Kekerasan Terhadap Anak-anak: Pentingnya Seks Edukasi dan Parenting untuk Para Remaja

Penulis : Anis Muzkiyah, Editor : Ryuu Pangestu

Saat ini jagad media sosial kembali digegerkan oleh kasus kekerasan pada anak kecil hingga anak tersebut meninggal. Kasus kali ini terjadi di Cleveland, Ohio daerah Amerika Serikat yang dilakukan oleh seorang ibu berusia 32 tahun. Ibu ini meninggalkan bayinya yang beusia 16 bulan didalam rumah sendirian selama 10 hari. Diketahui ibu bayi tersebut pergi berlibur bersama temannya ke sebuah destinasi yang berjarak beratus kilo meter dari rumahnya.

Mirisnya, ibu ini meninggalkan anak tersebut dalam keadaan rumah terkunci tanpa seorangpun yang menjaga anaknya serta meninggalkan sebotol susu di dalam kotak permainan. Hal tersebut membuat publik merasa heran dan geram atas perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pelaku karena menyebabkan korban meninggal dunia.

Ikatan batin seorang ibu dan anak harusnya sangat kuat. Hampir tidak ada seorangpun ibu yang tega meninggalkan anaknya sendirian apalagi anak yang masih kecil dibawah umur 2 tahun. Namun pada kenyataannya hal yang dilakukan oleh seorang ibu di Cleveland, Ohio daerah Amerika Serikat ini malah sebaliknya. Padahal jika dilihat dari umurnya, pelaku bukan lagi seorang remaja atau ibu muda yang baru saja memiliki seorang anak. Kurangnya pendampingan dari orang tua pelaku serta kurangnya edukasi mengenai parenting pada pelaku membuat terjadinya perilaku menyimpang yang menyebabkan nyawa menghilng tersebut terjadi.

Baca juga : Pendampingan SOP PPKS oleh PSGA LP2M, Membangun Pesantren Bebas Kekerasan Seksual

Di Indonesia sendiri, sebenarnya tidak sedikit kasus kekerasan pada anak kecil diakibatkan oleh kurang matangnya mental psikis seorang ibu karena usia yang terlalu muda. Selain itu, budaya tindak kekerasan pada anak dengan tujuan mendidik atau mendisiplinkan anak sudah sejak lama terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Misalnya banyak orang tua yang suka menghukum anak dengan dipukuli, dikurung maupun kekerasan lainnya yang menyebabkan anak menjadi trauma dan mengalami gangguan baik secara fisik maupun psikis.

Melalui tindak kekerasan yang telah dialami seorang anak pada masa kecilnya membuat mereka besar dengan rasa takut dan cemas sehingga dapat memicu kembali tindak kekerasan yang sama pada anak-anak mereka. Hal ini membuat sebuah lingkaran setan yang tidak ada ujungnya, sehingga adanya pendidikan seksual dan parenting bagi remaja di masa kini sangat penting.

Pada zaman dahulu, sebagian masyarakat beranggapan bahwa pendidikan harus berlangsung didalam ruang kelas, padahal pembentukan karakter seseorang dimulai sejak lahir hingga dewasa melalui peran orang tua. Selain pendidikan seksual, para remaja juga baiknya diberikan pendidikan mengenai parenting yang baik untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak-anak terulang kembali.

Baca juga : Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga dengan Nilai Islami: Mencegah Kekerasan dalam Rumah Tangga

Pada saat ini, banyak bertebaran di media sosial mengenai cara menjadi orang tua yang baik dan benar serta cara menghadapi anak yang susah diatur. Banyak influencer di berbagai platform media sosial yang memberikan gambaran secara langsung bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak yang baik agar di masa depan mereka memiliki sikap yang positif dalam menghadapi segala permasalahan pada kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan parenting penting untuk para remaja agar mereka mendapat gambaran mengenai kehidupan setelah menikah yaitu mengasuh dan mendidik seorang anak.

Dengan pendidikan parenting ini, orang tua maupun calon orang tua dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan anak pada setiap tahap perkembangan usianya. Orang tua memiliki peran utnuk membentuk karakter seorang anak melalui sikap dan tindakannya dalam mengasuh dan mendidik anak. Melalui pendidikan parenting ini, diharapkan anak-anak penerus bangsa mendapatkan pendidikan karakter yang sesuai dan baik dari orang tua maupun calon orang tua di masa mendatang.

Pendidikan parenting ini juga dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak kecil seperti kasus yang menimpa seorang ibu Cleveland, Ohio daerah Amerika Serikat di atas. Pemahaman seseorang mengenai pola mengasuh yang baik dan sesuai dapat mengurangi kasus tindak kekerasan terhadap anak dan mengurangi timbulnya masalah yang lebih serius di masa mendatang.

Baca juga : Mengupas Dampak Kasus Bullying pada Kesehatan Mental Anak: Tantangan dan Solusi

Pendidikan seksual tidak hanya sebatas mengenai bagaimana cara seseorang melakukan hubungan dengan lawan jenis, namun terdapat banyak hal yang perlu diketahui oleh para remaja mengenai pendidikan seksual ini. Para remaja harus memahami bahwa terdapat batasan atau capaian umur yang ideal untuk melaksakan pernikahan, memiliki seorang anak maupun mengasuh dan mendidik anaknya. Usia yang matang membuat seseorang menjadi lebih paham

mengenai bagaimana cara menyelesaikan masalah serta mengasuh seorang anak. Selain pengalaman hidup, pengetahuan mengenai cara bertahan hidup juga biasanya didapatkan saat usia seseorang sudah di atas 20 tahun atau paling mudanya usia 18 tahun. Oleh sebab itulah, pemerintah Indonesia menetapkan batas usia minimal untuk menikah yaitu 19 tahun. Batas minimal usia tersebut tertuang dalam pasal 7 ayat (1) UU Nomor 16 tahun 2019 yang menyatakan bahwa pernikahan yang dizinkan oleh negara apabila seorang pria maupun wanita telah berusia 19 (sembilan belas) tahun. Pendidikan mengenai seksual ini baiknya sudah diberikan kepada anak mulai dari usia 6-8 tahun dengan cara yang menarik dan tidak terlalu berbau vulgar.

Pada saat anak mulai menginjak usia remaja, maka sebaiknya sebagai orang tua atau pendidik memberikan pengetahuan mengenai buruknya seks bebas dan penyakit-penyakit berbahaya yang dapat menimpa seseorang. Hal ini diperlukan agar anak mengerti bahwa pada usia remaja mereka belum siap secara fisik dan mental untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis. Jika anak sudah dewasa dan sudah memasuki masa siap untuk menikah, maka baiknya pendidikan mengenai seksual sudah membahas tentang melakukan hubungan sehat dan cara menjaga kesehatan daerah intim.