Lima Tahun Vakum, Umat Konghucu Kota Pekalongan Kembali Menggelar Peh Cun

Pewarta: Ika Amiliya Nurhidayah

Pekalongan – Umat Konghucu Kota Pekalongan kembali menggelar tradisi Peh Cun setelah vakum sejak 2019. Tahun ini, Peh Cun dan sedekah laut diselenggarakan di Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan pada hari Sabtu, 31 Mei 2025.

Sekretaris Majelis Agama Khonguchu Indonesia (MAKIN) Herman Mulyanto menyatakan, perayaan Peh Cun 2020 hingga 2024 tidak terlaksana karena beberapa kendala, mulai dari pandemi Covid-19 hingga Pemilu.

“Tahun 2019 itu terakhir, terus 2020 kan ada covid, terus pembangunan di daerah sini (Pantai Pasir Kencana), (dan) penanganan rob. Sebenarnya acara ini mau kita laksanakan 2024, tapi lagi-lagi ada kendala pemilu, setelah 5 tahun kita vakum, kita mulai lagi tahun ini,” ujarnya.

Terdapat berbagai rangkaian acara dalam tradisi ini, mulai dari ritual sembanhyang oleh MAKIN yang diikuti oleh umat Konghucu dan persembahan sesaji kepada Qu Yuan, lomba mendirikan telur, serta pembakaran replika kapal.

Hermanto kembali menjelaskan filosofi pembakaran replika kapal untuk peringatan Peh Cun dan sedekah laut di Kota Pekalongan. Menurutnya, kapal merupakan simbol khas Kota Pekalongan sebagai wilayah dengan penghasil ikan.

“Kota Pekalongan ini kan terkenalnya batik dan ikan. Di samping kita merayakan Peh Cun, kita juga melakukan sedekah laut, nah yang kita maksud sedekah laut itu supaya perikanan Pekalongan bisa tambah naik,” jelasnya.

Acara ini turut dimeriahkan oleh pertunjukan Barongsai, serta aneka stand UMKM. Tidak hanya umat Konghucu, masyarakat dari berbagai agama juga turut antusias menyaksikan acara ini. Perayaan Peh Cun ini menjadi bukti bahwa tradisi tersebut tetap relevan dan mampu menjadi perekat harmoni di tengah masyarakat yang majemuk sebagai bentuk implementasi Moderasi Beragama.

Baca juga:Ngaji Budaya: Ruang Bertemunya Tradisi Dan Moderasi Beragama Di Desa Jetaklengkong

*Foto: Dok.hijratunaa (31/05)