Penulis: Rizal Maulana, Editor: Ika Amiliya Nurhidayah
Di jagat media maya, banyak sekali bersliweran video yang menunjukkan sekelompok siswa Sekolah Dasar (SD) melakukan tawuran di sebuah taman. Video tersebut menuai berbagai respon dan kekhawatiran dari masyarakat. Perilaku tawuran yang dilakukan oleh siswa SD merupakan salah satu contoh kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan aturan yang berlaku di masyarakat dan dilakukan oleh remaja. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kenakalan remaja, seperti kurangnya pengawasan dari orang tua, pengaruh teman sebaya, dan kurangnya pemahaman tentang norma dan aturan. Kenakalan remaja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti korban jiwa, kerusakan fisik, dan trauma psikologis.
Jika di lihat lebih seksama, terdapat keterkaitan antara kenakalan remaja seperti bullying dan tawuran dengan pembelajaran tematik. Kenakalan remaja seperti bullying dan tawuran merupakan sebuah permasalahan yang kompleks dan multidimensi. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebabnya, termasuk faktor internal (dari individu remaja) dan faktor eksternal (lingkungan sekitar). Salah satu faktor eksternal yang patut dipertimbangkan adalah metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah, termasuk pembelajaran tematik.
Baca Juga : Mengupas Dampak Kasus Bullying pada Kesehatan Mental Anak: Tantangan dan Solusi
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Pendekatan ini memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan motivasi belajar siswa, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membantu siswa memahami konsep secara lebih holistik. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tematik dapat memiliki dampak negatif terhadap perilaku siswa, termasuk meningkatkan risiko bullying. Berikut beberapa kemungkinan alasannya:
Kurangnya fokus pada pengembangan karakter
Pembelajaran tematik lebih fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa, dibandingkan dengan pengembangan karakter. Hal ini dapat menyebabkan siswa kurang memahami nilai-nilai moral dan etik, sehingga lebih mudah terjerumus dalam perilaku bullying.
Minimnya ruang untuk diskusi dan refleksi
Pembelajaran tematik sering kali terfokus pada penyampaian materi dan kegiatan yang bersifat praktis. Hal ini menyebabkan minimnya ruang bagi siswa untuk berdiskusi dan merefleksikan nilai-nilai moral yang terkait dengan bullying.
Kurangnya pengawasan
Pembelajaran tematik yang melibatkan banyak kegiatan kelompok dapat membuat guru kewalahan dalam mengawasi semua siswa. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan bullying tanpa terdeteksi.
Baca Juga : Menginspirasi Masa Depan: KKN UIN GusDur Turut Perangi Kenakalan Remaja dan Bullying di SMPN 1 Atap Kutorojo
Meskipun demikian, tidak semua penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tematik meningkatkan risiko bullying. Dampak pembelajaran tematik terhadap perilaku siswa tergantung pada berbagai faktor, seperti cara penerapannya, kualitas guru, dan karakteristik siswa. Namun, beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif pembelajaran tematik terhadap perilaku siswa, yaitu:
Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik.
Untuk mengatasi kenakalan remaja, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, seperti orang tua, sekolah, dan masyarakat. Orang tua perlu memberikan pengawasan dan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Sekolah perlu memberikan pendidikan karakter dan moral kepada siswa. Masyarakat perlu memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak. Kasus tawuran yang dilakukan oleh siswa SD ini merupakan sebuah refleksi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan masalah kenakalan remaja. Kita perlu bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi masalah ini agar tidak semakin berkembang.
Adaanya Upaya Pencegahan
Pencegahan kenakalan remaja jauh lebih penting daripada penanggulangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak sejak dini, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak. Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah kenakalan remaja. Orang tua perlu memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengawasan kepada anak-anaknya. Orang tua juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya agar dapat memahami permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya.
Peran Sekolah
Sekolah juga memiliki peran penting dalam mencegah kenakalan remaja. Sekolah perlu memberikan pendidikan karakter dan moral kepada siswa. Sekolah juga perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa agar dapat belajar dengan baik dan terhindar dari pengaruh negatif.
Baca Juga : Melindungi Anak dari Jerat Kekerasan: Dampak Penganiayaan dan Upaya Pencegahannya
Peran Masyarakat
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah kenakalan remaja. Masyarakat perlu memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak. Masyarakat juga dapat membantu orang tua dan sekolah dalam mencegah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja adalah masalah yang kompleks dan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Kita perlu bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi masalah ini agar tidak semakin berkembang.