Menjaga Kerukunan Beragama dan Keanekaragaman di Indonesia: Pesan Moderasi dari Bintang Tamu Nanang Hasan Susanto

Pewarta: Kharisma Shafrani, Editor: Sam

Kementerian Agama Kabupaten Tuban mengundang Nanang Hasan Susanto, seorang dosen dari UIN Gusdur Pekalongan, sebagai bintang tamu dalam program On Mic Studio Kemenag Tuban Episode ke-42 dengan tema “Moderasi Beragama dan Kehidupan Bernegara di Indonesia” pada Jumat, (26/01).

Moderasi beragama adalah gaya hidup yang mempromosikan kerukunan, seni menghargai, menjaga, dan toleransi tanpa menimbulkan konflik. Konsep ini merupakan usaha membentuk karakter moderat dalam menjalani kehidupan beragama.

Dalam episode podcast ke-42 tersebut, Nanang Hasan Susanto, yang bertindak sebagai fasilitator nasional moderasi beragama, menjelaskan bahwa moderasi bukanlah suatu aliran agama baru.

“Moderasi bukanlah madzhab, bukan agama baru, bukan aliran. Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap perilaku dalam mengimplementasikan nilai-nilai keberagaman dengan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, konstitusi, dan lainnya,” ungkap Nanang yang juga merupakan Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Gusdur.

Indonesia, sebagai negara yang dikenal religius, memandang religiositas sebagai aspek penting dalam bermoderasi beragama. Nanang juga menekankan bahwa moderasi beragama bukanlah usaha untuk memodernisasi agama, melainkan pemahaman terhadap agama tersebut.

“Pemoderasian bukan pada agamanya, melainkan pada pemahamannya, pada tindakannya terhadap keberagaman,” tambahnya.

Beliau juga menyoroti bahwa perdamaian antar agama dalam suatu negara tidak mungkin terjadi tanpa adanya dialog antar agama. Dialog tersebut juga tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada usaha untuk memahami ajaran dasar dari masing-masing agama.

Pada akhir podcast, Nanang mengingatkan masyarakat untuk menjaga keragaman di Indonesia.

“Saya melihat nilai-nilai penghargaan terhadap perbedaan sudah dijaga dan dihormati oleh banyak orang. Ini luar biasa dan harus dijaga karena itu adalah kekayaan kita. Kita harus mencegah Indonesia terpecah belah dan menjaga bumi tempat kita hidup dari kerusakan akibat pemaksaan kebenaran oleh kelompok tertentu. Ini tanggung jawab kita, karena jika bukan kita, lalu siapa lagi? Mari kita hindari konflik seperti yang terjadi di negara lain,” harap Nanang.