Penulis : Gymnasti Afif Fakhri, Editor : Lulu Salsabilah
Manajemen dakwah adalah salah satu prodi dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang dipilih menjadi perwakilan riset secara langsung di Desa Linggoasri. Bekerjasama dengan tim pemberdayaan masyarakat UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan mengadakan kegiatan aktualisasi pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat berbasis moderasi beragama pada Selasa, 14 November 2023. Kegiatan ini berlangsung di Bumdes Caffela yang di ikuti oleh 200 mahasiswa dan pembicara merupakan tokoh agama di Desa Linggoasri yakni Mustajirin dan Taswono.
Seperti yang disampaikan pemateri bahwa, Desa Linggoasri biasa di kenal sebagai desa moderasi. Disana terdapat empat agama yakni agama islam, kristen, hindu dan budha. Namun, masyarakat disana tetap hidup rukun dan saling gotong royong hal ini dapat dilihat dalam kegiatan santunan anak yatim yang mana ini adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh umat islam, akan tetapi dari agama lain seperti agama kristen, hindu dan budha disana ikut berperan membantu seperti ikut serta menjadi panitia santunan anak yatim serta membantu sukses nya suatu jalannya kegiatan santunan anak yatim dari umat islam disana. Sebaliknya agama agama lainnya juga saling timbal balik membantu umat agama yang satu dengan yang lain seperti membantu memikul ogoh-ogoh yang mana ogoh-ogoh ini kegiatan dari umat Hindu meski begitu dari agama islam, kristen, budha disana ikut berperan membantu memikul ogoh-ogoh dan ikut beriringan dalam merayakan acara karnaval. Kemudian masyarakat disana bahwa jika salah satu agama merayakan suatu hari spesial nya misalkan seperti umat hindu yang sedang merayakan hari Nyepi kemudian untuk menghormati hal itu umat islam disana melaksanakan adzan dengan tidak menggunakan pengeras suara (mikrofon).
Tentu hal ini mencerminkan sikap moderat masyarakat di Desa Linggoasri, seperti yang dikenalkan oleh salah satu dosen UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan pak Rifai dan pak Samsul yang saat itu sedang melakukan riset di linggo. Bahwa warga Linggoasri sendiri belum menyadari bahwa masyarakat di sana telah menerapkan 9 nilai moderasi beragama. Yakni tawassuth artinya tengah – tengah, seperti mengutamakan sifat pertengahan dalam segala hal, tidak ekstrem kanan kiri, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dunia dan akhirat, ibadah, ritual dan sosial doktrin dan ilmu pengetahuan. Tasamuh artinya toleran, seperti menghormati perbedaan suku, agama, dan ras. Al – Syura artinya musyawarah, seperti membahas dan menyelesaikan urusan setara bersama, menghormati dan mematuhi keputusan bersama, mau meyakini pendapat orang lain.
Qudwah artinya kepeloporan, seperti menjadi pelopor dalam kebaikan. Ishlah artinya perbaikan seperti, berusaha memperbaiki keadaan, melakukan perubahan yang lebih baik, mau mendamaikan perselisihan untuk kebaikan bersama. Muwathanah artinya Cinta tanah air seperti, mempunyai rasa persaudaraan dengan sesama warga negara dan sikap sedia membela negara dari serangan fisik maupun non fisik sesuai ketentuan yang berlaku. Kemudian la’unf artinya anti kekerasan seperti, Cinta damai mengutamakan cara damai dalam menyelesaikan masalah atau mengatasi perselisihan, tidak main hakim sendiri. Dan yang terakhir U’rf artinya menghormati budaya menghormati tradisi yang dijalankan oleh masyarakat setempat serta tak mudah menuduh bid’ah dan sesat. Pak Tukiman sebagai tokoh agama Hindu disana menyampaikan bahwa moderasi beragama juga di ajarkan oleh agama Hindu, seperti satu bangunan rumah bahwa semua mahluk manusia bersaudara, ada pesan untuk tidak saling menyakiti. Ahisam piramadana artinya tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun, pekerjaan yang dikerjakan secara tulus dan ikhlas. Jenaya artinya pengetahuan atau kebijaksanaan dalam pilarnya ada empat yakni, menumbuhkan kasih sayang, karuna artinya toleran, upaksa maitri dan udita. Sehingga sikap moderasi penting bagi kita, mengingat negara kita Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman seperti bahasa, agama dan budaya. Moderasi ini menjadi solusi bagi antar umat beragama disisi lain moderasi dapat menjaga kesatuan bangsa.