KHUTBAH JUMAT :  Larangan berharap selain kepada Allah

Oleh : Khanifah Auliana

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, dan tak lupa sholawat serta salam kita sanjungkan kepada Rasulullah SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir.

Hadirin semuanya pertama-tama kita tak lupa untuk selalu mengingat kepada pencipta alam semesta yaitu Allah SWT yang selalu memberikan nikmat dan keberkahan. Tak lupa untuk mematuhi segala perintah dan menjauhi larangannya. Allah SWT begitu luas baiknya anugerah kepada semua makhluk dengan penuh kelembutan, dengan penuh kasih sayang yang tak ada batasnya. Hadirin yang berbahagia, Sekarang ini kita semua hidup di zaman yang serba ada, seba bisa karena kecanggihan teknologi. Bayangkan kita semua dipermudah, mau makan tinggal klik, mau pulang nggak ada kendaraan tinggal klik hanya menggunakan benda pipih yang sering disebut gadget.

Tapi seiring adanya kemudahan tersebut justru seolah kita semua dijebak, ibaratnya ada 2 dunia yang kita tinggali bukan cuma dunia nyata saja namun dunia Maya atau media sosial. Semua orang bisa berinteraksi melalui media meskipun jaraknya jauh bahkan sampai luar negeri masih bisa berkomunikasi. Tapi balik lagi diantara dampak baik tersebut pasti ada beberapa dampak buruk lainnya. Mudahnya seseorang mengakses informasi itu justru jadi satu pintu menuju hal lain salah satunya melihat berbagai latar belakang orang lain hanya dengan lewat postingan mereka di media sosial. Kita semua berlomba-lomba memposting diri dengan versi terbaik, dengan prestasi bahkan kekayaan agar dipandang luar biasa. Karena hal itu, justru memberikan dampak buruk bisa terjadi, ketika orang lain memposting tentang harta pasti ada yang iri meskipun tujuannya bukan pamer.

Postingan-postingan tentang rumah, pekerjaan atau lainnya memang sah-sah saja namun balik lagi apakah hal itu akan berpengaruh ? Jelas saja setiap hari orang-orang akan melihat betapa enaknya mereka yang selalu memposting kehidupan mewahnya. Dibalik itu semua pasti ada sebagian orang yang merasa insecure dan ingin di posisi tersebut. Jika terus dibiarkan dengan segala cara orang-orang akan berusaha juga meninggikan standar hidup mereka bahkan caranya tak sesuai syariat. Memperkaya kehidupan atau hidup mewah dengan cara pesugihan merupakan cara yang sering digunakan karena enggan merasakan susahnya berusaha sehingga mereka yang melakukan pesugihan biasanya ingi cepat atau instan. Padahal pesugihan sangat dilarang dan diharamkan dalam Islam.

Berkaitan dengan hal ini, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an :

surat an-Nahl ayat 98-99.

 فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99)

Artinya: Apabila kamu membaca Al–Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya (setan) atas orang-orang yang beriman dan dan berserah diri kepada-Nya.

Dalam makna ayat tersebut menjelaskan, jika hanya kepada Allah kita berharap dan berdoa, sehingga pesugihan dilarang karena menyekutukan Allah dan musyrik. Azabnya juga tidak main-main sebab di neraka nanti sungguh luar biasa bagaimana dosa yang ditanggung. Untuk memperkuat iman, perlunya menanamkan pikiran yang positif serta mendekatkan diri kepada Allah, mengunjungi majlis ta’lim dan belajar keagamaan. Selain itu mengurangi media sosial juga bisa jadi solusi yang baik agar kita tidak terlalu terpatok pada dunia maya. Bahwa berharap hanya kepada Allah dapat menumbuhkan sikap semangat dan optimis. Semangat, karena akan melahirkan jiwa yang profesional, selalu meningkagkan skill dan kwalitas, karena tidak pernah main mata menitpkan kepentingan kepada manusia. Melahirkan sikap optimis karena keyakinan bahwa Allah maha Besar dan Kaya. Fokus pada usaha dan meningkatkan kwalitas, dapat berjalan seiring dengan keyakinan, suatu saat, Sang Maha Besar dan Maha Kaya dapat membesarkan dan Mengkayakan usaha yang dilakukan.