Keselarasan Budaya Lokal Sintren Dengan Ajaran Islam

Oleh Khanifah Auliana

Indonesia memiliki beragam suku, ras dan budaya tak heran negara kita ini dijuluki sebagai negara dengan keberagaman karena begitu ada banyak macam didalamnya. Salah satu kebudayaan Indonesia yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah Sintren. Pagelaran sintren di Indonesia sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Budaya sintren memang ada sejak dulu, pagelaran sintren biasanya dilakukan dengan menampilkan tarian seorang perempuan yang berpakaian kebaya khas dengan berkacamata. Tarian itu juga akan diiringi musik, selain itu Sintren juga masuk dalam kesenian tari tradisional dari suku Jawa.

Kesenian Sintren masih terus dijaga sampai saat ini, ada tujuannya dari terciptanya tari Sintren tersebut. Dahulu kala Sintren diciptakan untuk memanggil hujan atau ritual pemanggil hujan saat masyarakat mengalami kekeringan. Oleh karena itu Sintren mengandung makna magis yang masih melekat dibenak masyarakat sampai saat ini. Bahkan konon katanya penari Sintren tidak sadar saat dirinya menari karena ada tradisi khuhus sebelum melakukannya.  Tak heran pelaksanaan kesenian Sintren masih sakral sampai saat ini, namun ada anggapan lain Sintren bisa jadi hiburan dengan melestarikan budaya. Sisi magis dalam Sintren sebenarnya masih dipertanyakan sampai saat ini apakah masih boleh dilaksanakan atau tidak. Perkembangan zaman serta pemahaman tentang agama terkait Sintren jadi perbincangan. Akan tetapi jika kita memiliki tujuan melestarikan kesenian Sintren agar tidak hilang maka sah-sah saja namun sisi magis nya harus dihilangkan agar tidak muncul kepercayaan selain pada tuhan.

Dalam surat Al-hujurat ayat 13 juga diterangkan tentang adanya keberagaman suku yang ada di muka bumi ini salah satunya kebudayaan.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ –

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Dari ayat tersebut telah disebutkan bahwa memang Allah SWT sudah menciptakan manusia dalam perbedaan suku atau bangsa. Artinya semuanya memang berbeda namun tetap saling menciptakan kesatuan agar damai dan rukun. Tidak ada salahnya perbedaan menghalangi kita semua untuk saling tolong menolong atau toleransi satu sama lain. Sintren jadi salah satu kesenian budaya yang harus terus dijaga dengan tujuan yang baik. Selain itu, mengenalkan para generasi muda supaya cinta tanah air dengan segala ciri khas budaya yang ada. Generasi mudah punya peluang besar untuk mendorong majunya kebudayaan lokal bahkan sampai dikenal ke internasional.