PUSAT MODERASI BERAGAMA UIN GUS DUR PEKALONGAN MEMBERI SOSIALISASI PENCANANGAN KAMPUNG MODERASI BERAGAMA DI DESA JOLOTIGO, TALUN, KAB. PEKALONGAN

Pusat Moderasi Beragama LP2M UIN Gus Dur Pekalongan membersamai Kemenag, Kesbangpol dan FKUB Kab. Pekalongan, melakukan sosialisasi kampung moderasi beragama di Desa Jolotigo Kecamatan Talun, kab. Pekalongan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kemenag Kab. Pekalongan ini dilaksanakan di Balai Desa Jolotigo, pada tanggal 17 Mei 2023. Desa Jolotigo sendiri diproyeksikan sebagai salah satu model kampung moderasi beragama, dimana keharmonian dalam perbedaan sudah dipraktekkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan tersebut, narasumber dari UIN Gus Dur, Kesbangpol dan FKUB mengapresiasi kekayaan nilai masyarakat Talun, yang sudah mempraktekkan moderasi beragama. Secara spesifik, Nanang selaku Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Gus Dur menyampaikan, bahwa penghormatan terhadap perbedaan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi sebuah masyarakat dalam menjalani kehidupan sosialnya.  Penghormatan terhadap perbedaan ini seringkali terjadi pada masyarakat yang beragam. Perbedaan yang sudah disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, secara alamiah membuat seseorang memiliki pandangan yang inklusif, meskipun Pendidikan formalnya tidak terlalu tinggi.  Sebaliknya, orang yang tidak terbiasa dengan perbedaan, dia akan merasa kaget dengan perbedaan, sehingga rentan dengan tindakan intoleran, meskipun pendidikan formalnya tinggi.

Perwakilan dari Kesbangpol Subkhan menyampaikan mengenai wawasan kebangsaan dan nasionalisme, bahwa pada dasarnya, masyarkat Indonesia itu toleran. Politik dan kepentingan lah yang membuat berbagai paham intoleran, bahkan konflik bermunculan. Perwakilan dari FKUB Solehudin mengatakan, bahwa dialog antar umat agama yang berbeda perlu dipupuk dan dilestarikan. Tidak hanya antar umat beragama, di dalam satu agama, namun berbeda aliran pun perlu dilakukan dialog. Dialog, seharusnya menjadi gaya hidup keseharian masyarakat Indonesia. Inilah ptototype masyarakat Pancasila yang tetap harmoni dalam perbedaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *