Jihad Santri Jayakan Negeri’ Semangat Juang Dari Santri Untuk Negeri

Oleh Shofi Nur Hidayah

Hijratuna, Pekalongan- Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) masih terus berlanjut dan di meriahkan oleh lembaga pendidikan formal maupun informal yang ada di Indonesia dengan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah dengan penampilan perwakilan pesantren pada Expo Pesantren 2023 di UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan. Acara ini merupakan bagian dari upaya semarakkan HSN yang dilakukan oleh beberapa pondok pesantren se-eks Karisidenan Pekalongan, pada Jum’at (20/10/2023).

Hari Santri Nasional, yang biasa diperingati setiap tanggal 22 Oktober bukanlah sekedar peringatan biasa. Melainkan sebuah ajang refleksi diri yang mendalam atas pengorbanan serta dedikasi santri dalam perjuangan meraih atau mengisi kemerdekaan. Tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ tentu tidak lagi berpusat pada santri berjuang dengan mengangkat senjata. Di zaman sekarang ini ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi kemerdekaan salah satunya dengan mencintai dan melestarikan budaya Indonesia. Pada kesempatan Expo Pesantren, para perwakilan pesantren dari se-eks Karisidenan Pekalongan menampilkan kebolehannya dalam seni masing-masing.

Setidaknya ada penampilan musik religi hingga seni tari yang ditampilkan oleh para perwakilan pesantren, salah satunya dari MAN 1 Pekalongan yang membawakan tari Saman. Akan tetapi tari Saman yang dibawakan cukup unik dan berbeda dari versi originalnya, sebab mereka mengkolaborasikan Tari Khas Aceh itu dengan instrumen rebana. Di mana rebana merupakan salah satu ciri khas dari para santri, tak ayal masyarakat pasti langsung teringat pada santri setiap kali alat musik tersebut dimainkan. Ini menunjukkan bahwa santri memiliki kreativitas yang luar biasa, diluar kemahiran mereka dalam ilmu agama.

Muhammad Asim, selaku pengurus MAN 1 Pekalongan mengatakan “Expo pesantren ini menjadi ajang kreativitas para santri sekaligus menunjukkan bakat mereka. Karena jauh-jauh hari para santri sudah memiliki basic pengetahuan tentang tari saman, dan mereka juga sudah berlatih tari tersebut. Memilih rebana sebagai pengiring tari Saman juga merupakan bentuk kreativitas dari para santri yang memang perlu mendapat dukungan dan apresiasi,” ujarnya saat ditemui di Expo Pesantren.

Penampilan perwakilan pesantren juga wujud nyata bahwa agama Islam tidak membatasi umatnya untuk melestarikan budaya yang dimiliki. Muhammad Asim menambahkan bahwa, “Budaya perlu untuk dilestarikan dan dengan adanya expo ini  para santri juga bisa bertambah pengetahuan, relasi, melatih mental serta memberikan wawasan yang luas,” imbuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa para santri dan kader pesantren berusaha untuk mtetap berkontribusi sesuai dengan kompetensi mereka ditengah derasnya arus globalisasi. Para santri berupaya keras berjihad dalam mengisi kemerdekaan dengan pendidikan, dakwah, bahkan pemberdayaan masyarakat.

Tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ harapannya bukanlah sekedar slogan atau bahkan omong kosong belaka. Dari tema tersebut kita semua diajak untuk kembali mengingat, menghargai, dan termotivasi atas semangat para santri dalam memberikan kontribusi nyata pada masyarakat untuk kemajuan bangsa dan negara. Hal ini penting untuk direnungkan para generasi muda yang tentu memiliki tanggungjawab melanjutkan perjuangan para santri-santri terdahulu. Semangat ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ merupakan pecutan keras bagi kita semua agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga penggerak, sekaligus pelaksana dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik sebagai negeri yang sejahtera.