Oleh Shofi Nur Hidayah
Perbedaan adalah hal mutlak yang terjadi dan sewajarnya dimiliki oleh manusia. Di Indonesia sendiri, perbedaan tak bisa jauh dari masyarakat baik itu perbedaan agama, suku, ras maupun bahasa. Tentu ada banyak tantangan yang dialami ketika perbedaan itu muncul di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Semua orang memiliki pandangan dan keyakinan pribadi atas segala sesuatu, ada beberapa hal yang dianggap sebagai sebauh kebenaran oleh suatu kelompok tapi kebenaran tersebut tidak diakui oleh kelompok lain. Kembali lagi masing-masing orang memiliki cara pandang atau prespektif tersendiri dalam memandang segala sesuatu.
Inti dari ajaran agama manapun adalah menebarkan kedamaian dan kebaikan dalam hidup bermasyarakat di dunia ini. Memahami hal itu, tentu kita mampu menyikapi setiap perbedaan dengan bijak. Jika saja kalau Allah SWT menginginkan, bisa saja seluruh umat manusia dijadikan sama (satu kaum).
Hal itu telah disebutkan dalam firman Allah SWT surat An-Nahl ayat 93 yang artinya: “Dan jika Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.” Tapi Allah tidak menginginkan itu. Karena, sesungguhnya, dalam perbedaan itu ada hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik. Membuat kita saling mengenal antara satu dan lainnya, sekaligus membuat kita yang berbeda, berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan.
Moderasi beragama atau menjalankan nilai-nilai keagamaan dengan semestinya dan memahaminya sebagai pedoman hidup bermasyarakat dan berbangsa, tidak hanya dilakukan oleh umat islam saja. Karena dasar atau inti ajaran agama adalah menebarkan kedamaian dan kebaikan, maka seharusnya sebuah perbedaan bukanlah hal yang bisa menimbulkan masalah. Kita tidak bisa menafikan adanya perbedaan diantara masyarakat Indonesia, namun jika kita mempu memahami agama dengan baik. Apapun agamanya, maka sebuah perbedaan adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan.
Saling menghargai setiap perbedaan yang ada adalah tugas kita sebagai manusia dan bangsa Indonesia. Dalam ajaran Islam sendiri menyebutkan bahwa adanya perbedaan adalah bentuk kekuasaan Allah SWT sebagai Yang Maha Esa, Allah SWT menghendaki adanya perbedaan di antara umat manusia dan menganjurkannya agar saling mengenal satu sama lain. Hal itu tertuang dalam Q.S Al Hujurat ayat 13 yang berarti: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” Oleh karena itu, menghargai perbedaan juga berarti menghargai kehendak Allah SWT. Menghargai adanya perbedaan bukanlah hak yang buruk, justru karena itu kita mampu hidup berdampingan dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda dan itu menjadikannya sebagai sebuah keindahan. Menghargai perbedaan juga berarti mengakui kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.