pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 28, kalimat “Kaifa takfuruuna billahi wakuntum amwaatan…” sering kali disalahartikan sebagai “kenapa kamu kafir kepada Allah, padahal dulunya kamu mati.” Padahal, jika dimaknai sebagai mengingkari nikmat Allah, pesan akan lebih mengajak dialog dan refleksi.

Dari segi gramatikal, penggunaan “kafir” sebagai Isim Fa’il (pelaku) yang diidentifikasi sebagai identitas yang melekat pada seseorang dianggap salah. Sebagai gantinya, “kafir” seharusnya diartikan sebagai fi’il mudhori (kata kerja), memungkinkan perubahan sesuai dengan niat dan kondisi yang melatarbelakangi.

Jika ajaran Islam dikaji secara mendalam dan komprehensif, inti ajarannya sebenarnya menolak kekerasan dan mendorong kedamaian serta keharmonian. Islam, yang berasal dari kata Aslama yang berarti menyelamatkan dan mendamaikan, seharusnya mengarah pada terwujudnya kedamaian dan keharmonian di muka bumi. Oleh karena itu, perlunya pemahaman yang lebih mendalam dan kritis terhadap Al-Qur’an dan ajaran Islam untuk mencegah pemahaman yang salah dan radikalisasi.

Penerimaan Diri Bentuk dari Rasa Ikhlas kepada Allah

Oleh : Khanifah Auliana

 

Kehidupan di dunia ini hanya sementara, manusia hanya akan diberikan kesempatan 1x seumur hidup. Dari sebelum lahir ke dunia, Allah sudah mengatur semua takdir yang akan terjadi sampai ia meninggal nanti. Bahkan ada hadis yang menyebutkan manusia sebelum lahir akan ditanya 77 kali oleh malaikat untuk memastikan apakah benar-benar ingin lahir ke dunia. Oleh karena itu, jika sudah terlahir ke dunia berarti memang sudah di takdirkan oleh Allah dan harus bersyukur telah diberikan kesempatan untuk hidup di dunia.

Ketika kita sudah terlahir ke dunia yang luas ini, tidak serta merta mudah begitu saja ada banyak rintangan yang harus kita jalani. Di dunia ini juga kita hidup tak sendirian banyak sekali orang, mulai dari kalangan muda sampai tua. Tak menjamin pula hidup kit akan sampai umur berapa sehingga dengan kita menjalani penuh keyakinan kepada sang maha pencipta akan membantu menemukan jalan yang baik. Sebagai penghuni bumi, semua mahluk yang ada di dalamnya mesti harus mengikuti aturan yang ada secara alamiah. Kita semua bukan apa-apa, hanya manusia yang telah di ciptakan dari segumpal darah. Oleh karenanya, menjalani kehidupan di dunia ini penuh lika-liku dan juga hal-hal luar biasa yang tak pernah disangka.

Setiap manusia pasti memiliki momen disaat senang atau sedih ketika ia sudah menginjak umur yang cukup setelah beberapa tahun lahir ke dunia. Banyak sekali hal-hal yang akan di alami oleh setiap manusia dari kecil hingga dewasa. Sebagian ada yang menjalani kehidupan seperti biasa-biasa saja ada pula yang sangat bersemangat menjalani hari-harinya. Ada pula bagi mereka yang harus berusaha keras untuk tidak merasa menyesal lahir ke dunia ini. Memang setiap yang lahir sudah di takdirkan oleh Allah, namun beberapa dari kita semua ada yang lahir secara sempurna fisik dan sebagian lagi dilahirkan dalam keadaan berbeda. Dalam hal ini orang-orang banyak menilai hidupnya kurang bahagia atau bahkan sangat menyesal hidup karena begitu banyak masalah yang hadir. Padahal jika kita pikirkan kembali dan melihat kehidupan sekitar yang kurang dari kita, hal tersebut akan membuat kita semakin bersyukur.

Setiap manusia pasti di uji dengan masalahnya masing-masing, jangan melihat seberapa susahnya diri kita saja namun lihatlah orang-orang sekitar. Yang perlu kita terapkan untuk menjalani kehidupan yang penuh kejutan ini salah satunya dengan penerimaan diri. Bentuk penerimaan diri sangat penting, kita perlu menerima kondisi yang ada pada diri kita sendiri. Bagaimana bisa kita ingin diterima orang lain sedangkan diri kita saja belum menerima sepenuhnya kekurangan sendiri? Penerimaan Diri juga bisa mengajarkan kita secara tidak langsung bentuk ikhlas yang sesungguhnya. Menerima segala takdir yang telah Allah tentukan akan membantu menjalani hidup tenang dan damai. Rasa ikhlas yang sedikit demi sedikit diterapkan bisa menjadi salah satu cara memperbaiki diri kepada Allah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah Saw. bersabda,

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya”

Dalam hal ibadah pun atau segala aktivitas harus dilandasi dengan rasa ikhlas karena sangat penting dan menyangkut kepada keyakinan kita terhadap Allah SWT. Dengan hadis tersebut, bisa kita petik makna untuk penerimaan diri atas segala sesuatu yang telah Allah rencanakan. Mulailah menanamkan rasa ikhlas dari beribadah sampai hal kecil yang telah menjadi bagian hidup , dan selalu berharap ridho kepada-nya agar hidup dalam keberkahan dan hal-hal kebaikan.

Pentingnya pendidikan bagi perempuan

Oleh : Khanifah Auliana

 

Zaman sekarang ini banyak kita lihat kecanggihan teknologi dan informasi yang semakin pesat. Tak heran apabila semua sektor bidang menggunakan teknologi yang modern, mudah dan sangat cepat. Apalagi dalam bidang pendidikan, semakin majunya teknologi informasi membuat kemudahan bagi pelajar atau guru. Jika dulu para anak-anak atau bahkan mahasiswa harus ke gedung pendidikan tempat menimba ilmu dengan adanya kecanggihan teknologi sekarang orang-orang yang akan menuntut ilmu tak perlu secara tatap muka hanya menggunakan gadget. Pendidikan di Indonesia menjadi hal yang sangat diperhatikan dari dulu sampai sekarang. Sistem pendidikan terus diperbaiki dan adanya kemajuan teknologi sangat membantu pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan ilmu lebih luas lagi.

Pandangan orang zaman dulu, saat Indonesia dijajah belum banyak orang yang sekolah atau menuntut ilmu hanya khuhus kalangan atas saja. Saat sudah mulai merdeka, Indonesia mengalami perkembangan dalam pendidikan yang cukup signifikan dilihat dari orang-orang kalangan biasa yang diperbolehkan untuk menuntut ilmu. Bahkan dulu hanya dari kalangan laki-laki saja yang harus bersekolah atau berpendidikan sedangkan perempuan dipandang sebelah mata karena pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Namun sistem itu di hapus sebab tidak hanya laki-laki saja yang harus berpendidikan tapi perempuan juga memerlukan pendidikan. Oleh karena itu, pandangan masyarakat dulu terkait gender antara perempuan dan laki-laki sangat dibedakan.

Mirisnya dulu, para anak-anak perempuan hanya diwajibkan untuk melayani orang rumah saja. sedangkan anak laki-laki sangat diagungkan, karena dapat menjadi pemimpin bagi dan lebih mendominasi. Perbedaan gender yang menyimpang itu membuat sebagian orang tak setuju dan era modern ini masyarakat mulai bisa menyetarakan diri antara baik laki-laki dan perempuan. Dunia pendidikan bukan hanya berhak untuk laki-laki saja namun perempuan juga perlu karena seorang perempuan akan menjadi madrasah atau sekolah pertama bagi anak-anaknya nanti. Jadi tak perlu minder atau memandang sebelah gender perempuan, jangan saling mendominasi tapi bekerjasama sesuai kewajiban gender masing-masing. Dalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan betapa pentingnya menuntut ilmu bagi semua manusia.

Surat Al-’Alaq ayat 1-5: Ilmu Pengetahuan.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ . خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ . اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ . الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ . عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

 Dalam surat Al-alaq ayat 1-5 tersebut dijelaskan bahwa manusia untuk pertama kalinya saat nabi Muhammad mendapat Wahyu, nabi Jibril memberikan pesan dengan kata “Bacalah” kata perintah tersebut berfokus kepada belajar, dengan membaca manusia akan mendapatkan ilmu baru atau informasi yang salah satunya tak pernah hilang dari pendidikan. Kata “baca” akan selalu menjadi hal yang sangat penting, apalagi Indonesia dalam urutan salah satu negara dengan minat baca sedikit. Oleh karenanya, tingkatkan membaca dengan bacaan-bacaan pengetahuan yang luas serta menanamkan pikiran serta menambah wawasan luas. Selain itu membaca Alqur’an juga jangan pernah ketinggalan, satu Wahyu yang jadi pedoman umat Islam dengan segala petunjuk di dalamnya. memahami aspek tersebut dapat kita lihat Pentingnya pendidikan bagi perempuan dapat dilihat dari 2 sisi. Pertama, pendidikan yang terdidik dapat mengikis ketidaksetaraan gender yang menjadi perhatian banyak kalangan. Kedua, bagi yang meyakini bahwa tugas perempuan di rumah untuk mendidik anak-anak, maka seorang pendidik yang baik adalah yang memiliki pendidikan cukup.

Keselarasan Budaya Lokal Sintren Dengan Ajaran Islam

Oleh Khanifah Auliana

Indonesia memiliki beragam suku, ras dan budaya tak heran negara kita ini dijuluki sebagai negara dengan keberagaman karena begitu ada banyak macam didalamnya. Salah satu kebudayaan Indonesia yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah Sintren. Pagelaran sintren di Indonesia sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Budaya sintren memang ada sejak dulu, pagelaran sintren biasanya dilakukan dengan menampilkan tarian seorang perempuan yang berpakaian kebaya khas dengan berkacamata. Tarian itu juga akan diiringi musik, selain itu Sintren juga masuk dalam kesenian tari tradisional dari suku Jawa.

Kesenian Sintren masih terus dijaga sampai saat ini, ada tujuannya dari terciptanya tari Sintren tersebut. Dahulu kala Sintren diciptakan untuk memanggil hujan atau ritual pemanggil hujan saat masyarakat mengalami kekeringan. Oleh karena itu Sintren mengandung makna magis yang masih melekat dibenak masyarakat sampai saat ini. Bahkan konon katanya penari Sintren tidak sadar saat dirinya menari karena ada tradisi khuhus sebelum melakukannya.  Tak heran pelaksanaan kesenian Sintren masih sakral sampai saat ini, namun ada anggapan lain Sintren bisa jadi hiburan dengan melestarikan budaya. Sisi magis dalam Sintren sebenarnya masih dipertanyakan sampai saat ini apakah masih boleh dilaksanakan atau tidak. Perkembangan zaman serta pemahaman tentang agama terkait Sintren jadi perbincangan. Akan tetapi jika kita memiliki tujuan melestarikan kesenian Sintren agar tidak hilang maka sah-sah saja namun sisi magis nya harus dihilangkan agar tidak muncul kepercayaan selain pada tuhan.

Dalam surat Al-hujurat ayat 13 juga diterangkan tentang adanya keberagaman suku yang ada di muka bumi ini salah satunya kebudayaan.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ –

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Dari ayat tersebut telah disebutkan bahwa memang Allah SWT sudah menciptakan manusia dalam perbedaan suku atau bangsa. Artinya semuanya memang berbeda namun tetap saling menciptakan kesatuan agar damai dan rukun. Tidak ada salahnya perbedaan menghalangi kita semua untuk saling tolong menolong atau toleransi satu sama lain. Sintren jadi salah satu kesenian budaya yang harus terus dijaga dengan tujuan yang baik. Selain itu, mengenalkan para generasi muda supaya cinta tanah air dengan segala ciri khas budaya yang ada. Generasi mudah punya peluang besar untuk mendorong majunya kebudayaan lokal bahkan sampai dikenal ke internasional.

3 Pilar Penting Dalam Beragama : Iman,Ihsan, Islam

Oleh : Khanifah Auliana 

Pedoman hidup beragama Islam tak jauh-jauh dari yang dinamakan 3 pilar yaitu iman, Islam dan Ihsan. Namun sebagian masyarakat khususnya Indonesia masih asing dengan 3 pilar penting tersebut. Jelas makna Iman, Islam dan Ihsan sangatlah berbeda dan mengacu pada perilaku serta hati yang terikat pada Allah SWT. 3 pilar yang ada saling berkesinambungan dan keseimbangan satu sama lain dalam membentuk diri untuk mendekatkan kepada Allah SWT. Arti Iman, Islam dan Ihsan berbeda-beda, Iman yaitu kepercayaan diri manusia kepada Allah, Islam adalah perasaan dari hati untuk melakukan sesuatu atau perbuatan dalam mengamalkan kebaikan. Sedangkan Ihsan berperan sebagai implementasi dari keduanya atau hasilnya untuk memotivasi diri dalam keikhlasan menerima suatu perbuatan dan feedback yang kurang sesuai.

Hadits ini bersumber dari Abu Hurairah RA. Ia berkata,

“Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, maka datanglah malaikat Jibril (dalam rupa seorang laki-laki) dan bertanya, apa iman itu? Nabi menjawab: engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, dan hari kebangkitan. Kemudian ia bertanya lagi, apa Islam itu? Nabi menjawab: engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, engkau mendirikan salat, menunaikan zakat, saum di bulan Ramadan dan menunaikan ibadah haji. Kemudian ia bertanya lagi, apa ihsan itu? Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah melihatmu,” (HR Bukhari).

Dari hadis tersebut dapat disimpulkan, bahwasanya seseorang perlu memahami apa itu Islam,Iman dan Ihsan. Begitu pentingnya peran 3 pilar yang harus ada untuk pedoman kehidupan beragama. Ibaratnya 3 pilar jadi pondasi utama jika salah satu runtuh maka yang lainnya akan ikut runtuh. Tidak cukup beragama hanya dengan Iman saja, tapi juga harus melengkapinya dengan menjalankan keimanan itu (Islam), yang bermuara pada kemaslahatan kemanusiaan (Islam). Pun tidak cukup hanya dengan identitas (Islam) saja, namun perlu ada Iman dan Ihsan yang akan berperan sebagai penguat diri dalam beragama. Islam, Iman dan Ihsan saling keterkaitan satu sama lain meski memiliki makna yang beda namun ketiganya menjadi pilar utama. Mengamalkan 3 pilar ini juga dibutuhkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus menjauhi larangannya.

Apalagi di era globalisasi yang semakin canggih seolah membawa manusia ke dalam dunia yang berbeda dengan segala kemudahan gadget. Di balik itu semua perlunya 3 pilar Iman, Islam dan Ihsan untuk menguatkan diri agar tidak terjebak dalam dimensi kecanggihan yang bisa membuat kelalaian dan berdampak ke hal-hal yang buruk.

Bunuh Diri Dalam Kacamata Islam

Oleh Shofi Nur Hidayah

Masyarakat Indonesia saat ini dikejutkan dengan banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini. Seorang mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi di Jawa Tengah ditemukan tewas setelah terjatuh dari lantai tiga pusat perbelanjaan di Semarang, pada Selasa (10/10/2023). Ditemukan pula secarik kertas yang ditinggalkan korban, dalam surat tersebut korban meminta maaf pada orang tuanya karena tidak bisa sekuat yang mereka inginkan.

Dikutip dari laman kompas.id kasus bunuh diri yang terdata di kepolisian RI di tahun 2020 di tahun 671 kasus, di tahun 2021 terdapat 750 kasus, di tahun 2022 sebanyak 826 kasus, sedangkan S1 S2 ditahun 2023 terdapat sekitar 640 kasus bunuh diri terhitung sejak Januari hingga Juli 2023. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 31,7% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 486 kasus.

Berdasarkan dataindonesia.id yang bersimber dari Polri kejadian bunuh diri cenderung meningkat sejak  Desember tahun 2018 hingga Juli 2023 peristiwa paling banyak terjadi pada Juni tahun 2023 yakni sebanyak 111 kasus. Adapun kejadian bunuh diri paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan 241 kasus. Disusul dengan Jawa Timur sebanyak 123 kasus, dan Bali dengan 60 kasus. Dilihat dari tempat kejadian, terjadi sebanyak 483 kasus bunuh diri terjadi di wilayah perumahan dan permukiman di sepanjang Januari hingga Juli 2023. Sedangkan kejadian bunuh diri di perkebunan dan perkantoran terjadi sebanyak 71 kasus.

Sumber : Polri  *hingga 19 Juli

Kasus bunuh diri terjadi karena masalah yang kompleks, salah satunya adalah faktor depresi. Kasus bunuh diri bukankalah penyakit yang bisa dengan mudah dideteksi oleh gejala tertentu, oleh karena iti kasus ini termasuk kompleks sebab ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu atau dorongan bunuh diri.  Umumnya bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan atas dasar luapan emosi dan telah mengendap lama tanpa pengetahuan orang lain, atau bisa berupa luapan emosi yang terjadi tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran yang panjang dan dibuat beberapa waktu sebelum kejadian berlangsung.

Ada banyak alasan logis mengapa seseorang mungkin ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Sebagian besar orang yang mencoba bunuh diri memiliki penyakit jiwa. Lebih dari 90 persen orang yang bunuh diri memiliki gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau diagnosis lainnya. Penyakit kronis, penyalahgunaan zat, trauma kekerasan, faktor sosial ekonomi, hingga putus cinta pun umum menjadi pendorong keinginan bunuh diri.

Dalam kacamata Islam, bunuh diri merupakan dosa besar dan larangan untuk semua penganutnya.  Sebab bunuh diri bukanlah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh dalam kesulitan atau masalah apapun. Selain itu bunuh diri juga tindakan terlarang sebab secara alamiah tindakan ini bertentangan dengan kodrat alam serta dipandang sebagai pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia. Dalam Q.S An-Nisa ayat 29-30 yang berarti, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

Orang yang bunuh diri akan kekal dalam neraka jahanam dan dihukum dengan cara bagaimana dia mengakhiri hidupnya. Apabila dalam cara menghilangkan nyawanya menjatuhkan diri dari gedung, maka di neraka akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di neraka jahanam, Wallahu a’lam. Begitu kerasnya larangan bunuh diri dalam Islam memberikan pesan, bahwa Islam mendorong umatnya untuk memiliki mental yang kuat, berani menghadapi kenyataan, tidak lari dari masalah dst. Putus asa, dimana ujungnya adalah tindakan bunuh diri, merupakan tindakan kesia-siaan, yang justru hanya menurunkan martabat kemanusiaan kita sebagai makhluk yang sempurna. Mental yang kuat, bernai menghadapi kenyataan, terbukti akan mendorong sebuah Bangsa pada kemuliaan.

Hendaknya kita sebagai manusia yang beriman pada Allah SWT senantiasa bertawakal kepada-Nya dan yakin bahwa setiap masalah yang terjadi dalam hidup akan memiliki jalan keluar. Sebab Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya.

Pandawara Group Contoh Nyata Implementasi Cinta Lingkungan

Oleh : khanifah Auliana

Pembahasan tentang kebersihan dan sampah masih jadi topik menarik di negara Indonesia ini. Sebab Indonesia sampai sekarang ini permasalahan soal kebersihan dan sampah belum ada solusi untuk menanganinya. Apalagi Jumlah masyarakat dari tahun ke tahun jumlahnya semakin naik sehingga pemukiman penduduk di beberapa wilayah menjadi padat. Dengan banyaknya penduduk otomatis penggunaan barang atau konsumsi makanan juga ikut naik. Di tahun 2023 ini tercatat dari kemenko PMK yang menyebut jika ada 7,2 juta ton sampah yang belum terkelola dengan baik. Hal itu akan berpengaruh pada jumlah sampah yang dihasilkan jika satu orang saja bisa menghasilkan beberapa sampah apalagi nanti akan di tambah dari jumlah masyarakat di suatu daerah atau bahkan semua masyarakat di negara ini betapa banyaknya sampah yang terkumpul.

Untuk mencegah jumlah sampah yang semakin besar, di harapkan adanya kesadaran dari kita semua agar bisa mengurangi sampah. Para anak muda menjadi pendorong bagi bangsa dalam menciptakan perubahan yang baik kedepannya termasuk kebersihan. Para anak muda patut di apresiasi dan di dukung untuk bersama-sama melestarikan lingkungan supaya tetap bersih. Salah satu bentuk inspirasi anak muda sekarang muncul pertama kali dan viral di media sosial yaitu Pandawa group, sekumpulan anak muda yang memiliki misi membersihkan sampah. dari laman beautynesia, Pandawara Group merupakan sekumpulan 5 teman tongkrongan semasa SMA dan Pandawara tercipta pada tahun 2022. Anggota nya sendiri yaitu, Muchamad Ikhsan, Gilang Rahma, Agung Permana, Rafly Pasya, dan Rifki Sa’dulah. Adanya kesadaran dari para anak muda tersebut bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat lain. Selain itu dengan kita sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, secara tidak langsung juga berperan dalam melaksanakan kewajiban peraturan pemerintah yaitu cinta tanah air.

Pandawa group menjadi contoh yang baik, mereka sekumpulan anak muda yang rela kotor-kotoran untuk membersihkan sampah yang ada di lingkungan setempat. Aksi Pandawara group menarik simpati pemerintah untuk berkontribusi bersama dalam menciptakan lingkungan bersih. Kemudahan media sosial membuat Pandawara group merambah ke berbagai kalangan dengan mengunggah video membersihkan sampah. Mereka keliling ke kota-kota yang memiliki banyak sampah termasuk sungai, selokan kecil bahkan laut yang tercemar oleh sampah.

Tidak sendirian, mereka mengajak segenap masyarakat untuk membersihkan bersama agar cepat bersih dan menanamkan kesadaran. Tak lupa meminta izin kepada para pemerintah pusat dan daerah yang berkaitan supaya mempermudah proses pembersihan sampah. Secara tidak langsung di sini kita berkontribusi bersama dan kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah dalam menjaga lingkungan. Sampah jangan di jadikan kesalahan para individu saja namun menjadi masalah kita semua untuk menanggulangi dan mengatasi. Solusi untuk mencegah dampak buruk sampah yang berakibat fatal bisa dengan mengubah kebiasaan kecil dari membuang sampah pada tempatnya, lalu jika hendak berbelanja usahakan membawa kantong berbahan kain dari rumah, dan mengganti wadah plastik dengan menggunakan bahan-bahan organik yang mudah terurai. khuhusnya bagi pengguna e-commerce yang biasanya menumpuk dengan bubble wrap dari plastik bisa dihindari dan diganti dengan kardus akan jauh lebih baik.

Dalam agama Islam juga mengajarkan untuk menjaga alam semesta ini dan akan berdampak jika terjadi kerusakan pada bumi.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya : ” Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) “.

Dari ayat tersebut mengajarkan tentang pentingnya menjaga lingkungan sebab kita tinggal di bumi dalam artian seperti menjaga hunian dengan merawatnya. Ketika tidak dijaga bumi akan rusak dan akan mempengaruhi manusia serta makhluk lain. Dalam agama menjaga khuhusnya hal kebersihan jadi point’ yang sangat penting apalagi jika itu sebagian dari iman. Adanya contoh dari Pandawara group berharap semua masyarakat dapat saling kerjasama satu sama lain membangun lingkungan yang bersih tidak memandang perbedaan suku ras atau agama karena kita semua tinggal di tempat yang sama yaitu bumi Pertiwi.

Judi Online marak tersebar : Begini Tafsir menurut Al Quran

Oleh : Tim Hijratunaa

Kemudahan dalam mengakses media sosial pada saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat. Meskipun media sosial memiliki dampak positif dan manfaat yang berguna namun ada pula dampak negatif yang perlu di cegah. Hal-hal negatif dari kemudahan media sosial bisa terlihat dari berbagai macam berita atau informasi yang menimbulkan kerugian. Hal tersebut menjadi keresahan masyarakat saat ini salah satunya terkait judi online.

Dalam agama Islam jelas saja judi sangat di haramkan atau di larang. Sebab judi dapat merugikan dan membuat lalai yang melakukannya. Dulu judi biasanya dilakukan dengan cara bergerombol dan sering terjadi di masyarakat pemukiman. Seiring kemajuan teknologi judi tak lekang hilang begitu saja, Nyatanya judi masih saja berkembang hingga ke versi online atau bisa di akses kapan pun hanya dengan gadget.

Maraknya judi online perlu di tindaklanjuti karena akan membawa dampak yang buruk kedepannya. Bahkan sekarang sudah banyak artis atau kalangan selebgram yang terjerat kasus penyebaran situs judi online. Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa yang di promosikan sebab bentuk judi online yang hampir sama dengan game online. Oleh karena itu, bisa jadi evaluasi terkait pencegahan adanya situs judi online. Adapun Larangan judi dalam agama Islam yang tertera   dalam ayat Al Qur’an surah Al maidah: 90.

 

إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Artinya: Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (Q.S Al Maidah: 90)

Tafsir ayat tersebut menjelaskan adanya kaitan tentang perbuatan  yang haram dilakukan, termasuk salah satunya adalah berjudi. Di larangnya judi dalam agama Islam sudah sangat jelas tak terkecuali dengan judi online. Perbuatan judi harus di hindari karena sama halnya dengan berbuat dosa. Perbuatan judi juga dapat menimbulkan dampak negatif lainnya. Dampak negatifnya yaitu dapat melalaikan manusia terhadap Allah dengan lalai tidak beribadah, judi dapat menimbulkan manusia untuk selalu percaya pada keberuntungan dunia sehingga tidak bergantung dan melupakan rezeki dari  Allah. Selain itu, dengan berjudi akan menambah kemiskinan sebab selalu mempertaruhkan hartanya untuk dihabiskan dengan permainan judi yang akan membuat kecanduan. Ada pula dampak lainnya, yaitu meningkatnya rasa malas, tidak berfikir realistis, inginnya serba instan, dan tidak mau bekerja keras. Dari penjelasan tersebut bahwa kita semua hendaknya selalu menggunakan media sosial dengan baik agar bisa bermanfaat bagi khalayak umum. Serta kita sebagai generasi penerus harus berfikir smart dalam menggunakan gadget.

Sabar dan Dekatnya Kasih Sayang Allah

Penulis: Tim Hijratuna

Sabar merupakan salah satu anjuran bagi umat muslim yang beriman, dengan rasa sabar maka Allah SWT akan menghadirkan pahala serta keberkahan bagi hambanya yang memiliki kesabaran dalam menjalani hidup. Orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang sebanding karena mereka mampu menjalani ujian dan cobaan dalam hidup dengan penuh keikhlasan serta percaya akan keadilan yang Allah berikan. Jika berbicara tentang kesabaran, maka kita tak bisa melupakan kisah Nabi Ayub as yang diberi tiga ujian besar dari Allah SWT.

Nabi Ayub as adalah seorang nabi dari bangsa Romawi yang merupakan keturunan Nabi Ishaq, anak Nabi Ibrahim as. Mulanya beliau diberi banyak keberkahan oleh Allah SWT, berupa kekayaan, keturunan yang banyak dan istri yang mencintainya. Kekayaan yang Nabi Ayub as miliki harta berupa lahan perkebunan yang amat luas, lumbung gandum berlimpah serta perkebunan yang banyak, hingga ribuan ternak di daerah Hauran (Damaskus).

Akan tetapi nikmat besar yang dimiliki Nabi Ayub as ini diambil satu persatu sebagai bagian dari ujiannya. Pertama beliau jatuh miskin, seluruh kekayaannya berupa ternak dan perbekebunan lenyap seketika. Ribuan hewan ternaknya mati mendadak dan perkebunannya mengering serta lumbung gandum yang beliau miliki terbakar habis. Karena ujian itu hidup Nabi Ayub dan keluarganya sengsara bahkan sang istri, Rahmah binti Ifrayim harus bekerja kepada orang lain demi memenuhi kebutuhan mereka. Tak hanya kehilangan harta kekayaannya, Nabi Ayub as juga kehilangan anggota keluarganya yang meninggal dunia satu persatu.

Ujian pun masih terus dialami oleh Nabi Ayub as, terakhir beliau menderita penyakit kulit selama delapan belas tahun lamanya. Penyakit kulit itu berupa gatal-gatal hingga menyebabkan kulit beliau panas bahkan melepuh. Karena amat menderita, tubuh Nabi Ayub juga menjadi sangat kurus. Seluruh daging di tubuhnya menghilang dan tersisa tulang serta kulit dan otot. Tak sampai disitu saja, tubuh Nabi Ayub juga mengeluarkan bau anyir yang busuk. Karena bau itu pula Nabi Ayub as diusir oleh tetangganya.

Meski diterpa banyak ujian seperti yang diterangkan diatas, Nabi Ayub tak merasa putus asa bahkan beliau masih terus mengingat Allah SWT  dan tetap tabah serta terus menerus bertasbih pada-Nya. Nabi Ayub as hanya memanjatkan doa yang tertuang dalam surah Al-Anbiya ayat 83 yang artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang”.

Atas kesabaran dan ketabahan yang dimiliki Nabi Ayub as, Allah SWT pun mendengar doanya dan membalas doa itu dengan menurunkan wahyunya yang tertuang dalam surah Shad ayat 42 yang berarti: “(Allah berfirman): Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”  Nabi Ayub pun mengikuti apa yang ada dalam wahyu tersebut, seketika keluar air dari tanah yang beliau injak dan dapat menjadi sumber air untuk minum bahkan mandi. Setelah itu seluruh penyakit beliau sembuh.

Buah kesabaran Nabi Ayub as juga membuatnya mendapatkan nikmat Allah SWT dua kali lipat dibandingkan apa yang telah beliau dapatkan sebelumnya. Kekayaan dan keturunan kembali beliau dapatkan hingga akhirnya bisa kembali hidup bahagia bersama istri dan keluarganya. Dari kisah Nabi Ayub ini kita bisa mengambil ibrah atau pelajaran yang amat berharga, sebuah ujian yang datang di hidup kita bukan berarti karena Allah SWT telah mengabaikan kita. Melainkan dengan adanya ujian tersebut Allah SWT memiliki rencana lain yang jauh lebih baik dari apa yang kita pikirkan. Berdasarkan surah Al-Anbiya ayat 83 kita senantiasa diingatkan akan pribadi mulia Nabi Ayub as yang senantiasa bertawakal dan bertasbih hanya pada Allah. Beliau juga tak pernah mengeluh bahkan berputus asa, karena yakin akan pertolongan-Nya. Ibrah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, ujian dan cobaan yang Allah berikan pada hamba-nya merupakan bentuk kasih sayang. Allah SWT menginginkan hamba-nya menjadi pribadi yang lebih baik dengan tetap tawakal kepada-Nya.