Oleh Shofi Nur Hidayah
Bulan Rabiiul awal merupakan salah satu bulan istimewa dalam penanggalan hijriah. Karena pada bulan tersebut, terdapat peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang biasa diperingati pada tanggal 12 Rabiiul Awal pada kalender hijriah. Di tahun 2023 ini, peringatan maulid Nabi jatuh pada hari Kamis, 28 September. Memperingati maulid nabi juga berarti mengingat kembali Rasullullah Saw sebagai sosok teladan dalam kebaikan dan kemanusiaan.
Dilansir dari DetikHikmah, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qaumas berujar dalam keterangan pers pada Kamis, (28/9/2023) Maulid menjadi momentum kita bersama memahami perjalanan hidup, sekaligus belajar dari kebaikan dan rasa kemanusiaan Rasulullah. Masyarakat Indonesia sendiri melakukan berbagai kegiatan positif sebagai bentuk merayakan maulid nabi. Mereka berbondong-bondong dalam fastabiqul Khoirot, atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Serangkaian kegiatan bernuansa islami yang diakulturasi dengan budaya setempat juga dilakukan di berbagai daerah.
Contohnya saja tradisi khitanan massal yang terjadi di Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang yang dilakukan bertepatan dengan peringatan maulid nabi. Tradisi ini sudah ada sejak bertahun-tahun, dan pada tahun ini tepat 50 tahun perayaan tersebut dilestarikan. Selama 50 tahun tradisi ini dilakukan dengan meriah, serta terdiri dari beberapa kegiatan lain. Seperti, pawai obor, dan arak-arakan yang diikuti oleh masyarakat setempat dengan kreativitas berbeda-beda setiap tahunnya. Dahulu tradisi ini bernama Damar Sewu karena konon, masyarakat setempat menggunakan pelita berupa damar ceplik yang digunakan untuk penerangan. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, damar ceplik ini berganti menjadi lampu-lampu listrik dan ketika tradisi khitanan massal serta peringatan maulid diganti dengan obor dari bambu.
Masyarakat setempat begitu antusias dalam memperingati maulid mabi mereka akan membacakan sholawat sepanjang jalan yang dilewati ketika pawai atau arak-arakan berlangsung. Khitanan massal juga bentuk kegiatan positif serta implementasi nilai kebaikan dan kemanusiaan yang diterapkan masyarakat. Prinsip hidup rukun dan saling menebarkan kebaikan mereka dapatkan dari kisah-kisah inspiratif Rasulullah SAW semasa hidupnya, dari kisah tersebut banyak nilai-nilai kebaikan yang dapat diambil dan dijadikan sebagai teladan hidup. Budaya lokal yang terbentuk di Desa Wonobodro merupakan perpaduan apik antara nilai kebaikan dan budaya setempat, hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan nilai-nilai keagaman mampu bersatu padu menjadi hasil pemikiran atau akal budi manusia secara alami.
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak budaya lokal yang mulai terkikis eksistensinya akibat dari globalisasi. Karena itu melestarikan budaya lokal perlu gencar dilakukan agar integrasi nasional tetap bertahan serta bentuk keutuhan NKRI. Oleh sebab itu seluruh lapisan masyarakat berkewajiban untuk melestarikan budayanya. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melestarikan budaya lokal, seperti mempelajari budaya setempat, mencari tahu sejarah serta mengenal lebih dalam budaya lokal yang dimiliki, memperkenalkan budaya lokal pada orang lain dan terakhir adalah menggunakan teknologi untuk mengembangkan budaya lokal.
Dengan demikian kita mampu menjadi bangsa yang kuat dengan tidak melupakan budaya daerah dan tidak kehilangan ciri khas negeri kita tercinta. Menerapkan nilai-nilai keagamaan dan mengkombinasikannya dengan budaya yang ada merupakan bentuk nyata bahwa agama bukan pembatas dari adanya tradisi. Hal penting yang perlu kita ingat dan amalkan adalah kebaikan selalu ada dalam setiap lini kehidupan, baik dari segi agama maupun budaya yan apabila digabungkan justru melahirkan sinergi terbaik.