Tren Budaya Flexing yang Berdampak Negatif

Oleh: Khanifah Auliana

Trend sekarang ini tentunya banyak sekali bermunculan mulai dari tren fashion, tren konten dan lainnya. Kehidupan trend TKA jauh-jauh yang namanya dari anak muda karena memang media sosial di dominasi para generasi muda. Hampir semua platform memiliki trendnya berbeda-beda bahkan akan mudah di ikuti oleh kalangan lain. Pengguna media sosial yang banyak lantas membawa berbagai trend baru yang mulai bermunculan. Namun tak selamanya trend itu berdampak positif ada pula trend yang membawa dampak buruk bagi diri sendiri atau bahkan orang lain.

Salah satu trend yang sedang marak tersebar yaitu Flexing, mungkin sebagiaj kalangan tak sadar telah mengikuti trend tersebut. Flexing memiliki arti menyebarkan sesuatu yang bernilai dari diri kita sendiri atau suatu pencapaian-pencapaian dan barang yang dinilai berharga lalu di posting pada media sosial. Memang tak salah jika kita hendak menyebarkan atau memposting sesuatu apa yang kita punya atau di rasa langka. Namun perlu diingat kembali tujuan dari memposting hal-hal tersebut. Banyak dari kita menwajarkan saja trend Flexing yang berlalu lalang pada media sosial. Padahal Flexing yang dilakukan bisa menyebabkan seseorang secara tidak langsung memamerkan apa yang dia punya dan akan berakhir pada perasaan sombong.

Meskipun di nilai biasa dan wajar bagi sebagian kalangan akan tetapi perlu untuk menghindari yang namanya Flexing. Hal itu akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang sekitar, dengan memosting sesuatu pencapaian dan kekayaan bisa menjadi faktor masalah lain. Bisa saja orang-orang terdekat menjadi iri dengki atau bahkan berusaha menjatuhkan. Selain itu dengan Flexing seseorang akan mudah merasa dirinya paling di atas dan menjadi sombong. Flexing juga sama halnya dan bahkan mirip dengan yang namanya Riya’ ( pamer). Oleh karena itu kita harus waspada dan hati-hati jika ingin membagikan atau share sesuatu ke.media sosial. Jangan biarkan hal itu menjadi kesombongan dan akan berujung pada dosa.

Dalam Al Qur’an sudah dijelaskan tentang larangan berbuat sombong : surat An-nisa ayat 142

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.

Dengan adanya peringatan dari surat yang ada di Al Quran tersebut, perlu kita belajar lagi agar bisa memahami kaidah-kaidah penting dalam Islam. Mana yang baik dan buruk agar tidak salah dalam bertindak. Boleh-boleh saja jika akan membagikan sesuatu yang berharga lewat media sosial asalkan dengan niat yang baik agar bisa memotivasi banyak orang dan pastinya tidak berlebihan karena akan mengundang masalah-masalah lain terutama Riya’.