Sanggar Seni Lingga Laras: Teladan Toleransi Agama dan Persaudaraan di Desa Linggoasri

Penulis: Shifa Ismaya, Editor: Faiza Nadilah

Sebagai negara multikultural, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, suku, bahasa, bahkan agama. Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan suatu kekayaan dan keindahan bagi bangsa Indonesia yang patut disyukuri. Dengan enam agama yang diakui, menambah keanekaeragaman yang dimiliki bangsa Indonesia yang bukan hanya mampu menjadi pengikat ataupun perekat masyarakat, namun dengan adanya keberagaman juga dapat menyebabkan terjadinya benturan antar keragaman bahkan konflik perpecahan yang dapat merugikan banyak pihak. Adanya keragaman di Indonesia mengharuskan kita sebagai anak bangsa menghindari sikap ekstrimisme dan intoleransi, terutama dalam beragama. Oleh karena itu, moderasi beragama perlu diterapkan guna menjaga keharmonisan suatu bangsa.

Moderasi beragama adalah jalan tengah yang berprinsip pada keadilan dan keberimbangan yang menjadikan seseorang tidak ekstrim dalam melaksanakan kehidupan beragama, dimana sebagai warga negara Indonesia kita dituntut untuk bersikap moderat dalam menghadapi keberagaman. Moderat dalam beragama berarti berperilaku, bersikap, dan memiliki cara pandang yang adil dan tidak ekstrim dalam beragama. Contohnya dengan tidak bersikap fanatik yaitu selalu menganggap ajaran agama yang dianut paling benar dan menganggap salah ajaran agama lain. Seseorang dapat dikatakan moderat apabila mampu memenuhi empat  indikator, yaitu: komitmen terhadap kebangsaan, anti kekerasan, akomodatif terhadap budaya lokal, serta toleransi. 

Setiap warga negara memiliki kebebasan dalam menentukan agama yang dianut, sehingga menjadikan Indonesia memiliki keberagaman agama. Toleransi merupakan sikap yang penting dalam kehidupan beragama. Toleransi atau tasamuh merupakan suatu kemampuan dalam menerima suatu perbedaan. Toleransi dalam agama memiliki arti suatu sikap memberikan kebebasan kepada orang lain dalam beribadah sesuai keyakinan yang diyakininya, serta tidak beranggapan bahwa apapun yang melekat pada diri sendiri lebih unggul dan tidak mengarah pada niat yang ditujukan untuk melakukan kekerasan fisik atau psikologis terhadap orang lain yang memiliki perbedaan dengan kita. Setiap agama mengajarkan bukan hanya toleransi melainkan banyak hal seperti saling memahami, saling menyayangi, saling menghargai dan saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Adanya sikap toleransi dapat menghilangkan kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat, mencegah terjadinya konflik perpecahan, serta persatuan dan kesatuan bangsa dapat terlestarikan. Sehingga dalam hal ini sikap toleransi perlu ditumbuhkan sejak dini.

Contoh nyata dari sikap toleransi agama sejak dini dapat dilihat pada sikap anak-anak Sanggar Seni Lingga Laras yang berada di Desa Linggoasri, kabupaten Pekalongan yang merupakan desa sadar kerukunan dan kampung moderasi beragama karena terdapat berbagai macam agama yang mampu hidup berdampingan. Sanggar Seni Lingga Laras merupakan suatu wadah dalam melestarikan kesenian seperti seni drama, karawitan, dan seni tari. Sanggar ini berdiri sejak tahun 2016 dan masih eksis sampai saat ini. Sanggar Seni Lingga Laras menjadi ruang kesenian sebagai alat pemersatu antar umat beragama yang ada di Desa Linggaasri karena siapapun dapat melakukan seni tanpa memandang kepercayaan yang dianut. Peserta Sanggar Seni Lingga Laras awalnya mayoritas pemeluk agama Hindu namun seiring berjalannya waktu peserta sanggar tersebut terdiri dari berbagai latar belakang agama namun mampu berdampingan dan hidup rukun. Adanya sanggar Seni Lingga laras tentu saja dapat memperkuat persaudaraan dan mampu menciptakan rasa saling memahami antar individu. Menurut penuturan Ibu Sri, selaku anggota aktif dari Sanggar Seni Lingga Laras mengatakan bahwa sikap toleransi agama pada anak-anak sudah muncul dengan sendirinya tanpa perlu arahan dari orang tua ataupun pendidik di Sanggar, contoh kecilnya tidak membeda-bedakan dalam berteman dan mereka saling mengingatkan untuk berdoa sebelum makan sesuai dengan agama masing-masing. Contoh kecil tersebut merupakan dampak dari lingkungan hidup, dimana mereka tumbuh dan berkembang di lingkungan yang tinggi akan toleransi beragama, sehingga mereka tanpa sadar sudah menerapkan sikap toleransi agama sejak kecil. Pentingnya menerapkan toleransi agama dalam kehidupan bermasyarakat merupakan perwujudan rasa tanggung jawab dan kesadaran kita sebagai warga negara dalam menjaga perdamaian, kerukunan, persatuan dan kesatuan. Seperti halnya semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang menekankan persatuan di tengah perbedaan.