Menteri Agama Ajak Bangun Fondasi Bangsa dengan Nilai Spiritual di Refleksi dan Proyeksi Kemenag 2025

Pewarta: Sirli Amry, Editor: Amarul Hakim

Jakarta – Kemenag RI Menggelar Refleksi dan Proyeksi Kementerian Agama tahun 2025 dengan mengusung tema “Harmoni dalam Keberagaman” di Aula Sasono Lengen Budoyo TMII pada Hari Jumat, (27/12).

Acara ini dihadiri oleh Menteri Agama Prof. H. Nasaruddin Umar, M. Ag., Sekjen Kemenag Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Kepala Balitbang dan Diklat Prof. Dr. Amien Suyitno, M. Ag, para pejabat eselon I dan II, staf khusus, staf ahli, dan tenaga ahli menteri agama, serta berbagai pihak terkait lainnya.

Acara ini dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, pemberian penghargaan booth Expo, pertunjukan musik Rhoma Irama, pagelaran teatrikal dengan tema Harmoni dalam Keberagaman, pemberian penghargaan dan apresiasi Best Practice penguatan moderasi beragama, serta pengukuhan Relawan Moderasi Beragama.

Baca Juga:  Kemenag Kabupaten Pekalongan Gelar Dialog Lintas Agama dan Pengembangan Kampung Moderasi Beragama Desa Linggoasri

Prof. Dr. Amien Suyitno, M. Ag selaku Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyampaikan bahwa tujuan dari diadakannya acara ini adalah sebagai refleksi atas pencapaian Kemenag selama tahun 2024. Selain itu juga untuk merumuskan proyeksi serta rencana kerja tahun 2025.

”Mengapa mengambil tema Refleksi sekaligus Proyeksi 2025. Kami menangkap pesan Pak Menteri yang sangat dalam betapa pentingnya kita selalu melakukan muhasabah, betapa pentingnya kita selalu interospeksi terhadap sesungguhnya apa sih kekurangan kita, dan malam ini kita akan mencoba mengemasnya dalam bentuk teatrikal, dan proyeksi, apa yang seharusnya kita lakukan 2025,” ujar Amien.

Acara ini digelar dengan konsep yang berbeda dari biasanya, menghadirkan nuansa yang hangat dan santai. Pertunjukkan diawali dengan musik dangdut khas Rhoma Irama yang menghibur para tamu. Kemudian dilanjutkan pagelaran musik teatrikal yang mengusung tema Harmoni dalam Keberagaman. Teater ini menyampaikan pesan mendalam tentang kerukunan dan toleransi.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyoroti pentingnya moralitas dan spiritualitas sebagai landasan atau fondasi utama dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menegaskan bahwa pembangunan yang tidak dilandasi dengan nilai moral akan menghasilkan sesuatu yang rapuh dan mudah runtuh seiring berjalannya waktu.

Baca Juga:  Sinergi dan Komitmen Bersama: Rakornas Moderasi Beragama untuk Indonesia Maju dan Harmoni

”Semua bangunan monumental, seperti Piramida di Mesir, Ka’bah di Mekah, hingga Borobudur di Indonesia, dibangun di atas fondasi spiritualitas. Mari kita berniat dan bertindak dengan nilai-nilai ilahi agar hasilnya monumental,” ujar Menag.

Selain itu, ia juga menggambarkan Harmoni Keberagaman Indonesia sebagai sebuah karya agung Tuhan. Menurutnya, harmoni antar umat beragama bukan sekedar aset yang berharga melainkan juga fondasi kokoh yang menjaga keutuhan dan kestabilan negara.

”Indonesia adalah lukisan Tuhan. Jangan ada yang mengacak-acaknya. Kerukunan adalah kebanggaan kita, dan itu lebih berharga daripada minyak atau komoditas lainnya,” tegasnya.