Oleh Shofi Nur Hidayah
Hijratunaa, Pekalongan- Karnaval Sangiran, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah diikuti oleh ratusan warga setempat. Karnaval ini mengusung tema kearifan lokal dan dan potensi desa. Irini Dewi Wanti, selaku Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan bahwa 15 dadi 25 di kawasan Sangiran telah mengikuti karnaval tersebut. Pihaknya telah mendata dan melakukan pendampingan pada desa-desa yang ada, akan tetapi hanya 15 desa saja yang dapat ikut dalam karnaval budaya.
Karnaval budaya tersebut berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Dimulai pukul 13.00 WIB dan finish pada pukul 16.00 WIB, dengan rute sejauh 3km. Rute tersebut dimulai dari kantor Kecamatan Kalijambe, menuju Terminal Sangiran, Kalijambe. Setiap desa menampilkan kesenian dan kostum tradisional yang unik, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat yang menonton. Selain kostum, para peserta juga menampilkan atraksi yang luar biasa. Seperti adanya replika tikus purba dengan ukuran jumbo, gajah dan buaya besar. Juga tak ketinggalan peserta yang membawakan kesenian rodat dengan iringan tabuhan unik menggunakan jedor, lengkap dengan para anggota yang memamerkan atraksi semburan api dan sabetan cemeti.
Irini Dewi Wanti juga mengatakan bahwa karnaval budaya dan Sangiran Night Trail 2023 merupakan bentuk usaha mendukung keberadaan Museum dan Cagar Budaya (MCB) Sangiran agar terkenal baik di kalangan nasional maupun internasional. Harapan tersebut harus diimbangi dengan usaha berbagai pihak seperti masyarakat dan pemerintah. Beliau juga menyebutkan bahwa, “Adanya kegiatan ini sebagai bentuk menunjukkan kreativitas, benda seni, suvenir baik dari bahan bambu atau jerami dan lain sebagainya yang itu semua merupakan bagian dari budaya. Hak tersebut memberikan manfaat ke depan, sehingga pihak kami berusaha memotivasi untuk membuat trobidan ide gagasan yang bisa diwujudkan,” ujarnya pada Sabtu (4/11/2023).