Penulis: Farah Maulida, Editor: Sirli Amry
Dalam dunia perdagangan, Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang sempurna. Sunnah beliau dalam berdagang mencakup prinsip-prinsip kejujuran, integritas, dan pengelolaan sumber daya yang bijak. Meneladani beliau, Mahasiswa KKN UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan berupaya untuk memberdayakan masyarakat Desa Sarwodadi dengan mengadakan sosialisasi pembuatan kerupuk dari telur asin, sebuah inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga desa.
Desa Sarwodadi merupakan desa yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah peternakan bebek yang menghasilkan banyak telur. Mahasiswa KKN UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan memanfaatkan potensi ini dengan mengadakan sosialisasi tentang inovasi pengolahan telur asin menjadi kerupuk. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 4 Agustus 2024 di Rumah Ibu Tri, anggota fatayat Dusun Bengkelung, Desa Sarwodadi, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Peserta sosialisasi ini mayoritas adalah ibu-ibu fatayat Bengkelung.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan dengan rutinan fatayat berupa pembacaan tahlil, asmaul husna, dan khataman Al-Qur’an. Kemudian, Adinda Ummul Fadzila, salah satu mahasiswa KKN, menyampaikan materi mengenai tata cara pembuatan kerupuk telur asin, mencakup alat, bahan, serta cara pengolahannya. Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang memungkinkan peserta untuk mendalami materi yang telah disampaikan.
Baca Juga: Beragama dan Berkepercayaan: Hak atau Kewajiban?
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana ajaran Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa KKN berhasil mendorong masyarakat untuk mengolah sumber daya alam secara kreatif dan produktif. Selain itu, masyarakat perlu memberdayakan sumber daya alam yang ada karena sumber daya alam yang berlimpah itu Allah ciptakan untuk manusia. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surat An-Nahl, Ayat 14:
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.
Artinya: “Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl [16]: 14)
Dalam Surah An-Nahl ayat 14 diatas memberikan beberapa pelajaran penting yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat yakni adanya pemanfaatan sumber daya alam. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah telah menundukkan lautan agar manusia bisa memanfaatkannya. Hal ini bisa diinterpretasikan sebagai dorongan untuk memanfaatkan semua jenis sumber daya alam, termasuk daratan dan laut, dengan cara yang baik dan bermanfaat.
Ayat ini juga mengajarkan kepada kita tentang rasa syukur. Pemanfaatan sumber daya alam harus disertai dengan rasa syukur kepada Allah. Syukur ini dapat diwujudkan dalam bentuk kreativitas dan inovasi dalam mengolah kekayaan alam menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti pembuatan kerupuk dari telur asin.
Dengan mengajarkan masyarakat cara inovatif mengolah telur asin menjadi kerupuk, mahasiswa KKN membantu masyarakat desa meningkatkan taraf ekonomi mereka. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat identitas lokal Desa Sarwodadi tetapi juga menciptakan produk unggulan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk terus berinovasi dan memaksimalkan potensi yang ada sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Melalui pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang baik, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dan inovatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan perekonomian warga tetapi juga memperkuat identitas desa dengan menciptakan produk unggulan yang menjadi ciri khas lokal. Dengan begitu, warga dapat lebih mandiri secara ekonomi dan terus mengembangkan kreativitas dalam memanfaatkan kekayaan alam yang Allah SWT telah berikan, sebagaimana yang diamanahkan dalam ajaran Islam untuk selalu bersyukur dan memaksimalkan potensi karunia-Nya.