Pewarta: Esa Fitrotul Maulidiyyah dan Akhmad Dalil Rohman, Editor: M. Nurul Fajri
Desa Kutorojo, yang terletak di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, memiliki sebuah kekayaan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakatnya. Salah satu keunikan yang dimiliki oleh desa ini adalah kerajinan anyaman bambu yang dikenal sebagai reyeng. Reyeng bukan hanya sekadar kerajinan, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kutorojo. Dengan hampir 98% rumah tangga di desa ini menghasilkan kerajinan reyeng, dapat dikatakan bahwa pembuatan reyeng telah menjadi mata pencaharian utama bagi penduduknya.
Dalam upaya untuk menggali lebih dalam tentang proses pembuatan kerajinan reyeng serta memperkenalkannya kepada masyarakat luas, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Gusdur Pekalongan menginisiasi sebuah program kerja yang bertujuan untuk menelisik lebih jauh tentang pembuatan reyeng khas Desa Kutorojo.
Program ini tidak hanya melibatkan mahasiswa KKN, tetapi juga bekerja sama dengan pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Kutorojo. Dengan kolaborasi ini, diharapkan program dapat berjalan dengan lebih efektif dan berkelanjutan. Pada tanggal 16 Maret 2024, program kerja ini dilaksanakan di rumah salah satu pengrajin reyeng terbaik di desa, Ibu Surati.
Ibu Surati bukanlah sosok yang asing dalam dunia kerajinan reyeng. Sejak tahun 90-an, beliau telah mengabdikan dirinya dalam menghasilkan kerajinan anyaman bambu ini. Dengan pengalamannya yang luas, Ibu Surati menjadi mentor bagi para mahasiswa KKN UIN Gusdur Pekalongan dalam mempelajari proses pembuatan reyeng secara langsung. Para mahasiswa tidak hanya diajari teori, tetapi juga langsung mempraktikkan proses pembuatan reyeng dengan bimbingan langsung dari Ibu Surati.
Kepala Desa Kutorojo, Bapak Dulajat, turut memberikan apresiasi terhadap program kerja ini. Baginya, inisiatif ini tidak hanya membantu mengenalkan keunikan budaya desa kepada masyarakat luas, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Reyeng khas Desa Kutorojo telah menjadi produk unggulan yang tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga diekspor hingga ke luar Jawa Tengah.
Melalui program kerja ini, para mahasiswa KKN tidak hanya belajar tentang proses pembuatan kerajinan reyeng, tetapi juga memahami pentingnya melestarikan budaya lokal serta berkontribusi dalam pengembangan ekonomi masyarakat desa. Dengan demikian, program kerja ini bukan hanya sekadar kegiatan belajar-mengajar biasa, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari upaya membangun kesadaran akan pentingnya menjaga dan menghargai warisan budaya yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.
Selain itu, program ini juga memberikan dampak positif dalam hal pengembangan keterampilan dan pengetahuan bagi mahasiswa KKN. Mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis dalam pembuatan kerajinan reyeng, tetapi juga belajar tentang kerjasama tim, komunikasi lintas budaya, dan pentingnya memahami konteks sosial dan ekonomi masyarakat lokal. Ini semua merupakan pembelajaran yang sangat berharga di luar ruang kelas.
Dengan demikian, program kerja ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat desa Kutorojo, tetapi juga bagi para mahasiswa yang terlibat di dalamnya. Sebagai bagian dari upaya untuk mempererat hubungan antara universitas dan masyarakat, program ini menjadi contoh nyata dari kolaborasi yang berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat. Dengan adanya program seperti ini, diharapkan akan semakin banyak inisiatif lain yang dapat dilakukan untuk menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya lokal di berbagai daerah di Indonesia.