Tradisi dan Transformasi: Pendidikan Pesantren dalam Era Modern

Penulis : Ahmad Syahrir, Editor : M. Nurul Fajri

Dengan berkembangnya zaman yang sangat maju, maka diperlukan model pendidikan yang mengedepankan kecerdasan spiritual keagamaan, salah satunya adalah pendidikan di pesantren, di mana pendidikan pesantren biasanya menggunakan metode – metode klasik yang masih di pertahankan secara turun temurun.

Dalam Pendidikan pesantren digunakan 3 metode pembelajaran, yaitu Sorogan, Bondongan,dan Musyawarah.

Metode Sorogan adalah metode yang di mana setiap santri menghadap secara bergiliran kepada kiai untuk membaca, menjelaskan atau menghafal pelajaran yang diberikan sebelumnya,kitab- kitab yang digunakan merupakan kitab klasik seperti Alfiyah Ibnu Malik, kitab Fat’ul Mu’in, Tafsir Jalalain dan lainnya.

Sistem Bandongan adalah sistem trasfer keilmuan di mana kiai atau ustādh membacakan kitab, menerjemahkan dan menerangkan sedangkan santri atau murid mendengarkan,menyimak dan mencatat apa yang disampaikan.

Metode Musyawirin disebut juga dengan metode musyawarah kitab; merupakan kegiatan membaca, menelaah dan mendalami secara mendalam isi dari sebuah kitab. Metode ini adalah salah satu tradisi pembelajaran yang ada di pondok pesantren. Dalam pelaksanaannya, musyawirin ini sepenuhnya mengadaptasi dari pelakasanaan yang ada di pondok pesantren. Para santri, khususnya mutakhorrijin (santri yang sudah lulus) pondok pesantren mempunyai tugas khusus yang harus dilaksanakan yaitu mengamalkan ilmunya di tengah masayarakat. Melalui kegiatan musyawirin ini mereka bisa mengamalkan dan memperdalam keilmuan mereka.

Metode – metode yang ada dalam pendidikan pesantren sangat efektif dalam menjalankan sistem pembelajaran, dimana metode-metode tersebut memiliki banyak sekali keunggulan, walaupun perkembangan zaman makin melesat, eksistensi pendidikan pesantren masih banyak, dimana banyak orang tua yang memilih untuk menempatkan putra-putrinya di pesantren ketimbang di sekolah-sekolah negeri maupun swasta. Banyak juga orang tua yang menyekolahkan putra-putrinya dan sekaligus menempatkannya di pesantren, walapun sistem pendidikan nasional berubah-ubah dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan pesantren tetap konsisten dengan sistem pendidikan tradisional.