Edukasi Langkah Awal Mewujudkan Kesetaraan Gender

Oleh : Khanifah Auliana

 

Pembahasan gender tampaknya tak akan pernah habis untuk dikulik karena terkait dengan persoalan kehidupan sehari-hari. Baik laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan sifat dan kondratnya sejak lahir. Oleh karena itu, perbedaan sifat gender tersebut menjadi salah satu hal yang sering dipermasalahkan. Tak heran banyak kasus yang terjadi akibat ketidakpahaman terkait gender terutama kekerasan dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Apalagi sekarang ini begitu bebas dalam hal bermedia sosial, kita semua bisa melihat bagaimana kasus kekerasan merajalela meskipun tidak secara langsung atau verbal. Kekerasan yang dimaksud buka hanya terfokus pada fisik saja melainkan verbal atau tulisan. Selain itu, kini maraknya kekerasan seksual terjadi kebanyakan pihak perempuan yang jadi korban.

Kekerasan seksual memiliki arti kekerasan yang mengacu pada seks atau sensitif, korban yang mengalami kekerasan seksual ini banyak dari kalangan perempuan. Mengapa demikian? Sebab gender perempuan mengarah pada sifat atau kodrat yang mengartikan bahwa perempuan lemah lembut oleh karena itu, dari gender laki-laki akan menganggap perempuan itu lemah dan kalah. Padahal Allah SWT telah menerangkan pada Al-Qur’an bahwa laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama yang membedakan hanya pada sisi sifat kondratnya saja.

Dalam surat Al Imran ayat 195 menerangkan :

” Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain………”

Dari penggalan arti ayat diatas memiliki makna jika orang yang beramal tidak sia-sia, baik itu laki-laki atau perempuan. Dalam hal itu secara tidak langsung posisi antara laki-laki dan perempuan itu sama di mata Allah SWT. Kasus kekerasan seksual masih jadi masalah yang sampai saat ini perlu ditangani. Sayangnya beberapa pihak hanya menyudutkan korban atau dari sisi gender perempuan. Padahal pihak laki-laki juga perlu untuk sama-sama di edukasi agar tidak hanya menyalahkan terkait pakaian yang dikenakan perempuan. Dari sini kita bisa belajar untuk tidak menghakimi siapapun yang menjadi korban kekerasan seksual. Posisi menjadi korban tidaklah mudah apalagi untuk sekedar speak up pasti banyak pertimbangan karena takut dari tanggapan masyarakat.

Memberikan edukasi dari dini menjadi solusi yang cukup baik untuk laki-laki atau perempuan. Edukasi sejak dini akan menjadi kebiasaan, sekaligus dapat membentuk ruang bawah sadar seseorang. Terlebih bagi anak-anak yang sifat mereka suka mencontoh hal apapun dari melihat atau mendengar. Perlu diperhatikan bagi orangtua untuk membimbing anak-anaknya agar tidak salah mengambil tindakan. Edukasi tidak hanya pada contoh yang baik atau dilarang namun pembelajaran pada keagamaan juga sangat penting. Nilai-nilai agama perlu ditanamkan sejak dini supaya apapun bentuk aktivitas akan dipertimbangkan baik buruknya sehingga kekerasan seksual dapat dicegah. Nilai agama itu, muaranya adalah keadilan, kebaikan keharmonian, serta kesejahteraan bagi kemanusiaan.