Lestarikan Permainan Tradisional:  Kelompok 25 KKN 57 UIN Gusdur Adakan  Permainan Jengklek Bersama Anak-Anak Desa Talun

Di zaman yang serba modern seperti sekarang banyak sekali inovasi-inovasi yang masuk ke setiap lini kehidupan. Salah satunya adalah pada mainan anak-anak, di zaman sekarang anak-anak cenderung menyukai permainan modern bahkan tak jarang mereka lebih memilih game online ketimbang permainan tradisional. Penggunaan gadget ini tentunya berpengaruh besar terhadap tingkat kemampuan anak dalam bersosialisasi terhadap teman sebaya.

Permainan tradisional di Indonesia sangat beragam, diantaranya adalah petak umpet, cublak-cublak suweng, gobak sodor dan lain sebagainya. Selain kenarik dan seru saat dimainkan, permainan tradisional juga memiliki nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah melatih kekompakan, membangun kebersamaan, gotong royong, hingga saling menghargai.

Permainan tradisional sejak dahulu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, disebut tradisional karena permainan tersebut menggunakan alat dan bahan sederhana yang mudah didapat disekitar tempat masyarakat tinggal. Namun, lagi-lagi karena perkembangan zaman permainan tradisional semakin sepi peminatnya dan mulai kehilangan eksistensinya. Untuk menghindari hilangnya permainan tradisional di kalangan masyarakat dan anak-anak mahasiswa KKN angkatan 57 UIN Gusdur Pekalongan, mengadakan kegiatan bermain jengklek bersama bersama anak-anak Desa Talun kegiatan ini dilakukan pada Sabtu (28/10/2023) di sekitar posko KKN.

Dimas Surya Pratama, selaku Koordinator Desa ( Kordes) KKN Desa Talun mengatakan tujuan dari adanya kegiatan ini adalah, “Untuk melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan. Serta berusaha mengikis jarak antara anak-anak dan remaja. Supaya bisa saling berinteraksi dengan baik dan solid,” tuturnya.

Kegiatan ini juga disambut baik oleh anak-anak Desa Talun, terbukti dengan antusiasme mereka saat mengikuti kegiatan ini. Mereka cukup senang dan semangat saat kegiatan berlangsung. Harapannya anak-anak bukan hanya dari Desa Talun saja, melainkan seluruh anak-anak yang ada di Indonesia tidak meninggalkan permainan tradisional daerah mereka masing-masing. Karena permainan tradisional juga menjadi bagian dari kekayaan budaya yang perlu dilestarikan agar tidak hilang tergerus zaman.