KKN Kelompok 40 Desa Kaligawe Gelar Lomba Duta Moderasi Beragama, Tingkatkan Toleransi Antar Agama

Pewarta : Ainnur khafidah, Editor : Amarul Hakim

Pekalongan – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) Kelompok 40 Angkatan 60 mengadakan kegiatan lomba duta moderasi beragama yang dilaksanakan di Balai Desa Kaligawe pada Minggu (24/11/2024).

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan dan memperdalam nilai-nilai moderasi beragama kepada generasi muda di desa tersebut, khususnya dalam konteks kehidupan bermasyarakat yang beragama.

Lomba ini diikuti oleh remaja desa yang menunjukkan antusiasme tinggi dengan mempersiapkan diri untuk tampil di depan umum. Mereka dengan semangat menyampaikan pidato yang bertemakan “Membangun Generasi Muda Yang Moderat, Toleran, dan Beragama”, sebuah tema yang sangat relevan untuk membangun kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman agama dan budaya. Dalam pidatonya, para peserta mengungkapkan pandangan mereka mengenai pentingnya prinsip moderasi beragama, yang tidak hanya menekankan sikap toleransi, tetapi juga pada saling pengertian, penghargaan terhadap perbedaan, serta menjaga keharmonisan antar umat beragama.

Baca juga : Peran Dosen dalam Transformasi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman generasi muda mengenai nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Desa Kaligawe, yang penduduknya terdiri dari beragam latar belakang agama, baik Islam maupun Kristen, menjadi contoh yang baik bagi pentingnya penerapan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat yang pluralistik seperti ini, penting bagi generasi muda untuk memahami bahwa perbedaan bukanlah halangan, tetapi justru bisa menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan bersama.

Selama lomba berlangsung, peserta memberikan penampilan terbaik mereka dengan menunjukkan keahlian berbicara di depan umum. Mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi pemikiran dan gagasan tentang bagaimana membangun kehidupan yang lebih inklusif dan penuh toleransi. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk menggali potensi remaja dalam mengembangkan kemampuan komunikasi dan berbicara di depan publik, yang sangat penting bagi pembangunan karakter mereka di masa depan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh masyarakat setempat yang datang untuk menyaksikan acara ini secara langsung. Dalam sambutannya, Koordinator Desa Marwan Murtadho, mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman tentang bagaimana seharusnya umat beragama hidup berdampingan dalam kedamaian. Ia juga menekankan pentingnya menanamkan rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama, apapun latar belakang agama dan kepercayaan mereka. Ia berharap, kegiatan ini bukan hanya menjadi acara sesaat, tetapi bisa berlanjut di masa depan untuk terus memperkuat semangat moderasi beragama di kalangan remaja desa Kaligawe.

Baca juga : Moderasi Beragama: Kunci Menjaga Kerukunan di Desa Pekiringan Ageng

Dewan juri yang terdiri dari mahasiswa KKN UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan bertugas untuk menilai peserta berdasarkan beberapa aspek, antara lain isi pidato, kemampuan berbicara, serta pemahaman mendalam terhadap konsep moderasi beragama. Penilaian ini tidak hanya bertujuan untuk memilih pemenang, tetapi juga untuk memberikan feedback konstruktif bagi para peserta, agar mereka semakin sadar akan pentingnya peran mereka dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Juri memberikan apresiasi tinggi terhadap kemampuan para peserta dalam menyampaikan pesan-pesan yang positif mengenai kehidupan berdampingan antar umat beragama dengan saling menghargai dan mengedepankan nilai-nilai persaudaraan.

Dengan diselenggarakannya acara lomba duta moderasi beragama ini, diharapkan para remaja desa Kaligawe dapat menjadi duta-duta moderasi beragama yang tidak hanya memahami pentingnya toleransi, tetapi juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Lebih jauh lagi, diharapkan kegiatan semacam ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain untuk menyelenggarakan acara serupa dalam rangka memperkuat kohesi sosial dan memperkokoh persatuan di tengah keberagaman yang ada.

Secara keseluruhan, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses berkat kerjasama yang baik antara mahasiswa KKN, masyarakat desa Kaligawe, dan pihak-pihak terkait. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang moderat, toleran, dan damai.