Kosmologi: Upaya Memahami Sang Pencipta Dengan Mengenal Ciptaan-Nya.

Oleh Shofi Nur Hidayah

Bumi adalah satu-satunya planet di semesta ini yang dapat dihuni oleh manusia, bumi merupakan planet ketiga terdekat dari matahari. Struktur penyusunnya berupa inti pusat, mantel berbatu, dan kerak yang padat sama seperti planet tresial lainnya. Selain itu bumi juga menjadi satu-satunya planet yang diketahui memiliki atmosfer dengan oksigen bebas serta lautan air cair dipermukaannya, sehingga memungkinkan menjadi tempat tinggal makhluk hidup.

Dilansir dari laman NASA, bumi terdiri dari empat lapisan utama yang dimulai dari inti dalam dan berada di pusat bumi. Kemudian lapisan itu diselimuti oleh inti luar, mantel dan kerak bumi. Inti bagian dalam merupakan bola padat yang tersusun atas logam besi dan nikel dengan radius sekitar 1.221 kilometer dengan suhu mencapai 5.400 derajat Celcius. Bila padat tersebut dikelilingi oleh lapisan inti luar dengan ketebalan mencapai 2.300 kilometer, material penyusunya berupa cairan besi dan nikel.

Diantara inti luar dan kerak bumi terdapat mantel bumi, yang merupakan lapisan paling tebal. Lapisan ini terbuat atas batuan cari yang panas dan kental dnegan ketebalan sekitar 2.900 kilometer. Sedangkan lapisan terluar adalah kerak bumi, rata-rata memiliki kedalaman sekitar 30 kilometer di daratan. Di dasar lautan, kerak bumi jauh lebih tipis dan memanjang sekitar 5 kilometer. Hal itu pula yang membuat buku menjadi satu-satunya planet dengan oksigen bebas di lautan air cair di permukaannya.

Alam semesta yang kita tinggali merupakan ciptaan Allah SWT yang luar biasa, termasuk didalamnya terdapat bumi, bulan, matahari dan sebagainya. Dalam Al-Qur’an sendiri persoalan penting yang banyak disebutkan adalah tentang alam semesta, ayat-ayat Al-Qur’an mengajak manusia untuk senantiasa memperhatikan dan memikirkan tentang penciptaan alam semesta, karena didalamnya ada tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Meskipun dalam ayat-ayat Al-Qur’an tersebut tidak dijelaskan secara rinci bagaimana penciptaan alam semesta terjadi, tapi fokus utamanya adalah hubungan antara Tuhan dan alam semesta. Dalam prinsipnya telah disepakati bahwa dalam proses penciptaan alam bahwa Allah SWT adalah Kholiq (Pencipta) dan alam merupakan makhluk (Ciptaan). Kajian tentang alam semesta ini disebut dengan kosmologi, dimana menurut pandangan Seyyed Hussein Nasr prinsip kosmologi islam ialah menetapkan keesaan Tuhan dan martabat wujud (Graduation of being) yang secara metafisik menjelaskan bahwa realitas pada dasarnya hanya satu, namun secara kosmologis, alam yang dapat dirasa dan dipikirkan ini merupakan salah satu dari beragam wujud yang ada.

Seluruh ilmu keislaman dan lebih khusus lagi kosmologi adalah untuk menunjukkan kesatuan dan saling keterkaitan dari segala eksistensi yang membawa kepada keesaan Ilahi. Dengan memahami penciptaan alam semesta kita semua diharapkan mampu mengingat keesaan serta kekuasaan Allah SWT. Bahwa tidak ada entitas lain yang mempu menandingi-Nya, karena itu lah semakin kita mengenal alam semesta yang merupakan hasil Ciptaan-Nya maka akan menambah ketaqwaan kita pada Allah SWT.