Oleh Shofi Nur Hidayah
Masyarakat Indonesia saat ini dikejutkan dengan banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini. Seorang mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi di Jawa Tengah ditemukan tewas setelah terjatuh dari lantai tiga pusat perbelanjaan di Semarang, pada Selasa (10/10/2023). Ditemukan pula secarik kertas yang ditinggalkan korban, dalam surat tersebut korban meminta maaf pada orang tuanya karena tidak bisa sekuat yang mereka inginkan.
Dikutip dari laman kompas.id kasus bunuh diri yang terdata di kepolisian RI di tahun 2020 di tahun 671 kasus, di tahun 2021 terdapat 750 kasus, di tahun 2022 sebanyak 826 kasus, sedangkan S1 S2 ditahun 2023 terdapat sekitar 640 kasus bunuh diri terhitung sejak Januari hingga Juli 2023. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 31,7% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 486 kasus.
Berdasarkan dataindonesia.id yang bersimber dari Polri kejadian bunuh diri cenderung meningkat sejak Desember tahun 2018 hingga Juli 2023 peristiwa paling banyak terjadi pada Juni tahun 2023 yakni sebanyak 111 kasus. Adapun kejadian bunuh diri paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan 241 kasus. Disusul dengan Jawa Timur sebanyak 123 kasus, dan Bali dengan 60 kasus. Dilihat dari tempat kejadian, terjadi sebanyak 483 kasus bunuh diri terjadi di wilayah perumahan dan permukiman di sepanjang Januari hingga Juli 2023. Sedangkan kejadian bunuh diri di perkebunan dan perkantoran terjadi sebanyak 71 kasus.
Sumber : Polri *hingga 19 Juli
Kasus bunuh diri terjadi karena masalah yang kompleks, salah satunya adalah faktor depresi. Kasus bunuh diri bukankalah penyakit yang bisa dengan mudah dideteksi oleh gejala tertentu, oleh karena iti kasus ini termasuk kompleks sebab ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu atau dorongan bunuh diri. Umumnya bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan atas dasar luapan emosi dan telah mengendap lama tanpa pengetahuan orang lain, atau bisa berupa luapan emosi yang terjadi tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran yang panjang dan dibuat beberapa waktu sebelum kejadian berlangsung.
Ada banyak alasan logis mengapa seseorang mungkin ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Sebagian besar orang yang mencoba bunuh diri memiliki penyakit jiwa. Lebih dari 90 persen orang yang bunuh diri memiliki gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau diagnosis lainnya. Penyakit kronis, penyalahgunaan zat, trauma kekerasan, faktor sosial ekonomi, hingga putus cinta pun umum menjadi pendorong keinginan bunuh diri.
Dalam kacamata Islam, bunuh diri merupakan dosa besar dan larangan untuk semua penganutnya. Sebab bunuh diri bukanlah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh dalam kesulitan atau masalah apapun. Selain itu bunuh diri juga tindakan terlarang sebab secara alamiah tindakan ini bertentangan dengan kodrat alam serta dipandang sebagai pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia. Dalam Q.S An-Nisa ayat 29-30 yang berarti, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Orang yang bunuh diri akan kekal dalam neraka jahanam dan dihukum dengan cara bagaimana dia mengakhiri hidupnya. Apabila dalam cara menghilangkan nyawanya menjatuhkan diri dari gedung, maka di neraka akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di neraka jahanam, Wallahu a’lam. Begitu kerasnya larangan bunuh diri dalam Islam memberikan pesan, bahwa Islam mendorong umatnya untuk memiliki mental yang kuat, berani menghadapi kenyataan, tidak lari dari masalah dst. Putus asa, dimana ujungnya adalah tindakan bunuh diri, merupakan tindakan kesia-siaan, yang justru hanya menurunkan martabat kemanusiaan kita sebagai makhluk yang sempurna. Mental yang kuat, bernai menghadapi kenyataan, terbukti akan mendorong sebuah Bangsa pada kemuliaan.
Hendaknya kita sebagai manusia yang beriman pada Allah SWT senantiasa bertawakal kepada-Nya dan yakin bahwa setiap masalah yang terjadi dalam hidup akan memiliki jalan keluar. Sebab Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya.