Inovasi dan Kesuksesan Penyelenggaraan Haji 2024 oleh Pemerintah Indonesia

Penulis: Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag (Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan), Editor: Sam

Penyelenggaraan haji tahun 2024 di bawah kepemimpinan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas membawa sejumlah inovasi yang sukses meningkatkan kenyamanan dan efisiensi bagi jamaah haji Indonesia. Pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan berbagai inovasi dalam berbagai aspek pelayanan haji, sejak 2 tahun yang lalu terobosan-terobosan brilian telah dilakukan oleh Menteri Agama RI mulai dari konsumsi, hingga dukungan bagi jamaah lansia dan penyandang disabilitas. Pada tahun ini, keberhasilan pelayanan haji tahun-tahun sebelumnya di sempurnakan dalam berbagai aspek.

Pertama, Peningkatan Layanan Konsumsi. Salah satu kebijakan yang mendapat perhatian adalah peningkatan layanan konsumsi bagi jamaah haji. Sebelumnya, jamaah hanya menerima dua kali makan sehari selama berada di Makkah. Namun, sejak dua tahun terakhir, mereka mendapatkan tiga kali makan sehari. Kebijakan ini memungkinkan jamaah untuk lebih fokus pada ibadah tanpa harus memikirkan urusan makanan. Beban logistik juga berkurang karena jamaah tidak perlu membawa banyak bahan makanan dari tanah air, sehingga risiko kebakaran akibat memasak di kamar hotel dapat dihindari.

Pada tahun 2024, distribusi makanan selama puncak ibadah haji semakin diperbaiki. Jamaah kini mendapatkan konsumsi pada tanggal 7 dan pagi hari tanggal 8 Dzul Hijjah, serta di Arafah. Setelah puncak haji, konsumsi dilanjutkan pada tanggal 12 dan 13 Dzul Hijjah di hotel. Dengan demikian, kebutuhan makanan jamaah tetap terjaga meski dalam kondisi lalu lintas yang padat di Makkah.

Tahun ini, Jemaah haji mendapatkan konsumsi di tanggal 7 dan pagi hari di tanggal 8 Dzul Hijjah. Selebihnya mendapatkan konsumsi di Arafah. Begitu pula konsumsi pasca puncak haji, yaitu tanggal 12 siang dan malam serta tanggal 13 Dzul Hijjah pagi hari, Jemaah haji mendapatkan lauk dan atau makanan siap saji di hotel. Selebihnya, konsumsi regular untuk jemaah haji sudah dapat diberikan secara normal seperti biasa.

Kedua, Program Haji Ramah Lansia (HRL). Program Haji Ramah Lansia (HRL) yang dimulai pada tahun 2023 dilanjutkan dan disempurnakan pada tahun 2024. Lebih dari 30% jamaah haji Indonesia terdiri dari lansia, yang sering kali memiliki riwayat penyakit dan risiko tinggi. HRL merupakan terobosan penting dalam menyediakan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan khusus bagi jamaah lansia. Melalui program ini, jamaah lansia mendapatkan perhatian medis yang lebih baik dan fasilitas yang lebih mendukung kebutuhan mereka.

Screening kesehatan jamaah dilakukan dua kali untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi yang layak untuk menunaikan ibadah haji. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian dan meningkatkan keselamatan jamaah lansia selama perjalanan haji.

Ketiga, Pemanfaatan Ekonomi Haji. Menteri Agama RI juga berupaya untuk meningkatkan manfaat ekonomi bagi Indonesia dari penyelenggaraan haji. Inisiatif ini mulai menunjukkan hasil dengan adanya kewajiban bagi pengusaha katering di Saudi Arabia untuk menggunakan bumbu, makanan, dan lauk siap saji dari Indonesia. Di berbagai hotel di Makkah, jamaah kini dapat menikmati makanan khas nusantara yang disediakan oleh pengusaha Indonesia. Meskipun langkah ini baru awal, diharapkan ke depan bagian ekonomi haji yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha nasional akan semakin besar.

Keempat, Kebijakan Murur untuk Jamaah Lansia dan Risti. Insiden di Muzdalifah pada tahun 2023 menjadi pelajaran penting bagi pemerintah. Pada tahun 2024, kebijakan murur diterapkan untuk jamaah lansia, risti, dan penyandang disabilitas. Murur, yang merupakan makharij fiqhiyyah dalam fikih manasik haji, memberikan kelonggaran bagi jamaah yang tidak mampu untuk bermalam di Muzdalifah. Kebijakan ini disusun berdasarkan prinsip maqashid al-syariah untuk menjaga jiwa jamaah dan telah mendapatkan dukungan dari para ulama. Dengan kebijakan ini, seluruh jamaah dapat meninggalkan Muzdalifah tepat waktu dan melanjutkan ibadah di Mina dengan aman.

Penyelenggaraan haji 2024 oleh Pemerintah Indonesia menunjukkan berbagai inovasi dan perbaikan yang signifikan. Dari peningkatan layanan konsumsi, perhatian khusus pada jamaah lansia dan penyandang disabilitas, hingga pemanfaatan ekonomi haji yang lebih baik, semua langkah ini bertujuan untuk memberikan pengalaman haji yang lebih aman, nyaman, dan bermanfaat bagi jamaah Indonesia. Ke depan, diharapkan inovasi-inovasi ini terus berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih besar.