“Hidroponik: Sayang Lingkungan, Sekaligus Menghasilkan”

Oleh Shofi Nur Hidayah

Di zaman yang  serba canggih seperti sekarang ini kita dituntut untuk memiliki pemikiran yang kreatif. Sehingga dapat ikut bersaing dan tak tertinggal dengan derasnya perkembangan teknologi.  Makin pesatnya perkembangan zaman menjadi lebih modern membuat kita harus mampu beradaptasi dan mencari celah yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah. Tujuannya agar kita bisa mendapatkan penghasilan atau menebarkan kebaikan pada sesama.

 James J. Gallagher menyebutkan “Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her.” Artinya kreativitas adalah suatu proses berpikir atau mental gang dilakukan oleh individu berupa gagasan atau produk baru ataupun mengkombinasikan antara keduanya menjadi satu kesatuan ide yang baru.

Perkembangan zaman juga mempengaruhi banyak bidang, termasuk pertanian maupun perkebunan. Dahulu orang memerlukan lahan yang cukup luas untuk bercocok tanam, tapi di zaman serba maju seperti sekarang kita dapat bercocok tanam di lahan sempit atau disebut urban Farming. Pilihan dari urban Farming juga sanagt beragam, salah satunya ada hidroponik. Yakni, salah satu metode dalam budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan memberikan penekanan pada pemenuhan kebutuhan unsur zat hara bagi tanaman. Kebutuhan air dalam metode hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya tanaman dengan media tanah.

Hidroponik sangat cocok untuk budidaya tanaman dengan lahan terbatas, karena bisa menggunakan botol bekas air mineral maupun pipa paralon. Meski demikian perlu diperhatikan dalam memilih media dalam mempraktekkan hidroponik, agar hasilnya lebih maksimal. Dilansir dair katadata.co.od, pertama media tanam harus memiliki kemampuan menyimpan kandungan air, agar tanaman dapat memperoleh nutrisi dari kandungan air yang tersimpan. Kedua, media tanam harus memiliki struktur yang gembur, subur, dan mampu menyerap air dengan baik. Ketiga rendah garam, tidak mudah berubah bentuk dan tidak mudah kering saat suhu berubah. Terakhir, bebas dari hama dan patogen serta mengandung kapur atau kalsium.

Dalam budidaya hidroponik ada beberapa tanaman yang cocok seperti bayam, pakcoy, kangkung, dan selada. Juga beberapa tanaman obat seperti kunyit, jahe, lengkuas, lempuyang, bahkan beberapa tanaman hias seperti bunga mawar.  Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak sekali cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kreativitas, karena di setiap permasalahan yang muncul. Tentunya ada jalan untuk mendapatkan solusinya, termasuk dengan Hidroponik yang menjawab masalah keterbatasan lahan untuk budidaya tanaman.  Dengan adanya penerapan hidroponik harapannya masalah sampah juga bisa teratasi karena masyarakat yang menggunakan barang bekas sebagai media Hidroponik.

Selain itu, kita juga secara tidak langsung telah melakukan upaya daur ulang sampah. Hidroponik tidak hanya menjawab permasalahan kekurangan lahan dalam budidaya tanaman tapi juga masalah sampah yang selama ini belum juga terselesaikan. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas mampu memberikan jawaban atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Tugas kita hanya bagaimana mencari peluang dan solusi atas masalah yang terjadi.