Implementasi Moderasi Beragama: Belajar Dari Masyarakat Papua
Penulis: Tim Hijratuna
Papua adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Nugini bagian barat, atau biasa disebut sebagai west New Guinea. Papua disebut sebagai Papua Barat karena nama Papua bisa merujuk pada seluruh wilayah di Pulau Nugini, termasuk pula belahan timur negara tetangga yakni East New Guinea atau Papua Nugini. Papua juga terkenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan. Pulau Papua memiliki ekosistem yang beragam seta warisan budaya yang khas. Tak hanya itu, Papua juga menjadi rumah bagi banyak suku unik dan asli dengan berbagai bahasa, adat istiadat dan tradisi yang kaya khas masing-masing. Jika membahas tentang Papua, masih banyak orang yang salah kaprah dengan mengira bahwa provinsi ini cukup tertinggal dan tak tersentuh infrastruktur serta masih sangat kental akan kegiatan kesukuannya.
Padahal Papua tak jauh berbeda dari provinsi-provinsi lain yang ada di negara kita Indonesia. Provinsi Papua juga memiliki sarana dan prasarana yang sama seperti di beberapa provinsi di Pulau lainnya, hanya saja memang penduduk setempat masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan budaya yang mereka miliki. Alhasil Papua masih kental akan budayanya yang beragam, meski diterpa banyak pengaruh serta perubahan zaman. Hal itu pula yang menjadi alasan utama adanya toleransi yang kuat dan saling menghargai perbedaan di provinsi tersebut dalam hal apapun, termasuk toleransi antar umat beragama.
Pada tahun 2022 kemarin, tepatnya pada bulan Juli mahasiswa dari UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan mengikuti KKN Nusantara yang bertempat di Provinsi Papua. Pengalaman serta pelajaran yang tak ternilai juga mereka dapatkan, seperti bisa berbaur dengan masyarakat setempat yang memiliki pemikiran kritis terhadap isu-isu yang ada serta belajar bagaimana menghidupkan sebuah desa. Berbagai program kerja dan rangkaian kegiatan tercanangkan dengan baik serta maksimal dengan antusiasme warga setempat. Program kerja bisa lebih efisien pula karena keikutsertaan masyarakat dalam penyusunannya dan pemikiran kritis yang mereka miliki.
Berdasarkan keterangan dari Elok Widiana Sukmawati dan Sofyan mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan angkatan 2019, ada beberapa tantangan yang mereka hadapi selama berada di provinsi Papua. Hal ini lumrah terjadi, seperti halnya sebuah kegiatan di tempat-tempat baru. Mahasiswa dari luar Provinsi Papua tentu memerlukan adaptasi khususnya pada kendala bahasa, penerapan norma budaya yang berbeda dari tempat asal mereka. Serta bagaimana mereka harus berhati-hati dalam memilih dan mencari makanan halal, karena mayoritas penduduk di sana merupakan penganut agama Nasrani.
Selama kegiatan KKN berlangsung ada banyak pelajaran yang didapat, termasuk nilai-nilai moderasi beragama yang diimplementasikan oleh warga setempat dan menjadi sumber inspirasi bagi para mahasiswa. Selain sikap toleransi yang dijunjung tinggi, masyarakat juga masih sangat mencintai tanah air mereka. Ini bukan omong kosong belaka, karena masyarakat Provinsi Papua masih mempertahankan nilai-nilai budaya mereka serta menjalankan peraturan maupun kegiatan adat dengan baik. Semua masyarakat memiliki sikap tersebut, dibuktikan dengan ketaatan mereka terhadap peraturan-peraturan adat setempat oleh seluruh lapisan masyarakat.
Tak hanya itu, masyarakat Papua juga tidak mempermasalahkan perbedaan, adapun perkelahian atau konflik muncul karena konflik internal masyarakat atau suku. Biasanya ini terjadi karena perebutan wilayah atau miskomunikasi yang terjadi. Oleh karena itu, masyarakat memerlukan pendekatan dengan komunikasi interpersonal secara langsung dan intens serta dilakukan secara berkala. Sejatinya nilai-nilai moderasi beragama dapat dilakukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia yang hidup ditengah berbagai perbedaan haruslah saling menghargai. Menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimiliki sama seperti masyarakat Papua juga diperlukan. Dengan begitu kita bisa hidup berdampingan dnegan damai dan harmonis tanpa adanya perpecahan, itu lah tujuan utama dari adanya moderasi beragama.