Penulis : Musyarofah Khoirunnisa, Editor : Amarul Hakim
Istilah “gadget” mengacu pada perangkat elektronik portabel atau perangkat elektronik kecil dengan fungsi khusus. Gadget biasanya berukuran kecil, portabel, dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk produktivitas, komunikasi, hiburan, dan akses informasi. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah negara Cina, India, dan Amerika. Penggunaan gadget tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2022-2023, pengguna internet mencapai 215,63 juta pengguna, sedangkan jumlah penduduk Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik hingga pertengahan 2023 adalah 278,93 juta jiwa. Hal ini berarti sekitar 77% masyarakat Indonesia telah menggunakan internet. Dengan adanya internet, penyebaran informasi dan pendidikan ilmu pengetahuan lebih mudah dilakukan dan dapat menjangkau sasaran yang lebih luas. Sayangnya, dibalik dampak-dampak baik tersebut, muncul pula dampak buruk internet jika penggunaan tidak dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab.
Menurut penelitian, saat ini anak berusia 8-10 tahun rata-rata menghabiskan waktu hampir 8 jam sehari menggunakan gadget. Sementara anak-anak dan remaja lebih besar usianya menghabiskan sekitar 11 jam per hari dengan media. Pengenalan gadget pada anak- anak yang terlalu cepat dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Seorang anak tidak akan peduli pada lingkungannya jika mereka sering menggunakan perangkat elektronik secara berlebihan dan tidak sesuai. Sifat tidak peduli seseorang terhadap keadaan di sekitarnya dapat menyebabkan mereka jauh dari temannya atau bahkan terasing di lingkungan sekitar.
Dilansir dari orangtuahebat.id (25 September 2023), BPS menyebutkan bahwa pada tahun 2022 secara total ada 33,44% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan gadget. Dengan pengguna anak berusia 0-4 tahun sebanyak 25,5% dan usia 5-6 tahun sebanyak 52,76%. Sedangkan total anak yang telah mengakses internet adalah 24,96% dengan pengakses usia 0-4 tahun sebanyak 18,79% dan anak usia 5-6 sebanyak 39,97%. Contoh kasus dari dampak negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan anak yang dapat disebutkan adalah seorang anak berusia sekitar 6 tahun yang dibawa kerumah sakit karena tidak bisa membuka matanya akibat nonstop bermain gadget (suarabekaci.id, 26 Februari 2022), dalam kasus tersebut anak itu meringis kesakitan diatas tempat tidur IGD dengan mata terpejam, anak tersebut bermain gadget setiap hari secara nonstop tanpa henti bahkan setiap bangun tidur anak tersebut langsung mencari hp.
Baca juga : Melindungi Anak dari Jerat Kekerasan: Dampak Penganiayaan dan Upaya Pencegahannya
Adapun kasus lainnya yaitu pada bulan Februari 2021, siswa SMP kelas 1 di Subang meninggal dunia karena kecanduan game dan jumlah pasien anak yang kecanduan gadget di RS Jiwa Cisarua Bandung Barat meningkat (detik.com, Minggu, 21 Maret 2021). Raden Tri Sakti (12), siswa SMP kelas 1 asal Desa Alam Jaya, Subang meninggal dunia dengan diagnosa mengalami gangguan syaraf. Pihak keluarga menyebutkan bahwa anak itu kecanduan bermain game online. Raden sempat dirawat selama di RS Siloam. Dokter yang merawatnya mengatakan gangguan saraf yang dideritanya itu karena radiasi telepon seluler. Sementara itu berdasarkan catatan RSJ Cisarua, Jawa Barat. Pada bulan Januari hingga Februari 2021 ada 14 anak mengalami kecanduan gawai yang menjalani rawat jalan. Sementara tahun 2020 dari bulan Januari sampai Desember total ada 98 anak yang menjalani rawat jalan gara-gara kecanduan gawai. Spesialis Psikiater Anak dan remaja RSJ Cisarua Lina Budianti mengatakan anak paling muda yang pernah menjalani perawatan jalan karena kecanduan gawai yakni usia 7 tahun. Dari kedua kasus ini kita bisa melihat bahwa orang tua perlu memberi pengawasan agar anak tidak terkena potensi bahaya dari gadget. Tanpa pengawasan orang tua, gadget dapat memengaruhi perkembangan anak.
Ada pro dan kontra yang tak kunjung selesai mengenai gadget dan anak. Di satu sisi, orang tua tidak ingin ketinggalan dalam hal teknologi. Namun di sisi yang lain, ada banyak dampak negatif secara fisik dan mental untuk perkembangan anak. Oleh karena itu, penggunaan gadget pada anak harus diimbangi dengan aktivitas lainnya seperti bermain diluar ruangan dan juga bersosialisai dengan orang di sekitar. Orang tua juga harus mengatahui bahwa gadget memiliki pengaruh berbeda-beda terhadap anak, sehingga orang tua harus lebih selektif dalam memberikan gadget pada anak mereka. Dengan melakukan hal tersebut, orang tua dapat membantu anak dalam menghindari beberapa efek dari penggunaan gadget yang berlebihan. Dampak positif dari penggunaan gadget :
Baca juga : Pentingnya Memilih Pondok Pesantren: Banyak Orang Tua Takut Memasukan Anak di Pondok Pesantren
- Mengasah keterampilan motorik anak
Anak-anak memperoleh keterampilan motorik saat bermain game di tablet atau gadget lainnya, yang melibatkan gerakan jari tangan, pergelangan tangan, lidah, bibir, dan jari kaki. Ini merupakan latihan bermanfaat bagi pertumbuhan mereka tanpa risiko cedera seperti bermain di luar.
2. Instrumen atau kelengkapan sekolah
Guru-guru modern menggunakan teknologi untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan menciptakan pengalaman baru bagi siswa. Hal ini meliputi cara- cara untuk menjangkau siswa, memperluas konsep, dan memotivasi mereka.
3. Peningkatan Keterampilan Kognitif melalui Teknologi
Berbagai permainan dan program edukatif di perangkat elektronik membantu meningkatkan keterampilan kognitif anak-anak, seperti memproses informasi, mengingat, dan memecahkan masalah, melalui teka-teki, gambar, dan program edukatif.
Baca juga : Mengupas Dampak Kasus Bullying pada Kesehatan Mental Anak: Tantangan dan Solusi
4. Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah
Penggunaan teknologi kadang memunculkan masalah yang mengharuskan anak-anak mencari solusi, membantu mereka belajar membuat keputusan dan memecahkan masalah dengan bijaksana, yang pada gilirannya menghasilkan prestasi yang signifikan.
Dampak negatif dari penggunaan gadget:
- Gangguan Konsentrasi akibat Gadget
Penggunaan gadget dan media sosial yang berlebihan bisa memicu gangguan konsentrasi, seperti ADHD, membuat anak sulit fokus dan mudah terganggu. Hal ini dapat mengganggu kinerja di sekolah atau lingkungan sekitar.
2. Masalah Interaksi Sosial
Anak-anak yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial secara langsung, lebih suka berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada berbicara langsung.
3. Gangguan dalam Proses Belajar
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu waktu belajar anak, mengakibatkan kurangnya waktu untuk belajar dan mempengaruhi hasil akademis mereka.
4. Bullying dan Depresi
Anak-anak rentan terhadap cyberbullying dan risiko depresi akibat penggunaan gadget yang berlebihan dan akses mudah ke media sosial, memerlukan intervensi kesehatan mental yang tepat.
5. Peningkatan Risiko Obesitas
Anak-anak yang banyak bermain gadget cenderung kurang bergerak dan beraktivitas fisik, meningkatkan risiko obesitas pada mereka.
6. Keterlambatan Bicara
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak-anak karena kurangnya interaksi sosial dan komunikasi langsung dengan orang tua dan lingkungan sekitar.
Sangat penting untuk mempertimbangkan dengan cermat dampak yang berbeda dari penggunaan gadget pada anak-anak. Alat ini memungkinkan pembelajaran interaktif, pengembangan fungsi adaptif, dan perkembangan motorik dan kognitif, tetapi juga dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam mengawasi penggunaan perangkat oleh anak-anak mereka. Pemahaman bahwa perangkat elektronik adalah alat yang dapat digunakan dengan benar sangat penting di tengah dunia yang semakin terhubung secara digital. Melakukan pemantauan, mengatur waktu layar, dan mengawasi konten yang sesuai dapat meningkatkan manfaat penggunaan perangkat sambil mengurangi hambatan dan dampak negatifnya.