Perayaan Hari Pangan Sedunia, Masyarakat Desa Mendolo Kenalkan Komoditi Pangan Lokal.

Kolaborasi Paguyuban Petani Muda (PPM) Desa Mendolo, Yayasan Swara Owa, dan KKN 57 Kelompok 6 UIN Gusdur. menyelenggarakan acara Perayaan Hari Pangan Sedunia dan Launching Kebun Brayan Urip pada minggu (29/10/23) bertempat di Dukuh Sawahan Desa Mendolo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan.

Peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun ini mengambil tema Air itu Pangan, Air itu Kehidupan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan dan Air bagi kehidupan Manusia dan Alam.

Acara ini dihadiri oleh Kepala Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Karanganyar Perum Perhutani, Kepala Cabang Dinas Kehutanan 4 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Camat Lebakbarang, Kapolsek dan Ramil Kecamatan Lebakbarang, Kepala Desa Mendolo, Ketua PKK Desa Mendolo, Direktur Yayasan Swara Owa, Biolaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Mahasiswa KKN UIN GUSDUR Pekalongan.

Acara yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2 hari berlangsung lancar, dimana pada hari pertama pada hari Sabtu (28/10/23) dilaksanakan kegiatan meramban yang diikuti oleh masyarakat baik lintas usia, yakni mencari berbagai tanaman di hutan sekitar desa tinggal untuk dimasak pada 2 hari, sebagai wujud memperkenalkan pangan lokal.

Ketua panitia mengungkapkan harapan adanya kebun Brayan Urip ini agar digunakan sebagai sarana belajar bagi masyarakat di segala usia

“Harapan dilaunchingnya kebun Brayan Urip ini tentunya agar dapat dijadikan sebagai sarana belajar masyarakat di segala usia sekaligus sebagai konservasi lingkungan sesuai dengan namanya Brayan Urip artinya berbagi kehidupan, bukan hanya kehidupan kita sebagai manusia melainkan juga kehidupan segenap makhluk hidup yang ada di sekitar kita.” ungkap Restu saat sambutan launching kebun Brayan Urip (29/10/23)

Acara ini ditutup dengan hiburan ketoprak sayur yang menceritakan mengenai persaingan antara sayur lokal (kluwek, pakis, dan keji) bersama dengan sayur modern (kentang dan kubis). Dalam ketoprak sayur ini memunculkan adegan dimana lebah yang menyerbuki sayur lokal tanpa mendapatkan nektar dan adegan ini munculkan kalimat “brayan urip” yang mempunyai makna hidup itu harus bersama atau bareng-bareng, begitu pula dengan kebun yang dilaunching pada hari pangan ini. Ketoprak sayur pun berakhir dengan sayur lokal yang tetap dipilih.