Meneladani Moderasi Beragama dalam Kehidupan Sehari-hari

Penulis : Nayif Naufal Annur, Editor : Azzam Nabil Hibrizi

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh.

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang dengan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul di tempat ibadah ini pada hari yang mulia. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang membawa petunjuk hidup bagi umatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.

Pada kesempatan Khutbah Jumat kali ini, Khotib mengangkat tema tentang Moderasi Beragama, marilah kita bersama-sama meneladani nilai-nilai moderasi dalam beragama. Moderasi bukanlah kelemahan, melainkan kebijaksanaan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 143,yang berbunyi:

 وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّا سِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ  عَلَيْهَاۤ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ ۗ وَاِ نْ كَا نَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَا نَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِا لنَّا سِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143) .

Moderasi beragama mengajarkan kita untuk memahami dan menghormati perbedaan. Di tengah keragaman umat dalam beragama, kita diajarkan untuk bersikap bijak, menghargai perbedaan, dan menjaga keharmonisan. Rasulullah SAW merupakan tokoh teladan moderasi, beliau menjalani kehidupan dengan penuh keadilan, kasih sayang, dan keteladanan yang dapat dicontoh oleh seluruh umat.

Saudara-saudara yang dirahmati Allah,

Sebagai umat yang diberikan akal dan fitrah, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga moderasi dalam beragama. Janganlah kita terjebak dalam ekstremisme faham yang berlebihan dalam menyikapi sesuatu, dan dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat. Sebaliknya, marilah kita membangun toleransi, saling pengertian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Moderasi bukanlah sikap pasif, melainkan langkah proaktif untuk memperkuat persatuan umat. Kita dapat mencapai moderasi dengan lebih mendalami ajaran agama, memahami konteks zaman, dan mengedepankan prinsip rahmatan lil-alamin.

Saudara-saudara yang dirahmati Allah,

Dapat kita jumpai sikap  moderat bagi kehidupan didesa Linggo asri Pekalongan, disana terdapat lebih dari satu agama, didesa Linggo sudah banyak menerapkan sikap bermoderat dalam kehidupan bermasyarakat salah satunya  ketika khotib mewawancarai beberapa tokoh agama disana, menurut tokoh hindu dari bapak Taswono menjelaskan bahwa pondasi dalam hindu adalah kasih sayang kepada sesama, pengetahuan serta kebijaksanaan,tidak melakukan kekerasan ,dan bakti dengan ikhlas.

Begitu juga menurut tokoh islam  Bapak K.H Mustajirin yang mengemukakan bahwa agama islam juga mengajarkan untuk selalu menerapkan sikap Tawasut,wasatiyah,tegak lurus, keseimbangan, dan toleran.

Dalam budaya moderasi di Linggo Asri, umat hindu dan Muslim bersatu dalam pelaksanaan upacara serta membantu sesama tanpa memandang perbedaan. Pemahaman islam tentang moderasi mencakup tengah-tengah, cinta tanah air,kebenaran,keseimbangan, dan toleransi. 

Dalam mengembangkan moderasi beragama, mari kita tinggalkan sikap fanatisme yang memecah belah umat. Kita harus mampu menilai perbedaan dengan bijak, tanpa meninggalkan nilai-nilai agama yang tegas namun penuh kasih sayang. Kita adalah umat yang diberikan akal untuk berpikir dan hati untuk merasakan, maka gunakanlah dengan sebaik-baiknya.

Sebagai penutup, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menjaga moderasi beragama sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.