Kegiatan Maslahat Fest di UIN Saizu Angkat Konsep Keluarga Maslahah dan Peran Bu Nyai

Pewarta: Muhammad Ash-Shiddiqy, Editor: Sirli Amry

Purwokerto – Tim pengabdian UIN Saizu sukses menyelenggarakan kegiatan Maslahat Fest dengan tema “Keluarga Maslahah.” Kegiatan ini menghadirkan Ning Intan Diana Fitriyati, M.Ag, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Masyhad Manbaul Falah Walisampang, Pekalongan, sebagai narasumber utama. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk anggota IPNU-IPPNU dan masyarakat pesantren, yang antusias menyimak pembahasan mendalam tentang pentingnya konsep keluarga maslahah dalam kehidupan. (14/12)

Dalam pemaparannya, Ning Intan menegaskan bahwa “Keluarga Maslahah” adalah keluarga yang tidak hanya sakinah, tetapi juga menjadi sumber kemaslahatan yang berdampak luas—meliputi individu dalam keluarga, masyarakat, negara, hingga alam semesta. “Konsep ini mengajarkan bagaimana kita sebagai manusia harus menyatukan ketaatan kepada Allah dengan tanggung jawab menghadirkan rahmat bagi semesta,” ungkap Ibu Intan.

Peran Sentral Bu Nyai NU dalam Membangun Keluarga Maslahah

Ning Intan juga menyoroti peran strategis Bu Nyai NU dalam menerapkan dan menyebarluaskan konsep keluarga maslahah. Sebagai tokoh sentral di lingkungan pesantren, Bu Nyai tidak hanya menjadi pembimbing spiritual tetapi juga berperan aktif dalam membangun harmoni keluarga dan masyarakat.

Baca Juga :  Ciptakan Sinergi Generasi Muda Qur’ani, UIN Saizu Gelar Maslahat Fest Banyumas 2024

“Bu Nyai memiliki peran ganda yakni sebagai pendidik di dalam keluarga dan masyarakat, serta sebagai penyambung nilai-nilai agama yang menanamkan konsep keluarga ideal. Mereka menjadi teladan dalam menyelaraskan antara tanggung jawab domestik dan publik, sehingga dapat menciptakan kemaslahatan yang berkelanjutan,” jelas Ibu Intan.

Bu Nyai juga dianggap sebagai ujung tombak dalam membumikan nilai-nilai keislaman yang progresif dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keluarga sebagai fondasi peradaban. Melalui pembinaan di pesantren, Bu Nyai berperan dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya membangun keluarga yang tidak hanya memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga membawa keberkahan spiritual.

Konsep Keluarga Maslahah dan Pemikiran Kiai Sahal Mahfudh

Diskusi tentang “Keluarga Maslahah” juga mengacu pada pemikiran Kiai Sahal Mahfudh, yang dikenal sebagai penggagas fiqh sosial. Dalam berbagai tulisannya, Kiai Sahal menyebut keluarga maslahah sebagai keluarga ideal yang mampu mewujudkan keharmonisan di tingkat rumah tangga maupun masyarakat.

Baca Juga :  Peran Dosen dalam Transformasi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama

Kiai Sahal menguraikan konsep ini dalam beberapa karyanya, seperti:  Makalah Keluarga Maslahah dalam Kehidupan Modern (30 Mei 1998), Makalah Majelis Ulama Indonesia dan Ikhtiar Mewujudkan Keluarga Maslahah di Pati (24 April 2001), dan Kata pengantar buku Keluarga Maslahah Terapan Fiqh Sosial Kiai Sahal karya Kiai Cholil Nafis.

Dalam tulisan-tulisan tersebut, Kiai Sahal menjelaskan bahwa keluarga maslahah adalah pilar utama bagi kekuatan agama dan negara. Ia menegaskan bahwa tanpa keluarga yang kuat dan harmonis, sulit untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.

Kegiatan Maslahat Fest memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya membangun keluarga maslahah yang seimbang antara tanggung jawab duniawi dan ukhrawi. Hal ini sejalan dengan peran strategis keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, yang memiliki dampak besar terhadap ketahanan negara dan kekuatan agama.

Dengan kontribusi Bu Nyai NU dan panduan dari konsep fiqh sosial Kiai Sahal, Maslahat Fest diharapkan menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus menggali, menerapkan, dan menyebarkan nilai-nilai kemaslahatan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat luas.