Pewarta : Nanang, Editor : Fajri Muarrikh
Hongkong – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan melakukan program pengabdian di Hongkong mulai dari tanggal 20-27 September 2024. Sebagai pihak yang sering disebut pahlawan devisa negara, sudah selayaknya para pekerja migran mendapat perhatian dan binaan. Demikian tutur Prof. Imam Kanafi ketika ditanya alasan program dilakukan.
Program pengabdian secara umum dilakukan dengan bekerjasama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hongkong. PCINU sendiri memiliki binaan berbagai forum pengajian yang rutin dilaksanakan setiap minggu. Menurut Moh. Suparno, selaku ketua Tanfidziyah PCINU Hongkong, kepenatan dalam bekerja selama seminggu ditumpahkan melalui berbagai program pengajian (keagamaan) di Hongkong. Inilah yang menyebabkan kegiatan keagamaan di Hongkong selalu semarak.
Baca juga : Pendampingan SOP PPKS oleh PSGA LP2M, Membangun Pesantren Bebas Kekerasan Seksual
LP2M menyempatkan diri mengisi kegiatan pengajian rutin (mingguan) yang dilakukan para pekerja migran. Dengan bekerjasama PCINU, tim LP2M bisa terkoneksi dengan kelompok pengajian binaan PCINU. Diantaranya adalah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Youen Long dan Cheung Chau. Pesan yang disampaikan pada pengajian tersebut adalah menjadikan Islam sebagai spirit untuk mewujudkan kehidupan yang berkualitas. Islam, tidak sekedar ritual rutin, tapi harus menjadi kekuatan pendorong untuk menebarkan perdamaian, mewujudkan kemaslahatan, serta menegakkan keadilan.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof. Zaenal Mustakim, menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari para pekerja migran di Hongkong, khususnya di Youen Long. Dalam acara terpisah, saat pertemuan dengan pengurus PCINU Hongkong, secara kelembagaan akan dilakukan MoU untuk menindaklanjuti kegiatan yang lebih kongkrit khususnya terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya penelitian dan pengabdian. Program ini bisa berupa KKN International.
Prof. Imam Kanafi, selaku Ketua LP2M Gusdur menyoroti aspek penguatan mental dan spiritual para pekerja migran. Acara ini memperoleh respon yang positif, baik dari para PMI sebagai jama’ah maupun pengurus PCINU Hongkong. Harapan mereka, kegiatan ini bisa diselenggarakan secara berkelanjutan pada masa mendatang.
Baca juga : Kekerasan Terhadap Anak-anak: Pentingnya Seks Edukasi dan Parenting untuk Para Remaja
Agama (Islam), tidak sekedar berfungsi sebagai pelipur lara (hiburan) dari kepenatan selama satu minggu bekerja, tapi forum yang rutin dilaksanakan setiap minggu ini bisa menjadi wadah untuk menghimpun solidaritas kebersamaan. Misalnya, ada forum konseling atau wadah menyampaikan berbagai masalah yang dihadapi, dari berbagai langkah yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut, bisa juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk menggali berbagai informasi yang diperlukan. Wadah komunikasi, bisa menjadi kekuatan tersendiri, sehingga para pekerja migran tidak merasa sendirian, tetapi memiliki rasa persaudaraan dengan mereka yang senasib, sebangsa, bahkan seagama.
Forum pengajian yang diisi oleh LP2M juga menyampaikan, warna Islam yang sejati adalah islam yang ramah, bukan yang mudah marah. Islam yang merangkul, bukan yang memukul. Islam yang keberadaannya menjadi rahmat bagi siapapun tanpa terkecuali, termasuk bagi non muslim, dan lingkungannya tanpa terkecuali.