BERSATU DALAM PERBEDAAN: BELAJAR DARI TIMNAS INDONESIA

Pada gelaran laga kualifikasi piala asia U-23 antara Timnas Indonesia melawan Turkmenistan yang digelar di Stadion Manahan Solo selasa, 12 September 2023 membawa kabar baik bagi Timnas Indonesia yang lolos ke putaran final piala asia U-23 di Qatar usai membobol gawang Turkmenistan 2-0. Dengan akumulasi enam poin dari dua pertandingan, Indonesia dipastikan jadi juara grup K dan berhasil lolos ke putaran final piala Asia U-23.

Kemenangan ini menorehkan sejarah baru dalam dunia sepak bola Indonesia karena untuk pertama kalinya garuda Indonesia bermain ditunamen tersebut. Sejak digulirkan pertama kali pada 2013 silam sudah ada enam edisi piala AFF U-23 namun tak sekalipun Indonesia lolos keputaran final. Pada 2022 lalu Indonesia hanya menjadi runner up grup G setelah gagal menaklukan Australia.

Tidak hanya Indonesia ada beberapa negara ASEAN yang melaju ke babak final yaitu Vietnam dan Thailand yang lolos sebagai juara grup serta Malaysia yang lolos usai menjadi runner up terbaik. Namun sejauh ini AFC belum merilis jadwal lengkap piala asia U-23 tapi secara umum jadwal penyeleggaraan sudah rilis, piala Asia akan digelar pada 15 April hingga 23 Mei 2024. Terdapat fakta menarik dari gelaran ini, ajang piala AFC juga menjadi kualifikasi untuk olimpiade musim panas 2024 di Prancis. Nantinya akan ada tiga wakil Asia yang bermain di olimpiade tersebut. Tiga tim diambil dari dua finalis dan peringkat ketiga piala Asia U-23.

Dalam rangkaian pertandingan semifinal Timnas melawan Thailand tepatnya di bulan Agustus lalu Indonesia berhasil menakluklan lawan mainnya dengan skor 3-1. Pada pertandingan tersebut ada sebuah momen menarik ketika tiga pemain Timnas melakukan selebrasi atas kemenanganya, yaitu Frenky Missa, Kelly Sroyer, dan Arkhan Muhammad. Mereka bertiga melakukan selebrasi sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Sikap yang mereka lakukan tersebut menuai banyak perhatian dan pujian warganet. Hal tersebut menunjukan besarnya rasa toleransi yang mereka miliki, sesuai dengan semboyan Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetaPi tetap satu jua).

Sikap dari tiga pemain Timnas tersebut sarat akan nilai nilai moderasi beragama yang menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama dan menghargai perbedaan. Di zaman Rasulullah SAW sikap toleransi telah diperlihatkan secara jelas ketika beliau memperlakukan ahli kitab baik yahudi maupun nasrani dengan menghormati dan memuliakan mereka. Rasulullah juga sering mengunjunginya dan jika diantara mereka ada yang sakit beliau  pun menjenguknya. Meskipun perbedaan amat kentara diantara mereka namun Rasul tidak membatasi interaksi dengan umat yang berbeda agama serta tetap mengayominya seperti beliau memperlakukan umatnya. Berdasarkan teladan Rasulullah dan juga sikap tiga pemain timnas Indonesia u-23 kita bisa mengambil pelajaran yang amat berharga terkait toleransi dan menghargai perbedaan. Tak ada alasan bagi kita untuk membedakan orang lain meskipun terdapat differensasi dalam banyak hal seperti suku, ras, budaya, etnik, bahasa, hingga agama. Perbedaan merupakan sunatullah atau ketetapan-Nya yang tidak bisa ditolak. Karenanya, perbedaan tidak boleh menghalangi kita untuk bersaudara, Bersatu, bersama-sama membangun kehidupan yang sejuk, damai, toleran, saling menghargai antara satu dan lainnya.