Tokoh Islam Inspiratif : Dr. Yusri Rusydi Jabr

Info Tokoh Islam Inspiratif:

Penulis: Ali Burhan

Alamat: Setono  Kota Pekalongan, Jawa Tengah Indonesia

Email: aliburhan@uingusdur.ac.id

Dr. Yusri Rusydi Jabr

            Nama tokoh ini sudah tidak asing bagi pelajar non pribumi di Bumi Kinanah (Mesir) khususnya dari Asia Tenggara. Dalam Lima thun terakhir sudah beberapa kali mengadakan safari dakwah ke Indonesia, Malaysia dan Singapura. Antusias muhibbin sangat besar menyambut kehadirannya di berbagai kota yang beliau singgahi, mulai safari pertama pada Januari 2017 silam sampai kunjungan terakhir yang tercatat pada akhir Februari sampai 17 Maret 2023 kemarin.

Dr. Yusri Rusydi Jabr lahir di Distrik Raudl al Faraj salah satu wilayah di Kairo, 23 September 1954. Sosok moderat multitalenta ini melanjutkan pendidikan akademiknya di Kuliah Kedokteran Cairo University Mesir dan tamat tahun 1978. Kemudian lanjut studi S2 dengan spesialis bedah tahun 1983 dan dilanjutkan S3 Kedokteran bedah tahun 1991 pada almameter yang sama. Dilansir dari Chanel youtube Qonah An-Nas yang mengulas tentang wawancara pribadi dengan Dr Yusri: Setelah gelar Doktor diraih beliau mengambil kuliah di Fakultas Syariah wa Qanun Al Azhar University tahun 1992 hingga 1998 menyelesaikan jenjang S1 ilmu Syariah dengan gelar Lc.

Dr. Yusri hafal al-Quran pada  tahun 1985 dengan sanad nyambung ke Imam Ashim, ulama di bidang qiraat Al-Qur’an. Kecerdasannya yang luar biasa menjadikannya seolah tidak pernah cukup dengan teori-teori kedokteran yang dipelajari di bangku kuliah, beliau juga sangat rajin dan mendalami kitab-kitab turats keislaman yang disampaikan oleh para guru ternama di masjid-masjid kota Kairo seperti Syaikh Hafidz al-Tijani, Syaikh Muhammad Najib Muthií, Syaikh Abdullah Siddiq al-Ghumary, Syaikh Ismail Sadiq al Adawy, Syaikh Muhammad Zaky Ibrahim, Syaikh Muhammad Alawy al-Maliki Mekah dan masih banyak ulama kenamaan lainnya. Sehingga tidak heran jika beliau juga mendapat ijazah irsyad (untuk menjadi seorang mursyid) pada tarekat syadziliyah.

Kecintaan beliau pada ilmu agama sempat menggoyahkannya untuk meninggalkan kuliah kedokteran supaya bisa lebih mendalam belajar di bidang agama, namun oleh sang guru Syaikh al-Ghumary beliau diarahkan untuk tidak meninggalkan kedokteran dengan prinsip: ‘’dimana saja Allah menempatkanmu, disitulah kamu dapat  beribadah kepada Allah. Buatlah hal itu dengan baik, karena itulah pilihan Allah buatmu’’. Atas dasar motivasi tersebut akhirnya Syaikh Yusri kembali menekuni  pelajaran kedokteran hingga selesai level S3 bahkan terlibat aktif dalam asosiasi dokter bedah internasional.

Beberapa kitab klasik tentang keislaman dengan variasi disiplin keilmuannya seperti hadits, fikih, akhlak, sirah nabawiyah (Sejarah Nabi) dan sebagainya disampaikan oleh beliau secara rutin dan berkesinambungan di beberapa masjid Kota Kairo dengan ulasan yang tajam dan mendalam. misalnya kitab al-Syifa’ bita’rif Huquq al Musthafa yang disampaikan di Masjid Qatbay Kairo, juga disampaikan di masjid Abu Bakar al-Shiddiq wilayah Muqathtam Kairo, Sahih Bukhari dan Risalah Qusyairiyah yang disampaikan di Masjid al-Azhar kota Kairo, Syarh Hikam Ibnu Athoillah yang disampaikan di Masjid Muqathtam selepas salat tarawih disamping Syarh Sahih Muslim Imam Nawawi, Syarh Sunan Turmudzi, Syarh Sunan Abu Daud dan kitab-kitab lainnya. Sepanjang yang penulis saksikan biasanya pengajian beliau di Masjid Al-Azhar dimulai tepat pukul 09.00 dan berakhir 10.30, selepas itu pergi menunaikan tugasnya sebagai dokter bedah.

Sebuah pengalaman spiritual yang penulis alami ketika penulis bergabung dalam rombongan bus ziarah ke Makam Syaikh Abu Hasan al-Syadzili di Wilayah Humaitsarah Mesir pada era 2006-an, sepanjang perjalanan yang jaraknya hampir 500 km itu tidak pernah sepi dari bayan (penjelasan) tentang hadits-hadits yang ada di Sunan Turmudzi. Hal yang menunjukkan tingkat kepedulian dan antusias beliau dalam menyampaikan  risalah tarbiyah ruhiyah

Murid dan muhibbin beliau tersebar di seluruh dunia. Metode yang diterapkan dalam tarbiyah yang diajarkannya dibangun atas dasar ilmu,dzikir dan taálluq (selalu mengingat ajaran) akan Rasulullah Saw. Dengan tuntunan ilmu manusia menyembah Allah dengan benar, menjauhkannya dari radikalisme beragama yang cenderung menjerumuskannya untuk mengangkat orang lain sesat bahkan sampai kepada tingkatan menghalalkan darah orang yang tidak sepaham dengannya. Channel Youtube dan Facebook yang menyiarkan session bayan beliau juga banyak mendapat follower mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu bahkan jutaan banyaknya.

Dr. Yusri ini mungkin menjadi tokoh representatif dari kalangan tasawuf dan tarekat yang selama ini identik dengan hanya memperbanyak wirid dan riyadhah pembersihan jiwa di masjid-masjid tanpa menangani masalah sosial masyarakat. Beliau bukan hanya seorang mursyid tarekat yang mumpuni, namun juga seorang dokter bedah yang sukses memberikan pelayanan kepada para pasien. Terbukanya pintu-pintu rizki tidak menggoyahkannya untuk tetap hidup konsisten dalam beribadah, tawadhu, dekat dengan semua pihak dan tetap berusaha memberikan bimbingan ruhiyah bagi para murid dan muhibbin baik secara langsung di forum-forum pengajian ataupun online melalui canel-canelnya yang mudah digoogling di internet.