Etika Berbahasa Cerminan Indah Generasi Muda

Penulis : Widhah Salmaniyah, Editor : Amarul Hakim

Bahasa adalah makanan sehari-hari manusa yang tidak akan lepas dari dalam diri  manusia, sopan santun pun adalah wujud nyata yang terbangun dari kebiasaan baik dalam  berinteraksi antar sesama manusia. Ada pepatah mengatakan bahwa “Bahasa menunjukan  bangsa, dan bahasa menunjukan kualitas kita”. Belakangan ini banyak fenomena yang  bermunculan mengenai gaya berbahasa yang digunakan terlebih dari kalangan anak-anak muda  dengan gaya bahasa gaul mereka, yang seharusnya melek bukan hanya dalam kemampuan  komunkasinya tetapi paham juga pada peletakan gaya bahasa yang seperti apa, misal pada saat  berinteraksi kepada orang yang lebih tua maupun yang lebih muda.  

Etika Dalam Berbahasa  

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain  dapat berupa memberikan sebuah informasi, berpendapat, mengubah sikap ataupun pola pikir dan perilaku, baik secara verbal maupun media online seperti era sekarang. Dalam  berkomunikasi kita sebagai makhluk sosial pastinya tak luput dari norma dan sikap terutama  etika yang baik, yang mencerminkan perilaku terpuji tersebut kepada orang lain

Dengan menggunakan bahasa, manusia dapat mengungkapkan berbagai hal seperti ide,  perasaan, gagasan, bahkan pokok pikiran dari komunikator kepada komunikan baik secara lisan  maupun tulisan. Komunikasi yang baik terhadap sesama juga akan menumbuhkan dampak  positif pada pola pikir dan sikap kita, maka dari itu Attitude ( etika ) dalan Berbahasa sangatlah  penting bagi generasi muda sekarang sampai generasi berikutnya, karena bahasa yang baik juga  mencerminkan budaya dan menjunjung tinggi kualitas negeri kita dari penggunaan bahasa  tersebut. 

Baca juga : Perkuat Identitas Bangsa Melalui Bulan Bahasa

bagaimana bangsa yang dikenal luhur tetapi kualitas sumber daya manusianya rendah  terutama dalam etika dan sopan santun berbahasa. Bagaimana bangsa ini bisa ditiru sedangkan  generasi mudanya kurang akan kesadarannya dalam bahasa, masyarakat Indonesia dikenal  sebagai masyarakat yang sopan, ramah dan beretika tidak hanya dapat dilihat dari perilaku  seseorang, melainkan juga dapat dilihat dari komunikasi verbal (lisan dan tulisan) yang  dilakukan oleh seseorang. 

Mencerminkan Generasi Muda Yang Fasih Berbahasa  

Tidak hanya sekedar mencerminkan bangsanya saja dalam sikap baik berbahasa, tetapi  juga dapat menjadi cerminan sekaligus dapat mempresentasikan bagaimana kualitas generasi  yang nantinya bisa terus seimbang dalam ucapan dan perilaku. Etika santun tersebut juga  terdapat dalam Al-Qur’an, QS 11 [Hud]: 87, yang berbunyi, “Mereka berkata, “Wahai Syu’aib!  … sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai” 

Oleh karena itu pola ucapan yang baik nantinya Akan terus menerus dijunjung tinggi dan  mudah diserap apalagi anak-anak yang dari semasa belianya mudah untuk merekam kejadian kejadian dan perilaku baik dan buruk tentang orang lain di sekitarnya, maka dari itu kita sebagai  generasi muda sebaiknya harus lebih sadar akan pentingnya berbahasa, karena kebiasaan yang  kita tanamkan tidak terasa orang lain pun akan meniru dan mempraktekkannya sesuai dengan  apa yang orang lain lihat terhadap apa yang kita lakukan.  

Baca juga : Melintasi Batas: Nuansa Corak Budaya dalam Tafsir Al-Qur’an yang Menggugah Pemikiran

Peran bahasa dikalangan teman sebaya  

Banyak juga fenomena-fenomena yang berkeliaran baik dilingkungan sekitar maupun di  sosial media, “saya terus terang sangat perhatian dengan tutur kata anak-anak jaman sekarang,  mereka seperti terbiasa degan lisannya lantang mengucap kata yang tidak patut dilontarkan,  meskipun mereka berkomunikasi dengan teman sebayanya”. Terkadang ada juga murid dengan  guru ataupun anak dengan orang tua baik biologis maupun orang lain yang lantang berbahasa yang mungkin menurut saya tidak beretika tetapi menurut orang-orang diluar sana sudah  dianggap hal yang wajar. Harapan saya generasi muda kini dan nanti tetap memprioritaskan  bahasa yang santun dan damai, agar bisa terbentuk kembali nilai moralitas dan harmonis seperti  para leluhur dan orang-orang terdahulu serta dapat memberikan rasa terimakasih atas apa yang  telah diajarkannya bahasa yang sopan dan patut sesuai dengan peletakannya.