Oleh Shofi Nur Hidayah
Di zaman globalisasi seperti sekarang ini persebaran informasi sangat masif terjadi terutama pada media sosial. Setiap harinya kita melakukan banyak hal dan menerima banyak informasi berkat adanya kemudahan akses media sosial. Sangking banyaknya informasi yang kita terima, tak jarang terkadang kita merasakan perasaan bingung dan jenuh ditengah kesibukan yang ada. Fenomena ini dikenal dengan information overload atau banjir informasi. Menerima banyak informasi diwaktu yang sama bukanlah hal yang baik, karena otak manusia memiliki batasan dan waktu tertentu untuk memproses suatu informasi yang didapatkan.
Dilansir dari laman Grid.id gagasan seperti yang disebutkan diatas juga didukung oleh studi yang dikembangkan banyak psikolog dunia. Seperti, George Miller yang menyatakan semua manusia hanya dapat memproses tujuh jenis informasi pada saat yang sama. Selain itu Psikolog Donald Broadbent juga menyatakan bahwa persepsi manusia sebagai satu model filter, dimana manusia membutuhkan waktu untuk menaruh fokus pada beberapa hal saja.
Terlalu banyaknya informasi yang didapatkan juga mempermudah manusia dalam menganggap suatu fakta tanpa pernah diketahui sebelumnya. Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan adanya unggahan video di platform Twitter, dimana dalam video tersebut memperlihatkan sebuah helikopter terbang sembari menjatuhkan sesuatu yang tampak seperti asap hitam. Dalam narasinya sang pengunggah video menyebutkan bahwa momen tersebut merupakan pelepasan nyamuk hasil rekayasa genetika yang diklaim milik pendiri Microsoft, yakni Bill Gates.
Namun rupanya narasi tersebut tidak benar atau hoaks. Dilansir dari laman Kompas.tv yang menyatakan bahwa Jose Corona, seorang pilot Alamo Helicopter di Texas mengklarifikasi kejadian tersebut merupakan pengungkapan gender dengan menggunakan suar yang digantung pada bagian bawah badan Helicopter. Dari kasus tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa tanpa adanya pengelolaan informasi yang baik, manusia akan mudah mempercayai segala sesuatu yang mereka terima tanpa mempertanyakan realitas sebenarnya terlebih dahulu. Fenomena kebanjiran informasi bisa mengaburkan batas antara sesuatu yang penting dan sebuah gangguan.
Saat ini manusia dituntut melakukan segala sesuatu dengan cepat terutama dalam hal pekerjaan, namun kita juga perlu cermat dalam menerima informasi. Oleh karena itu kita melakukan beberapa cara untuk menghindari adanya banjir informasi, seperti membuat batasan dalam mengkonsumsi informasi, melakukan skimming atau fokus mencari informasi relevan yang di butuhkan, dan terakhir adalah menentukan sumber informasi yang terpercaya. Menghindari adanya banjir informasi merupakan upaya agar tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks. Hal tersebut juga merupakan memastikan kemaslahatan umat, dimana mencegah adanya persebaran berita hoaks yang jelas bisa memberikan banyak dampak buruk di masyarakat. Sebab tak sedikit pula konflik timbul akibat dari tidak selektif dalam memilih informasi.