Penulis: Nur Auliya Marzuqoh, Editor: Zuhrifa
Karakter merupakan sifat yang mana tertanam di dalam jiwa seseorang manusia. Hal ini mudah terlihat dari bagaimana cara seseorang bertindak, berucap, serta memperlihatkan pribadinya kepada orang lain. Pengalaman mengenai pendidikan dan sejarah adalah faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan apa yang dipelajari serta dipahaminya kedalam kehidupan sehari-hari. Hal ini termasuk bentuk pemikiran, perilaku, sikap, serta karakter dan budi pekerti atau bentuk cara berpikir serta berperilaku seseorang yang nantinya akan menjadi ciri khasnya.
Menurut perspektif sosiologi, karakter adalah ciri khas seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial, norma budaya, struktur sosial, dan interaksi. Karakter seseorang terkadang terbentuk oleh lingkungan sekitar termasuk yang paling penting yaitu keluarga. Karakter juga dapat menggambarkan bagaimana diri manusia tersebut. Indonesia adalah negara yang banyak mempunyai keberagaman begitu juga keragaman karakter yang dapat juga dipengaruhi oleh agama. Agama menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia memiliki keberagaman, namun hal ini tidak menjadi masalah apabila masyarakat Indonesia mempunyai kepribadian yang baik. Dalam hal ini karakter menjadi hal utama, suatu bangsa tidak akan maju apabila masyarakatnya tidak saling mendukung dan tidak menghargai orang lain. Dengan latar belakang agama yang berbeda ini menjadi suatu tantangan untuk kita bagaimana beradaptasi dengan orang lain tanpa memandang agamanya. Untuk itu moderasi beragama sangatlah penting.
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan dan Sosial dalam Mengadvokasi Moderasi Beragama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) moderasi mempunyai dua arti yaitu pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Sehingga, moderasi dapat diartikan sebagai Jalan Tengah. Moderasi beragama adalah usaha mengembalikan pemahaman dan praktik nilai-nilai beragama dalam kehidupan sehari-hari agar sesuai dengan esensinya yaitu menjaga harkat, martabat, dan peradaban manusia. Dalam menerapkan moderasi beragama kita mendapatkan banyak sekali manfaat untuk diri kita sendiri, orang lain dan bangsa. Untuk itu dalam artikel ini akan membahas tentang bagaimana moderasi beragama bisa membangun nilai-nilai karakter bangsa.
Sosiologi memainkan peran kunci dalam memahami dinamika moderasi beragama dan implikasinya dalam masyarakat. Melalui pendekatan analitis yang cermat, sosiologi dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi moderasi beragama, serta strategi yang efektif untuk mempromosikannya dalam berbagai konteks sosial. Dalam sudut pandang sosiologi, hal ini mencerminkan upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, toleran, dan harmonis, di mana keberagaman agama dihargai sebagai sumber kekayaan sosial dan budaya. Oleh karena itu, penting bagi individu, kelompok, dan lembaga sosial untuk terus berupaya mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama sebagai landasan untuk pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan damai.
Baca Juga: Peran Pendidikan dalam Memperkuat Moderasi dan Multikulturalisme di Kalangan Siswa
Penerapan moderasi beragama menjadi salah satu upaya untuk kesatuan bangsa, dalam menerapkan moderasi beragama maka akan menimbulkan kesadaran hukum dalam berkehidupan. Dalam sosiologi hukum, hukum berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Dengan kata lain, mencari hubungan yang seimbang dalam masyarakat dengan tujuan menciptakan situasi yang harmonis antara stabilitas dan perubahan sosial. Hukum juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai sarana perencanaan sosial, yaitu sebagai sarana untuk memodernisasi masyarakat.
Membentuk kesadaran hukum setiap orang tidak mudah, tetapi itu harus dilakukan. Seseorang dapat dinilai kesadaran hukumnya melalui perilaku patuh pada aturan yang ada. Dalam hal ini kesadaran hukum tercipta tidak lepas dari penerapan moderasi agama yang dimana moderasi beragama adalah sikap yang seimbang terhadap agama yang dianut sendiri dan penghormatan kepada agama lain.
Kerukunan Beragama menjadi contoh penerapan moderasi Bergama, Kerukunan dalam sosiologi adalah sikap saling menghargai dan menghormati yang dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, aman, dan nyaman. Kerukunan juga dapat meningkatkan toleransi dan pemahaman antar umat beragama. Moderasi dalam kerukunan beragama sangatlah penting untuk diterapkan karena dengan ini akan terciptanya masyarakat yang rukun antar penganut agama lain. Dengan banyaknya agama di Indonesia kita perlu menemukan solusi yang tepat untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, yaitu dengan moderasi beragama untuk saling menghargai perbedaan. Semangat moderasi beragama adalah untuk mencari titik temu dua kutub ekstrem dalam beragama.
Baca Juga: Nilai-Nilai Islam di Tengah Budaya Jepang: Pengalaman Hidup Komunitas Muslim
Di satu sisi, ada pemeluk agama yang ekstrem meyakini mutlak kebenaran satu tafsir teks agama, seraya menganggap sesat penafsir selainnya. Kelompok ini biasa disebut ultrakonservatif. Di sisi lain, ada juga umat beragama yang esktrem mendewakan akal hingga mengabaikan kesucian agama, atau mengorbankan kepercayaan dasar ajaran agamanya demi toleransi yang tidak pada tempatnya kepada pemeluk agama lain, yang biasa disebut ekstrem liberal. Keduanya perlu dimoderasi. Dengan hal ini keragaman agama yang terdapat di Indonesia merupakan anugerah yang tidak bisa dihapuskan. Dengan demikian, moderasi beragama harus hadir sebagai mempererat persamaan bukan mempertajam perbedaan.