Akankah AI dapat Menggantikan Peran Seorang Guru dalam Pendidikan?

Penulis: Khairun Nisa, Editor: Tegar Dwi Pangestu

Perkembangan teknologi yang sangat pesat menawarkan berbagai kemudahan dalam menjalani kehidupan. Salah satu perkembangan teknologi yang sedang popular saat ini yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI). Indonesia termasuk pengguna AI terbanyak. Dilansir dari databoks.katadata.co.id, Indonesia menjadi negara pengguna AI terbanyak ke-3 di dunia. Sebanyak 1,4 miliar pengguna internet mengunjungi aplikasi AI pada kurun waktu September 2022-Agustus 2023. AI banyak digunakan karena menyediakan berbagai fitur yang mempermudah pekerjaan manusia seperti kemampuan pemrosesan data cepat, prediksi dengan akurat, dan pengambilan keputusan yang tepat.

Saat ini AI banyak digunakan di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Terdapat banyak AI yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah tugas tenaga pendidik maupun peserta didik. AI dapat membantu guru untuk mengelola administrasi, membuat perangkat ajar, dan rencana pembelajaran. Tidak hanya sebagai asisten guru saja, AI juga dapat membantu peserta didik dalam proses belajar seperti sebagai mentor virtual yang dapat memberikan umpan balik, asisten suara (voice assintant) yang memberikan informasi terkait materi, serta konten cerdas (smart content) yang menyediakan materi pembelajaran menarik, Penerjemah bahasa digunakan untuk memfasilitasi peserta didik untuk belajar bahasa asing. Sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dengan mudah tanpa batasan waktu dan tempat. Dari berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh AI, akhir-akhir ini bermunculan banyak pertanyaan atau isu terkait “apakah masih diperlukan peran guru dalam dunia pendidikan?”.

Baca Juga: https://hijratunaa.com/tanggap-teknologi-digital-bsi-bersama-mahasiswa-kkn-uin-gusdur-desa-adakan-pembuatan-qris-di-desa-gondang/

Sejatinya pendidikan itu bukan sekedar proses transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berperan dalam proses transfer nilai. Dalam hal ini AI tidak memiliki kemampuan untuk memberikan nilai-nilai moral, etika, dan kepribadian yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Aspek kebersamaan, empati, dan kepedulian yang dihadirkan oleh seorang guru tidak dapat digantikan oleh teknologi. Guru berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik, mengajarkan nilai moral, memberikan dukungan, dan memberikan motivasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Interaksi antara guru dan peserta didik juga sangat penting dalam memfasilitasi pembelajaran yang efektif. Kemampuan guru untuk membaca kebutuhan dan keberagaman peserta didik, serta memberikan respons yang sesuai secara individual. Guru adalah sosok yang memberikan inspirasi, memotivasi, dan membimbing peserta didik untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Mengajar dengan cinta adalah inti dari profesionisme guru yang berkualitas. Cinta dalam konteks ini bukan hanya sekedar perasaan romantic saja, tetapi lebih kepada kasih sayang, kepedulian, dan dedikasi yang tulus terhadap peserta didik. Seorang guru yang mengajar dengan cinta akan memberikan pengaruh yang positif dan mendalam dalam kehidupan peserta didiknya. Pentingnya mengajar dengan cinta terletak pada pengaruhnya terhadap perkembangan holistik peserta didik. Ketika seorang guru mengajar dengan cinta, ia tidak hanya memperhatikan aspek akademik, tetapi juga aspek emosional, sosial, dan moral dari setiap peserta didiknya. Guru yang mengajar dengan cinta akan memberikan perhatian ekstra, dukungan, dan motivasi kepada peserta didiknya, membantu mereka tumbuh dan berkembang sebagai individu yang berdaya dan berempati. Selain itu, cinta juga memainkan peran penting dalam membangun hubungan antara guru dan peserta didik. Ketika peserta didik merasakan bahwa mereka didukung dan dicintai oleh guru mereka, mereka akan lebih terbuka untuk belajar, lebih percaya diri, dan lebih termotivasi untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Kesimpulannya Meskipun AI dapat memberikan bantuan dalam beberapa aspek pembelajaran, teknologi terus berkembang pesat, peran guru dalam dunia pendidikan tetap tak tergantikan. Sebaliknya, integrasi teknologi dan peran guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang baik dan efektif bagi peserta didik. AI tidak dapat memberikan cinta dan kepedulian yang diperlukan untuk membentuk hubungan yang bermakna antara guru dan peserta didik. Cinta adalah hal yang manusiawi dan tidak dapat digantikan oleh teknologi. Oleh karena itu, dalam era di mana teknologi semakin mendominasi, penting bagi guru untuk tetap mengingat bahwa cinta dan kepedulian adalah inti dari profesi mereka. Guru yang mengajar dengan cinta akan menjadi panutan dan teladan bagi peserta didiknya, memberikan inspirasi, harapan, dan motivasi untuk meraih mimpi mereka.