Penulis: Azzam Nabil H., Editor: Amarul Hakim
Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Salah satu keistimewaan bulan ini adalah, selain menjadi bulan dimana didalamnya terdapat peristiwa diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, di bulan Ramadan pula ada satu malam yang begitu istimewa yang banyak orang berburu keistimewaan malam yang spesial ini. Tidak lain dan tidak bukan, malam Lailatul Qadar adalah malam yang spesial di Bulan Ramadan.
Sebagaimana firman Allah swt. dalam Surah Al Qadr ayat 1-5:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: Sesungguhnya, Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan, tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Q.S. al-Qadr/97: 1-5)
Begitu banyaknya nikmat dan hidayah yang diturunkan pada malam Lailatul Qadar, yang bahkan sampai disebutkan malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Meski dalam hal ini terdapat makna tersirat dari “seribu bulan” tersebut, namun pada dasarnya makna tersebut sebagai bentuk begitu besarnya keberkahan dan keistimewaan yang diturunkan oleh Allah swt. di malam tersebut. Oleh karena itu, tentu dengan adanya malam Lailatul Qadar harus menjadi penyemangat umat Islam agar meningkatkan amal ibadah mereka dengan memburu malam Lailatul Qadar. Sebagaimana dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Yang artinya, “Carilah malam Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan (H.R. Bukhari).
Adapula hadits yang Rasulullah saw. bersabda bahwa malam Lailatul Qadar jatuh di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan (H.R. Bukhari).
Dari beberapa hadits tersebut, seorang ulama terkemuka, Imam Al-Ghazali melalui metodenya yang tercantumn dalam I’anatuth Thalibin, juz 2, halaman 257, beliau memberikan kaidah agar dapat mengetahui kapan Lailatul Qadar jatuh berdasarkan hari pertama dari bulan Ramadan.
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة
Penjelasannya adalah:
- Jika awal bulan Ramadan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29;
- Jika awal bulan Ramadan jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21;
- Jika awal bulan Ramadan jatuh pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke-27;
- Jika awal bulan Ramadan jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25;
- Jika awal bulan Ramadan jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.
Berdasarkan perhitungan ini, maka tahun 2025 M / 1446 H, sebagaimana Keputusan sidang Isbat melalui Kementerian Agama dan juga melalui Lembaga Falakiyah PBNU, awal Ramadan 1446 H jatuh di hari Sabtu, 1 Maret 2025. Sehingga dapat diprediksi dengan landasan kaidah yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali, malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 23 Maret 2025 M.
Baca juga: Malam Lailatul Qadar (Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan)
Namun demikian, tetap prediksi ini tidak bisa dijadikan sebuah acuan utama, karena Allah swt. yang berhak menentukan dengan pasti kapan malam Lailatul Qadr itu, dan manusia hanya sebatas memprediksi.
Disisi lain, selagi malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan diisi dengan amal-amal ibadah seperti membaca Al-Qur’an, memperbanyak dzikir dan shalawat, serta melaksanakan salat malam (tahajud), maka Insyaallah dapat memperoleh keistimewaan malam Lailatul Qadar tersebut. Adapun anjuran doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. untuk dibaca pada malam Lailatul Qadar ini adalah,
اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فاعْفُ عَنِّي
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.“
Artinya: Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku. (H.R. Tirmidzi)
Dengan demikian, melalui amal ibadah yang terus ditingkatkan di malam malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, semoga dapat menjadi sebuah keberkahan dan dapat membuat kita menjumpai malam Lailatul Qadar, serta yang terpenting adalah amal ibadah kita semoga dapat diterima oleh Allah swt., dengan terus istiqomah melaksanakan amal ibadah di bulan-bulan selanjutnya hingga bertemu dengan bulan Ramadan kembali di tahun depan.
Wallahu’alam bishawab.