Kegiatan Prewedding memakai flare di Bukit Teletubbies sebabkan kebakaran hutan dan lahan di Bromo semakin menggila. Polisi sudah tetapkan seorang tersangka yang menjadi penanggung jawab prewedding tersebut. Sementara lima orang lainnya yang terdiri dari pasangan dan crew wedding organizer telah diperiksa sebagai saksi. Kepala BB TNBTS Hendro Winarko menyampaikan bahwa ada enam titik api yang sudah dipastikan padam dan menyisakan satu titik api di Gunung Watangan. Dilansir dari detik jatim Hendro menyampaikan pihaknya sedang fokus pada proses pemadaman api dan asap.
Setelah proses tersebut selesai baru akan diadakan identifikasi terkait seberapa luas lahan yang terbakar. Dalam keterangannya juga disampaikan bahwa akan diadakan kajian ulang terkait pembukaan wisatawan ke Gunung Bromo. Kebakaran tersebut mengakibatkan api merambat hingga kawasan Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang. Kabag BB TNBTS, Septi Eka Wadhani mengkonfirmasi bahwa kebakaran hutan terjadi sejak Rabu September lalu dan meluas hingga ke kawasan Bromo Hillside. Kebakaran juga membentuk semacama garis api yang memunculkan asap cukup tebal.
Dalam kasus kebakaran Flare prewedding tersebut menjadi tamparan keras untuk kita semua supaya lebih bijak dalam bertindak agar tidak mengakibatkan kerugian orang lain dan alam. Sejatinya manusia hidup di muka bumi sebagai khalifah bertugas menjadi perlindungan bagi umat dan menjaga kelestarian ekosistem serta kemakmuran. Sehingga dalam tindak-tanduk perlu diperhatikan sebab-akibatnya, jangan sampai tindakan yang kita lakukan berdasarkan keinginan dan ego semata.
Dalam moderasi beragama terdapat nilai cinta tanah air yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan kasus kebakaran di Bromo kita dapat melihat dampak yang ditimbulkan bagi alam akibat dari kecerobohan dan pemenuhan ego manusia. Islam juga mengajarkan untuk tidak merusak lingkungan, Nabi muhammad SAW telah bersabda dalam hadits riwayat An-Nasai, Ibnu Hibban, dan Ahmad yang artinya “Barang siapa menghidupkan tanah yang mati maka baginya pahala. Apa yang dimakan binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah.”
Berdasarkan hadits tersebut Rasulullah menegaskan bahwa kerusakan lingkungan akan berdampak bagi manusia itu sendiri. Pada dasarnya lingkungan tanpa adanya manusia akan tetap hidup, tetapi tidak dengan manusia yang tak mampu hidup tanpa adanya lingkungan. Sebagai manusia yang beriman baiknya kita menebarkan kedamaian dimanapun berada, sehingga sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Kasus kebakaran Savana Bromo mengingatkan kita untuk bersikap moderat, dan tidak berlebih-lebihan. Sebelum melakukan sesuatu, berbagai dampak yang ditimbulkannya harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Prewedding memang boleh-boleh saja, apalagi hanya dilakukan sekali seumur hidup. Meskipun begitu, jangan hanya atas nama sensasi, kemudian kita mempertaruhkan segalanya. Kelestarian alam untuk kehidupan adalah hal paling utama, dibandingkan sensasi yang sifatnya hanya sesaat.